Special Chapter (1) : The Rule

1.3K 119 99
                                    

Warning:
18+
Konten Haram
Please be wise reader
Minim edit and super short.

Happy reading
🤗

_____

"Ka... Bentar." Tahan Sera begitu Raka telah berada di atasnya. Menghentikan aktivitas panas mereka di atas sofa milik Joya. Kancing-kancing itu bahkan telah terkoyak entah bagaimana caranya. Jemari dan cumbuan itu telah bergerilya asyik memberi tanda, meninggalkan jejak-jejak basah yang mungkin akan membuat Sera marah keesokan harinya.

"Ka..." Ulang Sera lagi begitu gemas dengan Raka yang seolah tuli begitu telah bertemu dengan bibirnya.

Men always be men.

Tidak ada yang tidak berubah menjadi anjing jika mereka sudah dipancing.

Eerrㅡuntuk kasus Raka, sebenernya Sera tidak harus bersusah payah mengumbar aset hanya untuk membuat laki-laki itu tergoda. Hormon testosterone Raka selalu bekerja aktif tanpa pancingan swadaya Searsa.

Dulu Sera kira Raka adalah spesies laki-laki yang langka. Sopan santunya seolah mewarisi segala ajaran Budha. Tapi melihat bagaimana Raka sesemangat ini tiap kali melucuti pakaiannya, Sera rasa Raka tidak jauh berbeda dengan laki-laki brengsek yang pernah ditemuinya.

Errㅡhe's not a jerk after all.

Tidak ada laki-laki brengsek yang akan mengusap lelehan vanilla di atas perut Sera tiap kali Raka menyelesaikan 'pekerjaannya'ㅡjika Raka sudah kehabisan Fiesta di dalam dompet atau pun dengan Sera yang lupa tidak menyiapkannya, sedangkan desakan itu sudah teramat menyiksa di ujung sana. Belum lagi dengan pelukan hangat dan cumbuan penuh damba serta bisikan sayang yang laki-laki itu gumamkan setiap malam, seolah lagu pengantar tidur paling indah yang pernah Sera dengar.

Sera membenci segala pernyataan cinta, namun akan selalu ada pengecualian menyenangkan dalam setiap bisikan Raka.

Dan Sera menyukainya.

"Hmmm?" Gumam Raka masih tak berniat meninggalkan kesenangannya. Wajah laki-laki itu sudah terbenam, tampak enggan beranjak dari collarbone favoritenya.

Sumpah demi apapun sepertinya Sera telah mengubah laki-laki itu menjadi maniak gila yang begitu mendamba untuk mencecap setiap jengkal permukaan kulitnya. Entah sudah berapa kali Raka menjamah tubuh ranum di bawah rengkuhannya, sedikitpun rasa mendebarkan itu tak pernah berubah. Selalu ada gemuruh menyenangkan tiap kali kulit mereka bersentuhan.

Dan tulang selangka itu adalah bagian kesukaannya. Selalu ada kepuasan tersendiri tiap kali melihat Sera terbangun dan marah-marah hanya karena jejak kemerahan yang laki-laki itu tinggalkan di atas kulit putih gadisnya. Selayaknya penguasa rimba yang berhasil membubuhkan tanda kepemilikan pada area kekuasaannya.

Just simply satisfying.

"Ih... Berhenti dulu dong, Ka..." Kesal Sera mendorong dada Raka menjauhi dirinya. "Matiin dulu lampunya."

"Ha?"

"Matiin dulu lampunya." Ulang Sera masih kesal mendapati Raka yang mendadak dungu jika sudah bertemu collarbone kesukaannya.

Sera jadi ingat perdebatan kecil mereka saat Sera hendak membubuhkan nama Raka sebagai tanda kepemilikan di sana.

"Gak boleh kalo bikinnya di tempat Sabbas-Sabbas itu."

"Yaudah deh di tempat temennya Rachel yang lainnya."

"Gak boleh juga kalo yang bikinin cowok."

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang