13. The Mean Girl of this Building

1K 185 157
                                    

Aww this is also one of my fav chapterhihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aww this is also one of my fav chapter
hihihi... Why? Just find it out.
Please enjoy and
Happy reading!
🤗

___

Rasanya Tama tidak tahu bagaimana cara melepaskan pandangannya. Sedari tiga hari lalu ㅡterhitung sejak gadis berwajah culas di seberang sana diperkenalkan sebagai kepala illustrator baru di kantornya, matanya tak lepas memperhatikan pergerakan lincahnya. Sekalipun gadis itu hanya berkutat dengan pen tab dan mata yang terus mengedar lurus memperhatikan layar komputernya.

Sesekali Tama mendapati tawa renyahnya yang mencapai mata mana kala satu dua orang di sekitarnya menceletukkan lelucon payah hanya untuk menarik perhatiannya. Tak jarang pula gadis itu ikut membaur dengan karyawan-karyawan lainnya entah hanya merecoki makan siang mereka atau mengganggu seperti biasa. Tama bahkan dapat melihat gelagat akrab antara Searsa dan Gema meski ujaran mereka menunjukkan sebaliknya.

Namun di waktu lainnya, saat tatapan mereka bertemu pada satu waktu, gadis itu hanya menatap dingin kepadanya meski tidak pernah sekalipun melunturkan senyum santunnya. Saat tak ada yang memperhatikan pergerakan mereka, mata gadis itu akan terlihat begitu menantang seolah tidak suka. Tentu bukan sejenis pergerakan luwes yang gadis itu tunjukkan ketika sedang berdebat dengan Gema. Tatapannya benar-benar berbeda seperti seseorang yang dengan sengaja memberi peringatan Tama untuk pergi sejauh yang ia bisa.

In short, she looks completely different from the girl that he met before.

Searsa La Mirya tampak seratus kali berbeda dengan Searsa yang tampak berantakan ketika keluar dari kediamannya. Tama masih dapat mengingat jelas sekacau apa gadis itu pada malam dimana ia melihatnya.

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga. Setelah bertindak sopan selayaknya gentleman dengan mengantarkan gadis itu pulang, sebuah panggilan membuatnya sedikit lama tertahan. Ada beberapa masalah dengan buku yang ditanganinya hingga sempat membuat Pak Danang, selaku atasannya marah besar, membuat kepalanya terasa pening bak sedang dirajam.

Maksud Tama adalah tiba-tiba dipercaya sebagai penanggung jawab event terbesar tahunan Explora ㅡpadahal ia sendiri belum genap satu tahun bergabung di sana, sudah cukup menyita konsentrasinya. Biggest achievement kalau dia boleh menyebutnya.

Explora is one of Indonesia biggest publishing companies along with Gramedia and Gagas Media. Dan dalam waktu sesingkat itu ia dipercaya untuk memegang acara prestisius tahunan perusahaan begitu saja. Tama percaya ia cukup mampu untuk melakukannya, hanya saja tiba-tiba mendapat kepercayaan sebesar itu sedikit banyak mengejutkannya, yang mana itu berarti ia memiliki tanggung jawab yang besar pula.

Lalu kewarasannya seolah digoncang dengan issue plagiarism yang menyangkut salah satu author yang dibawahinya. Bukan hal yang mengejutkan jika laki-laki itu lantas menepi menghabiskan berbatang-batang rokok untuk menenangkan dirinya. Berikut dengan beberapa kaleng bir yang didapatnya dari convenience store yang tak jauh dari tempat tinggal Searsa. Tama bukan laki-laki lurus yang tak pernah menyentuh alkohol dan hal-hal nakal lainnya, bukan pecandu, hanya saja kadang kala zat adiktif itu ia perlukan untuk bersantai sebentar meski ia tahu tak ada yang berkurang dengan masalahnya. Namun tetap saja, laki-laki itu membutuhkan sesuatu untuk pelariannya.

Little Monster [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang