17. The Fox and His Little Prey

1K 191 243
                                    

Another episode ofSearsa being bacod 🙈Double up? Iya anggep aja bunda khilaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Another episode of
Searsa being bacod 🙈
Double up? Iya anggep aja bunda khilaf.
Oke skip...

Happy reading!
🤗

_____

Searsa menyandarkan tubuhnya. Beringsut menempel di pintu jendela, sambil asyik memperhatikan side profile Rakatama di balik kemudinya. Setelah menghabiskan makan malamnya, Tante Jes sedikit memaksa Raka mengantar pulang Searsa. Meski itu artinya Raka akan batal menginap di rumah. Oh ayolah, tidak ada yang mau mengorbankan waktu istirahatnya hanya untuk bolak balik menyusuri Ring Road Utara, sedangkan ia sendiri memiliki rumah yang tak jauh dari kantornya, ㅡsalah satu alasan Sera tidak keberatan pergi mengunjungi Tante Tetangga, karna yakin Raka belum tentu tinggal di rumah orang tuanya.

Laki-laki itu tampak tenang di balik kemudinya. Tampak tidak terganggu dengan kehadiran Searsa yang sejak bermenit-menit lalu asyik memandanginya.

Raka memang akan selalu menyebalkan dengan mulut sarcasticnya yang sebelas dua belas dengan Gema Sadewa. Namun di lain hari laki-laki itu dapat bersikap lembut setengah matiㅡwell yeah let's be honest. Ujaran Wyna ataupun karyawan lain soal Rakatama sama sekali tidak salah. Instead of friendly, Sera lebih suka menyebut Raka as a man who knows how to behave appropriately.

Dari bahasa dan gerak tubuhnya jelas menunjukkan laki-laki ini cukup menjunjung tinggi dasar-dasar adab memperlakukan perempuan tanpa meninggalkan kesan 'mencari kesempatan'. Tipe-tipe yang tidak berniat memberi harapan namun cukup membuat perempuan salah paham.

Ujaran singkatnya saat di bandara malam itu, serta pesan panjang tiga paragraf yang ia tinggalkan menunjukkan kepedulian. Raka bersikeras mengantarnya namun tidak sedikitpun berusaha mencampuri urusannya. Terlebih laki-laki itu tidak tampak memaksa meski tidak mendapatkan jawabannya. Rakatama jelas tahu dimana batasnya, tanpa harus membuat orang lain tidak nyaman akan presensinya.

Beberapa kebiasaan Raka yang Sera tahu. Laki-laki itu selalu menahan pintu, membiarkan orang lain lewat terlebih dahulu. Saat berjalan, Raka lebih suka berada di depan alih-alih mensejajarkan langkah apabila ia hanya jalan berdua dengan lawan jenisnya. Tipe-tipe laki-laki sopan yang gemar menjaga pandangan. Meskipun ini tidak berlaku ketika ia dan Sera berhadapan. Memang dasarnya Searsa saja yang terlalu banyak drama dan membuat musuh dimana-mana. Tidak heran jika laki-laki itu sering menjadikannya pengecualian. Bahkan Ben dan Gema pun tidak pernah menganggapnya perempuan.

Raka tidak pernah segan meluangkan waktunya hanya untuk mendengarkan. Laki-laki itupun tidak pernah meninggikan suara apalagi mengeluarkan kalimat jahat saat membimbing penulis dibawah asuhannya. Nadanya tegas, tapi tidak pernah berusaha menjatuhkan mental lawan bicaranya. Jelas berbeda dengan kebiasaan tak beradab Gema Sadewa.

Sera jadi ingat beberapa waktu lalu sebelum Raka memimpin rapat Exploration setiap Jumat. Bukan bermaksud tidak sopan dengan mencuri dengar. Salahkan saja Raka yang mengambil tempat di dekat Sera yang sedang berkutat dengan sketch illustrasinya ㅡsesaat sebelum rapat itu dimulai, hingga gadis itu dapat dengan jelas mendengar bagaimana laki-laki itu membimbing penulis di bawahnya.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang