26. Urusan Searsa

1K 175 243
                                    

Happy reading! 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!
🤗

____


Sera menggigit ujung kuku ibu jarinya. Beberapa kali tampak mengerutkan dahinya. Wajah gusar itu tampak tak beranjak dari sana. Tangan kanannya masih asyik di atas pen tab sejak pertama ia sampai di kantornya. Namun tidak ada satu garispun yang tertoreh di sana. Tak terhitung berapa kali gadis itu tampak menghembuskan nafasnya. Merasa kesal dengan tampilan sketsa yang masih itu-itu saja, terlihat sama, tidak sedikitpun berubah dari kali terakhir ia menggoreskan tinta.

Ah sial, Sera benci keadaannya.

Sudah beberapa hari ini desain itu terlihat mangkar. Padahal sudah berkali-kali pula gadis itu berusaha melakukan sesuatu dengan benar. Belum lagi omelan menyebalkan Gema Sadewa yang tumben-tumbennya menjadi lebih bebal. Sera benci jika sedang genting-gentingnya, art block justru datang dan mengacaukan pekerjaannya. Oh ayolah, tidak ada satupun pekerja kreatif yang tidak pernah merasakan hal menyebalkan seperti dirinya. Seseorang bertangan dewa yang begitu canggihpun pasti pernah mengalami hal serupa.

Karena setiap orang pasti akan berada dalam titik jenuhnya.

It's totally annoying when your idea doesn't go as straight as you want.

No matter how long she stays up all night, how many cups of hot choco she drinks, how hard she tries to dive to seek her muse, when the idea stuck it will be just stuck.

Sera jadi ingat bagaimana praharanya menyelesaikan satu visual book untuk project tugas akhirnya semasa kuliah. Berbulan-bulan art block itu mengekang kepala. Tidak terhitung berapa banyak pelarian yang sudah dilakukannya. Entah kabur ke puncak bersama Ben atau mengikuti gaya hedonis Joya barang untuk memanjakan dirinya. Jika ilham itu masih enggan menghampirinya, jungkir balikpun akan menjadi hal yang sia-sia.

Namun akan berbeda lagi ceritanya jika letupan ide itu ada namun tidak sejalan dengan suasana hatinya. Searsa akan selalu menemukan seribu satu cara untuk menghindari komputer jinjingnya. Entah berlama-lama memandang gulma di luar jendela, entah menjadi perhatian dengan kumbang yang mengunjungi kamarnya, entah mendadak menjadi rajin membersihkan kamar mandinya, entah hanya terbengong-bengong mengumpulkan minatnya. Apapun itu asal ia dapat sejenak membuat alasan untuk tidak menyentuh tugas akhirnya.

"What are you doing here?"

"Ha?" Sera buru-buru menolehkan kepala saat seseorang baru saja mendaratkan tangan lebarnya di atas kepalanya. Membuat gadis itu memutar kursi beroda yang didudukinya menghadap si empunya tangan yang kini tampak sibuk dengan mejanya.

"Baru ngantor lo, Ka?" Tanya Sera telah memusatkan perhatiannya pada apapun yang dilakukan Rakatamq. Laki-laki itu tampak sedikit rapi tidak seperti biasanya. Errrㅡ bukan berarti Raka tidak pernah rapi di hari biasa. Hanya saja, tidak biasanya laki-laki itu mengenakan sesuatu yang formal sampai-sampai menata rambutnya sedemikian rupa. Memperlihatkan dahinya yang membuat penampilannya tampak lebih atraktif dari biasanya.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang