19. Welcome to Our Camaraderie-!

869 132 11
                                    

"Gue denger lo ribut lagi sama Pak Hanbin, masalah baru?"

Haruto menatap Yoonbin yang langsung duduk di sampingnya. Malam-malam begini Haruto justru lari ke taman.

Jika Yoonbin tidak memasang GPS di ponsel Haruto, ia pasti kelabakan sendiri.

Setelah membebaskan trioJ, Yoonbin langsung mendatangi lokasi Haruto karena takut cowok itu kenapa-napa, Seokjin juga bilang kalau kedua Watanabe itu kembali ribut namun kali ini lebih besar.

Yoonbin mengeryit menatap bagian sekitar mata Haruto yang basah, ia lalu merogoh saku celananya dan menyodorkan sapu tangan pada Haruto.

"Lo bisa pake sapu tangan gue," ucap Yoonbin hati-hati, Haruto menatap sapu tangan itu.

"Nggak perlu." balas Haruto serak, Yoonbin menipiskan bibir kembali menarik tangannya.

Haruto membuang muka, lalu suasana hening menyelimuti. Angin malam berhembus sejuk, suara binatang malam samar terdengar.

Di tengah keheningan ini bisa Yoonbin dengar suara isakan Haruto beberapa kali, sesekali Yoonbin melirik namun kembali mengalihkan tatapan.

Ia tak lagi berkata-kata, jika situasi seperti ini seseorang hanya perlu teman untuk menemaninya kan?

Oh iya lupa, Haruto kan masih belum menerimanya. Yoonbin tersenyum miris.

Yoonbin melirik lagi, namun jadi mengerutkan dahi melihat tubuh Haruto bergetar hebat dengan isakan tangis yang semakin sering terdengar.

Yoonbin membuka mulut namun tak ada kata yang keluar, ia menatap Haruto beberapa detik kemudian maju memeluk cowok itu dengan ragu.

Haruto tak membalas ataupun menolak pelukan Yoonbin, tapi begitu Yoonbin memeluknya Haruto langsung menyembunyikan wajahnya di bahu Yoonbin.

"Lo bisa nangis dipelukan gue, lampiasin hal yang nggak bisa lo tahan sendiri." ucap Yoonbin menenangkan.

Yoonbin kemudian melirik, Haruto sudah ia anggap sebagai adiknya, itu artinya ia hanya bergerak secara naluri.

Tanpa di duga isakkan yang tadi terdengar tertahan kini keluar sepenuhnya dari mulut Haruto, sesekali Yoonbin akan mendengar Haruto meracau.

Yoonbin mengelus punggung Haruto menenangkan. "Lo udah kuat selama ini, nggak pa-pa kalau akhirnya pertahanan lo hancur. Itu manusiawi."

Haruto meremat bagian belakang jaket denim Yoonbin, menangis semakin kencang membuat Yoonbin menipiskan bibir.

Selama ini yang semua orang tau, Haruto anak kuat. Tak ada -hampir tak pernah- yang melihat Haruto menangis sakit seperti sekarang.

Itu semua terjadi karena Haruto pandai menyembunyikan emosinya.

Di depan teman-temannya Haruto adalah anak kesayangan semua, setiap mereka dalam masalah tak jarang Haruto yang menenangkan mereka seperti kasus Junkyu kemarin.

Bagi mereka keberadaan Haruto itu berharga, makanya semua cukup protektif pada Haruto juga kedua lainnya (Jeongwoo dan Junghwan).

Selain karena masa lalu Haruto yang pahit, Haruto juga selalu ada di saat titik terendah mereka.

Itulah kenapa mereka menjaga Haruto seperti kaca, sangat berhati-hati.

Tapi dibanding mereka yang hanya melihat Haruto dengan beberapa sisi; seperti marah, ngambek, senang, atau cute. Sebenarnya Yoonbin yang bisa di bilang cukup banyak melihat sisi lain Haruto yang mungkin orang lain tak pernah lihat.

Yoonbin pernah melihat Haruto menangis perih di kamar, Yoonbin pernah melihat Haruto ketakutan sampai tubuhnya bergetar hebat, tapi akhir-akhir ini Yoonbin sering melihat Haruto melamun.

CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang