Jeongwoo membawa Haruto dengan hati-hati, sesampai kantin Haruto langsung mengambil tempat di pojok samping dinding.
Tanpa kata Haruto menghabiskan sisa jus jeruk yang tadi ia beli, semua menatap Haruto bingung. Terutama orang yang duduk di samping Haruto.
"Lo ... nggak pa-pa?" tanya Yoonbin sembari menatap wajah pucat Haruto.
Haruto menoleh, agak terkejut sebenarnya tapi ia mengangguk, "Yaa."
Yoonbin menaikan satu alisnya tak yakin, Haruto mengangguk samar lalu menatap ke sekitar kantin yang mulai sepi.
"Lo yakin?"
Haruto kembali menatap Yoonbin, "Hmm." balasnya, ia kini menoleh pada Jihoon yang duduk di hadapannya.
"Lo ada permen kak?" tanya Haruto penuh arti, membuat semua yang tadi memperhatikan Haruto jadi memalingkan wajah mengerti situasi.
"Permen mint, mau?"
"Gapapa, makasih." ucap Haruto sembari menerima permen mint yang Jihoon sodorkan, Haruto langsung membukanya.
Jihoon mengangguk dan lanjut makan, sementara Haruto menatap temannya satu-persatu dan berhenti di Jaehyuk.
Keduanya melakukan kontak mata sebelum akhirnya Jaehyuk berdiri. "Ru, gue titip topi di lo ya? Harus ke kantor nih,"
Jaehyuk memakaikan topinya di kepala Haruto, ia pamit pada yang lain lalu pergi dengan buru-buru.
"Ada urusan apa dia?" tanya Junkyu sembari menatap yang lain.
"Biasa, anaknya Pak Daniel" ucap Asahi yang sedang menyemil kentang goreng.
Yang lain tertawa ringan, sementara Yoonbin diam kebingungan sendiri. Hyunsuk yang sadar hal itu kemudian menoleh menyenggol lengan Yoonbin membuat cowok itu menatapnya.
"Bingung ya?" tanya Hyunsuk, Yoonbin tersenyum canggung dan mengangguk.
"Jadi gini, Jaehyuk itu 'anak' kesayangan Pak Daniel, guru Matematika. Setiap beberapa minggu sekali Jaehyuk akan dipanggil ke kantor buat bantu ngoreksi soal-soal ulangan ataupun tugas murid sekolah ini. Lo ngerti, kan maksud gue?" jelas Hyunsuk.
"Yap, semacam babu." sambung Jihoon dengan celetukan asalnya.
Yang lain semakin ketawa, Yoonbin ikut tertawa kecil mendengar celetukkan itu.
"Parah lo kak, kalau sampai Pak Daniel denger terus dihukum keliling lapangan, baru tau rasa." kata Junghwan masih tertawa.
Jihoon menggedikan bahu, "Buktinya sekarang tuh guru nggak di kantin." ucap Jihoon acuh tak acuh.
"Eeeh?! Pak Daniel masuk kantin!" ucap Jeongwoo sembari menatap pintu kantin, semua menoleh.
"Tapi bohong ...." sambung Jeongwoo lalu tertawa ngakak, diikuti Haruto.
"Panik nggak, Hoon?" Junkyu menatap Jihoon dengan senyum menyebalkan.
"Nggak tuh, lagian gue juga udah tau si Jeongwoo cuma ngeprank." balas Jihoon sok cuek, padahal jantungnya berdebar kencang, panik.
"Haduuh perut gue sakit," ucap Hyunsuk sembari memegang perutnya dengan sisa tawa.
"Emang dasar receh." Jihoon mencibir, Hyunsuk langsung terdiam memandang Jihoon.
"Nggak ya, ekspresi lo yang tegang bikin lawak." katanya membela diri, lalu tertawa kecil.
Jihoon mendengus "Bodolah, nggak peduli." ucapnya dengan kesal.
"Yahh, ada yang pundung." Yoshi mencolek lengan Jihoon.
Jihoon menarik lengannya menjauh, ia semakin membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE
FanfictionTentang mereka yang berputar di lingkaran Watanabe Haruto ... dengan pemuda itu sebagai pusatnya. Di kelilingi oleh 12 pemuda yang lain, Haruto benar-benar tidak boleh berhenti, bahkan ketika dia lelah dengan dunia. But, someday, dia melakukannya. ...