18. Watanabe Brother

868 127 4
                                    

Haruto melangkah menuruni tangga dengan tas hitam tersampir di bahu kanannya, langkahnya memelan saat melihat seorang laki-laki berjas hitam yang berdiri di samping tangga seperti menunggu seseorang.

Haruto melengos kecil lalu kembali melangkah melewati laki-laki itu, tak peduli.

"Den Ruto anda sudah di tunggu Pak Hanbin di mobil."

Haruto terus melangkah diikuti laki-laki itu yang mengekorinya di belakang, Haruto melirik kemudian mempercepat langkahnya.

"Den Ruto jika anda tidak ikut saya, ketiga teman anda akan saya sekap sampai lusa."

Haruto menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Seokjin yang menatapnya ramah.

"Siapa?" tanya Haruto dengan satu alis dinaikkan, dengan senyum kecil Seokjin menjawab.

"Ketiga mata-mata anda," ucapnya membuat Haruto terkejut setengah mati namun tertutup dengan ekspresi datarnya. Seokjin kemudian melanjutkan.

"Park Jihoon, Kim Junkyu, dan Park Jeongwoo adalah ketiga mata-mata anda yang sangat rahasia kini berada di tangan saya. Saya masih belum membocorkan berita ini pada Pak Hanbin tapi jika anda ikut saya untuk bertemu pak Hanbin di parkiran, rahasia ini akan saya pastikan aman."

"Tch," Haruto menatap tak percaya, Seokjin tersenyum lalu mengulurkan tangan ke depan, mempersilahkan.

Haruto berbalik kini menurut jalan ke parkiran menemui Hanbin. Di belakang Seokjin membuang nafas kemudian menyusul Haruto.

Langkah Haruto berhenti di depan pintu sebuah mobil bertepatan dengan itu kaca jendela di buka oleh Hanbin.

"Kasih kunci motor kamu ke Seokjin-ssi, biar dia yang bawa motor kamu." ucap Hanbin.

"Nggak mau." tolak Haruto dengan ekspresi tak suka, Hanbin menatap mata Haruto mengode agar memberikan kunci motornya pada Seokjin yang berdiri di belakang.

"Ru kakak nggak punya banyak waktu, cepet kasih kuncinya ke Seokjin-ssi. Se-ka-rang."

"Kalau nggak punya banyak waktu ngapain jemput aku? Emang aku minta???"

"Watanabe Haruto."

Haruto mengepal tangannya, ia membuang nafas kasar berbalik memberikan kunci motor yang ia sakukan di saku celana pada Seokjin.

Sebelum tangan Seokjin menyentuh kunci itu, Haruto menyeringai kemudian melempar kunci motornya ke tumbuhan pagar tak jauh dari mereka.

"Tolong cari kuncinya sampai dapat sebagai hukuman kamu," ucap Haruto sebelum berbalik dan membuka pintu mobil.

Seokjin masih tersenyum sampai mobil itu melaju pergi, ia membuang nafas berat memaklumi.

"Ken tolong bantu saya mencari kunci, biarkan Yoonbin yang menjaga tempat itu. Pukul 8 malam nanti bebaskan mereka." ucap Seokjin sambil menekan earphonenya, lalu berbalik mencari kunci.

"Baik senior,"

*

Haruto menopang dagu sembari menatap keluar jendela, musik santai mengalun indah di dalam mobil menggantikan suasana hening dan dingin.

"Gimana sekolah kamu?" Hanbin membuka percakapan setelah lama diam.

Haruto menggedikan bahu, masih tak melepas pandangannya dari kaca jendela.

Hanbin membuang nafas, "Nanti malam Kakak harus pergi lagi karena ada urusan kantor, dan kemungkinan besar nggak bisa dateng tepat waktu di hari ulang tahun kamu."

"Terus apa hubungannya sama aku?" Haruto melirik sekilas, "Biasanya juga kalau aku ulang tahun Kakak cuma kasih aku kado sama surat. Kok sekarang kaya dipermasalahin banget?"

CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang