17. Firasat

801 123 0
                                    

"Bukunya udah dibalikin, Ru?"

Haruto baru saja melangkah keluar kelas saat suara Mashiho menyapanya, ia menoleh menatap Mashiho dan Junkyu yang berdiri menyandar di dinding depan kelas.

Haruto menghampiri keduanya, "Udah tadi pagi," ucap Haruto lalu menipiskan senyum, Mashiho tak tau saja seberapa ribetnya Haruto menyelinap masuk ke rumahnya sendiri walau akhirnya tetap ketahuan Hanbin.

Dan mereka kembali berdebat kecil dengan ribetnya. "Ngapain kak?"

"Nungguin lo keluar kelas, lah." Junkyu membenarkan posisi berdirinya lalu merangkul Haruto.

Haruto mengeryit, bahkan Jeongwoo yang berdiri di sampingnya juga menatap Junkyu bingung.

Junkyu melangkahkan kaki membuat Haruto juga ikut melangkah, di belakang Mashiho dan Jeongwoo jalan bersisian.

"Cuma ngasih info aja hari ini pada main basket, Kak Yoshi khawatir lo bingung karena nggak buka grup." jelas Mashiho.

"Loh iya?" Haruto menengok menatap Mashiho bingung.

"Hm, sekalian gue pastiin Ruto udah balikin buku atau belum." Mashiho tersenyum, Haruto menelan ludah dan memalingkan wajahnya.

Mereka menuruni tangga, "Kak tangan lo bisa minggir? Gue nurunin tangganya nggak enak."

Junkyu mencebikan bibir dan melepas rangkulan, Haruto hanya menatap datar tak ambil peduli.

"Btw kak, tumbenan lo pake cardigan?" tanya Jeongwoo penasaran.

Junkyu melirik Haruto lalu menengok menatap Jeongwoo sekilas, "Pengin aja, sekarang kan juga lagi ber-angin."

Jeongwoo mengeryit sesaat, memang sih sekarang sedang ber-angin tapi kan ... ya sudah terserah Junkyu.

Jeongwoo beroh ria, lalu keempatnya mengobrol ringan membahas hal-hal random selagi berjalan ke lapangan.

*

Haruto tidak lagi bermain basket setelah sepuluh menit pertama, di sisa waktu istirahat yang tersisa sepuluh menit ia memilih duduk di tribun memperhatikan teman-temannya yang bermain dengan riang.

Sesekali ia akan memberi teriakkan semangat pada orang yang memegang bola, lalu menshootnya ke ring.

"Ru tangkep!"

Haruto menoleh dengan spontan menangkap susu kotak yang Junkyu lemparkan, cowok itu lalu duduk di samping Haruto.

"Buat gue?" tanya Haruto yang dibalas dengan deheman oleh Junkyu, Haruto tersenyum segera membuka plastik sedotan dan mencobloskannya ke susu.

Dia menatap ke lapangan sembari menyedot susu kotaknya, "WAAAHH KAK MASHIIIII!!!" teriak Haruto sembari berdiri ketika melihat Mashiho berhasil melakukan three point.

Junkyu menoleh menatap Haruto yang kembali duduk dengan ekspresi riangnya, jarang sekali Haruto begini.

Ia terkekeh pelan, walau perasaannya semakin tidak enak tapi melihat Haruto yang terlihat riang sekarang membuat Junkyu sedikit lega.

"Hm?" Haruto menatap Junkyu bingung, satu alisnya dinaikkan seolah bertanya.

Junkyu menggeleng kecil, Haruto masih menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya kembali menatap lapangan.

Junkyu ikut menatap ke lapangan, dalam hati ia berusaha meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu Junkyu takutkan.

Dan berharap bahwa firasat buruknya pada Haruto hanya Perasaannya saja. Perasaan yang sama sekali tidak Junkyu inginkan ataupun berharap terjadi.

Junkyu membuang nafas berat dengan kepala ditundukkan. Haruto melirik mendengar nafas berat itu.

Ia merapatkan bibir menatap susu kotak di tangannya dengan ekspresi rumit.

*

"Kak Ji!" Jeongwoo memanggil Jihoon sembari mengerakkan tangannya agar Jihoon datang menghampiri.

Jihoon menoleh, ia mengoper bola pada Yoshi kemudian berlari kecil menghampiri Jeongwoo yang sudah berdiri di pinggir lapangan.

Jihoon menggedikan dagu, "Kenapa?" tanyanya sedikit ngos-ngosan.

Jeongwoo mengalihkan tatapannya pada Haruto dan Junkyu, "Lihat ke tribun, suasana di sekitar mereka aneh."

Jihoon menoleh menatap arah pandang Jeongwoo, menatap Haruto dan Junkyu yang sama-sama menunduk memalingkan muka.

"Abis selisih mungkin?" Jihoon menjawab bingung.

Jeongwoo menatap Jihoon tanpa kata, Jihoon mendesah pelan. "Woo hubungan persahabatan mereka itu rumit, kita nggak akan ngerti."

Jeongwoo kini menatap tak terima, "Gue tau kak, tapi kenapa lo ngomong seolah kita bersepuluh bukan kaya persahabatan bagi Ruto?"

Jihoon mengeryit, "Bukan gitu maksud gue, kok lo jadi sensitif gini?"

Jeongwoo merapat bibir dengan perasaan mulai merumit, ia menatap ke tribun melihat Haruto dan Junkyu sudah mengobrol riang bahkan bercanda.

"Lo liat? Mereka baik-baik aja. Mungkin tadi karena salah satu dari mereka keceplosan makanya suasana jadi aneh, awkward."

Jihoon menepuk-nepuk bahu Jeongwoo, "Cuma perasaan lu Woo, jangan berpikir yang enggak-nggak." ucapnya berpesan kemudian kembali masuk ke lapangan, bergabung dengan yang lain.

Jeongwoo menatap punggung Jihoon, lalu menoleh kini hanya menatap sosok Haruto.

Melihat Haruto yang menunduk melamun tadi membuat perasaan Jeongwoo campur aduk.

Jujur saja Jeongwoo mulai takut, entah kenapa ia merasa akan kehilangan Haruto ....

──═━┈━═──
14.03.21

CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang