"Bagaimana?"
Cowok itu tak menjawab melainkan menyerahkan sebuah buku berwarna hitam pada laki-laki di depannya.
Laki-laki itu mengeryit namun tetap menerima buku hitam itu, ia membuka halaman pertama.
"Semua yang terjadi pada Haruto telah saya rangkum dalam buku itu, sejauh ini tak ada yang berubah. Ia masih sama seperti tahun-tahun yang lalu."
Laki laki itu mendongak, "Bagaimana dengan lingkaran pertemanannya?"
"Semua teman-temannya memperlakukan Haruto dengan baik, saya bisa merasakannya sendiri. Mereka benar-benar tulus berteman dengan Haruto."
Cowok itu diam sejenak, "Saya rasa semua itu bisa terjadi karena Haruto telah melakukan sesuatu yang besar pada hidup mereka."
"Apa maksud kamu?"
"Saya tidak tau pak, tapi sepenglihatan saya Haruto telah melakukan suatu hal besar yang dapat merubah hidup mereka terutama untuk orang-orang bernama Junkyu, Jihoon, dan Jeongwoo. Mereka bertiga terlihat sangat 'menjaga' Haruto."
"Di samping itu teman-temannya yang lain juga turut menjaga Haruto. Sepertinya mereka sudah menganggap Haruto sebagai saudara mereka."
Laki-laki itu mengeryitkan kening, "Kamu sudah selidiki latar belakang mereka?"
"Maaf pak, saya sudah menyelidikinya tapi hasilnya nihil. Seseorang sudah menutup rapat latar belakang mereka."
Laki-laki itu menghela nafas dengan tanda tanya besar di kepalanya, ia menutup buku hitam di tangan kini lebih fokus pada cowok di hadapannya.
"Saya ingin kamu selidiki itu lebih jauh. Cari informasi tentang latar belakang mereka, tak apa jika sedikit."
"Baik pak, saya usahakan."
"Hm, apa ada kejadian akhir-akhir ini yang terjadi pada Haruto?" tanya laki-laki itu sembari mengembalikan buku hitam pada pemiliknya.
Cowok itu terdiam sembari mengambil buku hitam miliknya, "Beberapa hari yang lalu tubuh Haruto sempat panas karena hujan-hujanan, tapi sekarang ia sudah sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa."
Laki-laki itu mengangguk kecil, "Kamu tau kenapa Haruto belum pulang sekarang?"
Cowok itu terdiam, sudah menduga akan ditanya dengan pertanyaan ini. Ia mengulum bibir sejenak.
"Yang saya dengar, Haruto ingin menginap di rumah temannya karena malas pulang dan bertemu dengan anda. Maaf pak."
Menghela nafas pelan, lalu menjawab. "Tidak pa-pa, kamu boleh pergi."
Cowok itu mengangguk kecil lalu pergi, ia berjalan dengan tenang ke pintu keluar menuju motornya yang terparkir di parkiran.
Ia menaiki motormya dengan posisi duduk menghadap pintu masuk kantor yang tadi ia masuki. Cowok itu menghela nafas kemudian mendongakkan kepala menghadap langit malam.
Ia memejamkan mata, "Gue tau kalian denger semuanya, karena itu gue mau kita kerja sama. Gue udah jaga rahasia kalian, dan kalian juga harus jaga rahasia gue." ia menjeda, lalu membuka matanya.
"Setidaknya untuk waktu dekat ini Haruto gak boleh tau siapa gue sebenarnya, walau kayanya udah bocor sih. Paham kan?"
Ia tersenyum sinis, dan dengan sengaja menepuk bahu kanannya menghancurkan kamera super kecil yang sedari tadi menempel di bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE
FanfictionTentang mereka yang berputar di lingkaran Watanabe Haruto ... dengan pemuda itu sebagai pusatnya. Di kelilingi oleh 12 pemuda yang lain, Haruto benar-benar tidak boleh berhenti, bahkan ketika dia lelah dengan dunia. But, someday, dia melakukannya. ...