Special Chapter (2) : Lucky Bastard

1.3K 113 98
                                    

Happy reading!
🤗

Note:
This chapter is based of following questions
in previous Q&A section

Sorry... It might be gak jelas like the usual Cincong-cincong Searsa La Mirya....
Enjoy!

_____

"Damn..." Sera menyerapah, "for the first time in forever, baru kali ini gue lihat lo gak kek ayam gembel, Cuk." Puji Sera berdecak hingga menggeleng tak percaya. Matanya tampak berbinar memperhatikan Ben dari ujung kepala.

"Is it really you? The really really really really Benedictus Pithecanthropus Erectus?"

Ben tak menanggapi. Terlalu mulas hanya untuk meladeni ujaran tak penting perempuan tak jelas di belakangnua ini. Pandangannya masih lurus terarah pada kaca raksasa di hadapannya, memperhatikan Little Chicken yang sudah menanggalkan kacamata bulat legendarisnya.

Laki-laki itu tampak sedikit lebih rapih dengan tuxedo putih berdasi pita yang dikenakannya. Rambut gondrong awut-awutan yang biasa Sera lihat berterbangan kemana-mana telah disisir rapi ke belakang memperlihatkan dahi menonjolnya. Membuat laki-laki itu tampak puluhan kali lebih bersih bak ayam kampung  yang siap menikah.

Bukannya apa-apa, laki-laki ini hanya terlalu sering berpergian dengan pakaian compang-camping andalannya, entah kemeja flannel ataupun hoodie kebesarannya. Sangat jauh dari kesan seseorang yang bergaji dua digit setiap bulannya.

"Diem lo." Balas Ben ketus menatap sinis Searsa yang lebih terdengar seperti sedang mengejek alih-alih memuji dirinya. Membuat laki-laki yang sedang sesitif itu jauh lebih galak dari kebanyakan perempuan PMS di luar sana.

Jantungnya sedang berdetak kencang tidak karuan, pun dengan keringat sebesar biji jagung yang tiba-tiba keluar. Sekelebat terbesit keinginan kabur sekarang. Sepertinya melompat dari jendela adalah pilihan yang benar. Ia sedang berada di lantai 25. Jika jatuh paling-paling ia hanya cedera berat seperti cacat seumur hidupnya. Tidak apa-apa, setidaknya ia tidak akan mati kala itu juga. Paling-paling ia hanya akan masuk ke headline berita 'seorang pemuda diduga berniat mati konyol hanya karena gugup menghadapi pernikahannya'. Kemudian ia akan ditinggal sang dara dan menjadi menyedihkan selamanya.

Sial...

Sepertinya terlalu lama bergaul dengan gadis sinting di belakangnya sedikit banyak telah mempengaruhi kerja otaknya. Sampai-sampai pikiran bodoh itu muncul begitu saja.

"Nyet... Saldo rekening lo berapa?" Tanya Sera random seperti biasa. Gadis itu masih setia berada di dalam sana. Tampak tak acuh dengan ponsel pintar di tangannya, entah sedang sibuk melakukan apa.

"Kenapa emangnya?"

"Kalau saumpama gue minta ditransfer duit segini lo bisa langsung kasih gak?" Tanya Sera menunjukkan bukti transaksi mobile banking di ponselnya. Di sana tertera nama Rakatama sebagai pengirimnya, pun dengan nominal yang cukup membuatnya miskin seketika.

Hmmm...

Tidak langsung miskin juga sih. Banyaknya hanya sama dengan setengah dari gaji bulanan Ben beserta bonus insentifnya. Tapi menjadi cukup banyak jika harus disedekahkan pada manusia tidak tahu diri semacam Searsa La Mirya.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang