Junkyu menatap pantulan dirinya di cermin, khusus hari ini ia menggunakan pakaian serba hitam.
Sudah satu tahun berlalu, tapi rasanya hidup Junkyu tak berubah banyak. Sekarang Junkyu sudah menemukan sedikit kebahagiaannya.
Hubungan kedua orang tua Junkyu perlahan membaik, mereka sudah tak sering cekcok atau berteriak satu sama lain.
Pada akhirnya mereka sadar bahwa selama ini sudah menyakiti Junkyu, walau tak kembali 'rujuk' tapi perhatian yang mereka beri sudah kembali seperti dulu.
Mereka juga tidak memaksa Junkyu untuk memilih tinggal dengan salah satu dari mereka. Junkyu di beri kebebasan untuk memilih, tapi akhirnya Junkyu lebih memilih tinggal di apartemen Haruto.
Selama enam bulan berikutnya Junkyu tinggal di apartemen Haruto dan merawatnya dengan baik sebelum akhirnya ia dibelikan unit apartemen oleh kedua orangnya.
Unit apartemen itu tepat di depan unit apartemen Haruto, sehingga setiap hari kapanpun ia mau ia bisa berkunjung, walau hanya keheningan yang selalu menyapa.
Setetes air mata jatuh dari mata kiri Junkyu, perasaan kehilangan itu kembali menguat kini hampir menguasai seluruh ruang di hatinya.
Junkyu menarik nafas dalam tak ingin kembali terlarut, ia berdehem sejenak sebelum berbalik melangkah keluar menemui teman-temannya yang sudah menunggu.
*
Jeongwoo menatap sendu sebuah makam di depannya, jadi menoleh saat Jihoon bergerak merangkul dan tersenyum kecil.
Jeongwoo ikut tersenyum sebelum menatap makam itu lagi, "Hari ini ... hari ulang tahun lo yang ketujuh belas. Happy birthday bro, wish you all the best."
Jeongwoo menjeda, ia mengigit bibir bawahnya dengan sedikit menunduk, "T-tapi, gue berharap ... lo ada di sini Ru." suara Jeongwoo bergetar, ia semakin menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.
Mashiho dan Asahi yang berdiri di dekat Jeongwoo bergerak mengelus punggung dan bahu cowok itu berusaha menenangkan, sementara Hyunsuk membalikkan tubuh yang langsung di rangkul oleh Yoonbin.
Hyunsuk menangis kecil, Doyoung di sampingnya ikut menenangkan cowok bermarga Choi itu.
Junkyu menoleh menatap Junghwan yang berusaha mati-matian menahan tangis, ada Jaehyuk dan Yedam yang berdiri menegarkan Junghwan.
"Ru, kita kangen."
Junkyu menatap Yoshi yang berjongkok di hadapannya tersenyum tegar menatap nisan.
Junkyu tersenyum kecil, ia mengangguk sembari menoleh menatap nisan. "Padahal baru setahun tapi rasanya berat banget. Kita kangen."
Yoshi menatap Junkyu, ia mengulum bibir melihat Junkyu yang berusaha kuat.
"Setahun ini rasanya bener-bener berat, tanpa lo semua terasa aneh. Gue nggak munafik kalau rasanya kosong banget," Junkyu mulai bercerita.
"Tapi ... selama setahun ini gue udah bisa ngontrol diri gue, udah lama gue nggak nyakitin diri lagi."
Yoshi tersenyum dan menoleh menatap nisan, "Junkyu juga udah cerita ke kita tentang depresi yang dia alamin, dan Junkyu bilang dia mau sembuh karena lo."
Yoshi sempat bertatapan dengan Junkyu yang tersenyum kecil.
"Dan sekarang Kak Junkyu hampir sembuh! Kita janji akan buat Kak Junkyu sembuh sepenuhnya." ucap Junghwan sembari menatap Junkyu.
Junkyu merasa terharu, ia mengusak rambut Junghwan lalu menatap teman-temannya yang lain tersentuh.
Hyunsuk mengusap hidungnya sesaat, kemudian berbalik kini menatap nisan. "Lo tau Ruto, gue marah banget karena kalian sempet sembunyiin masalah penting kaya gini. Lo keterlaluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE
FanfictionTentang mereka yang berputar di lingkaran Watanabe Haruto ... dengan pemuda itu sebagai pusatnya. Di kelilingi oleh 12 pemuda yang lain, Haruto benar-benar tidak boleh berhenti, bahkan ketika dia lelah dengan dunia. But, someday, dia melakukannya. ...