48. The Last Pieces

1.8K 177 418
                                    

Original quote by: Jason B

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Original quote by: Jason B.


Note:
The last chapter of LM
Finally we do really meet the ending
HIKSSROOOTTT 🤧

Ps: this chapter was written in the high temper mood as a result of the jealousy 🙏
Excuse the 18+ stuffs
Please be wise readers!

Enjoy!
🤗

____

Raka tak dapat melepaskan senyumannya. Entah sudah berapa lama ia terjaga bak idiot gila hanya dengan memandangi wajah teduh yang terlelap dalam pelukannya. Wajah itu masih tampak kacau dengan lelehan air mata yang telah mengering di seluruh wajah. Pun dengan sepasang jemari lentiknya yang mencengkram kuat bagian depan kaosnya. Seolah tak mengizinkan laki-laki itu beranjak dari tempatnya. Padahal demi apapun juga, seharusnya Sera tahu bahwa Raka tak pernah kemana-mana. Raka tak pernah memiliki daya barang hanya sejengkal meninggalkan gadisnya. Seharusnya Sera tahu bahwa ia lah di sini yang selalu memiliki kuasa untuk meninggalkannya.

Senyuman itu kian meninggi saat Raka tak dapat melepaskan bayangan bagaimana gadis itu menumpahkan perasaannya yang lebam membiru. Gadis itu seolah kehilangan tuas pengatur laju air mata kala kembali melihat Rakatama. Lebih-lebih saat laki-laki itu hanya tertawa gemas melihat Sera yang sesenggukan sambil menyurukkan muka, menenggelamkan wajah di antara dada bidangnya. Lalu menyesal sudah mengotori kemejanya, membuat gadis itu kembali menangis lebih kencang. Dan kejadian itu terus berulang. Lalu Raka hanya tersenyum menepuk belakang kepala Sera dan menghadiahi beberapa kecupan manis di sana. Yang lagi-lagi memperpanjang durasi Sera menumpahkan air mata.

Perlu waktu hampir satu jam lamanya Raka berada dalam posisi terduduk yang membuat kakinya kebas, tak dapat merasakan lagi otot juga tulangnya.

"Mau sampai kapan kamu peluk aku kayak gini?"

"Sampai besok.... Hiks... Terus besoknya lagi... Hiks... Terus besoknya besok lagi... Hiks terus besoknya besoknya besok lagi... Biar kamu terus hiks... di sini... Hiks..."

Raka tersenyum, "but you could break my legs, Searsa." Balas Raka meringis saat ia rasa kakinya telah mati rasa, "it ain't an idiom anymore. You do really could literally break my legs for sure." Sera menarik wajah sembab berairnya, menatap Raka dengan tatapan sendu dan isakan yang masih tersisa.

"Really? Sorry..." Lirihnya, yang lagi-lagi membuat Raka gemas melarikan tangan kanannya di atas kepala Searsa. Dengan sisa tenaga, laki-laki itu membawa Sera dalam gendongan koalanya. Membuat gadis itu semakin menenggelamkan wajah di sebelah bahunya, membasahi bagian pakaian lain Raka dengan air mata dan ingusnya.

"Get a sleep tight. I wont go anywhere."

"For real?"

"For real, Searsa."

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang