22. People Pleasure

946 165 129
                                    

Warning!Please don't take the words roughly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
Please don't take the words roughly.
Everyone has their own style in delivering their idea. Everything written here is just fictional purposes. Please be a wise reader.

Happy reading!
🤗

____

"What's the point of being sweet talker?" Sera buru-buru memelankan langkah begitu suara Gema terdegar memenuhi ruang para editor berada. Gadis itu lantas berjalan ke arah sofa yang terletak di sudut sana. Bersama seorang editor perempuan lain yang sedang asyik mengudap kuaci biji bunga mataharinya, dengan pandangan lurus memperhatikan Gema yang sedang berada pada mode setannya. Perempuan itu tampak mengusap perut buncitnya. Seolah tidak ingin si jabang bayi memiliki tabiat seperti laki-laki ini.

Hari ini ruang editor tampak sedikit sepi. Hanya ada Gema yang sedang memaki anak magang, juga Mbak Laras yang tampak tenang menyimak ramai-ramai pertikaian. Sedangkan tiga meja lain tampak kosong tak berpenghuni. Mungkin ke tiganya sedang berada di luar untuk sesi konsultasi. Pagi tadi Gema mengiriminya pesan untung datang sebelum jam makan siang. Ada beberapa hal yang laki-laki itu ingin diskusikan. Saat datang, Sera tidak pernah tahu bahwa ia akan mendapat kejutan, sebuah tontonan.

"Makanya gue tuh paling males kalo ada anak magang langsung ditempatin di sini." cecarnya lagi.

"Kenapa lagi dia, Mbak?" Bisik Sera ikut bergabung memperhatikan laki-laki yang sudah memangku tangannya, menatap lurus gadis berkemeja pastel yang telah menunduk di hadapannya.

"Hmmm... gue juga gak gitu paham. Kalo gak salah denger sih, anak intern bikin masalah waktu kasih sesi konsultasi gitu. Lo tahu lah, model-model konsul gimana yang paling gak Gema sukai."

"What's the point of saying nice words just to please someone else?" Suara Gema terdengar lagi.

"Gue tuh paling gak suka sama orang modelan kayak lo, people pleasure. Tipe-tipe orang yang bikin gue muak cuma buat diterima sama lingkungannya. Buat apa sih ngomong manis tipu-tipu gitu? Biar disukai sama mereka? Biar mereka termotivasi? Biar mereka gak nyerah? You're wrong dude. You are just the real faker."

"tapiㅡ"

"Don't you agree with me?" Sela Gema saat melihat pergerakan bibir gadis itu yang hampir terbuka. 

"Apa gunanya sih, lo ikut kelas kritik literasi sastra kalo yang kayak gini langsung lo lolosin juga? Apa pernah lo ngerasa bersalah sama kredibilitas almamater yang lo bawa? Lo pikir dengan bilang tulisan mereka bagus padahal aslinya sampah bakal bikin mereka berubah? No... That's not how the world works, dude. You just trapped them in an illusion.

"Don't you ever hear that praising is the best way to break your rival?  Tinggikan baginda raja jika para pemberontak ingin menurunkan tahtahnya. In fact orang-orang akan lebih lemah ketika dapet pujian berlebihan yang bikin mereka lupa dimana mereka memijakkan kakinya. They thought that they do something fabulous that mesmerized everyone. Padahal semua orang lagi ngetawain kebodohan yang lagi dia bangga-banggain. Hahaha... You're just clowning someone. How great you are.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang