32. The Spell

895 180 264
                                    

Warning! Harsh words everywhere

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!
Harsh words everywhere.
Please be wise reader.

Happy reading!
🤗


____

Sera tampak gelisah. Sepasang sepatunya telah teronggok di tanah. Berkali-kali ia menghentak-hentakkan kaki dan menendang udara. Perasaan kesal itu terlalu lama berakar membakarnya. Membuat Searsa kehilangan akal sehatnya.

Sialan Tania.

Sepertinya otak sinting Sera tidak ada apa-apanya dengan otak halu author menyebalkan di dalam sana. How come that bitch saying such an unrealistic things like that? Like hell ya... Bisa-bisanya dia berfikir akan menjadi bagian dari keluarga Tarigan dan menggantikan posisinya. That's the most ridiculous thing she ever heard.

Sera meraih ponselnya, mencoba menghubungi Nata yang entah menghilang ke mana. Nafasnya tampak terengah-engah, setelah tadi cukup berhasil mengacaukan acara pernikahan Latrian dan istrinya. Sera tidak memikirkan apa-apa tadi, yang ada di kepalanya hanya bagaimana cara menyumpal ocehan halu perempuan itu. Terlepas benar atau tidaknya, ia benar-benar kesal dibuat Tania. Gadis itu benar-benar seperti iblis yang memakai jubah ahli surga. Benar-benar menyebalkan hingga rasanya Sera ingin mengulitinya dan menjualnya ke pasar perdangan manusia.

AAAARRRGGGHHH...

Ini semua karena si Bengsek Rakatama. Jika saja laki-laki itu tidak mengacauakan pikirannya, ia tidak akan menjadi setidak terkendali seperti itu. Ia bahkan masih dapat menjadi elegant saat dulu melihat Trian bersama gadis lain bergandengan tangan. Tapi, kenapa ia tidak bisa tenang when it comes to that jerk, Rakatama Tarigan? Apa yang laki-laki itu punya sampai dapat mengacaukan kewarasannya? Memangnya dia itu siapa?

She officially hates that jerk.

"Lo dimana sih, Ta?" Pekik Sera langsung begitu panggilan itu terhubung ke seseorang di seberang sana. Suasana hatinya sedang buruk sekarang. Balkon kosong yang menjorok ke luar ini tak cukup mampu mengembalikan perasaannya yang carut marut tak karua . Sera sedang butuh pelarian sekarang.

"Gue lagi kesel dan gue udah gak bisa lama-lama lagi di sini. Gue mau pulㅡ" Suara Sera terputus seketika saat seseorang tahu-tahu sudah mengambil alih ponselnya. Sepasang matanya lantas memicing seketika, begitu mendapati Raka tampak tak terganggu dengan tindakannya, setelah dengan sengaja merebut ponsel itu dari Searsa.

"Ka..." Pekik Sera tidak suka. Gadis itu sudah hampir berjalan maju hendak mengambil lagi ponselnya sebelum laki-laki menyebalkan berambut hitam cepak itu menahannya.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang