"Yang membuat kakak bahagia......adalah Boruto"
"Kak Sarada tidak usah berbohong kak, Hima tau kakak sedih. Kak Sarada tidak perlu bohong"
"Aku tidak berbohong Hima, aku memang bahagia. Walau memang aku merasa sakit hati, tapi rasa bahagiaku untuk Boruto lebih besar dari rasa sakit. Hima, tolong jangan beri tau kakak mu tentang semua ini ya, aku tidak mau dia merasa bersalah karna tidak membalas perasaan sahabat kecilnya"
Setelah mengucapkan semua itu, Sarada pergi keluar apartemennya untuk mencari udara segar. Himawari yang masih berdiri di tempatnya hanya menatap sendu punggung Sarada yang semakin lama semakin menjauh.
Akhirnya Himawari memutuskan untuk kembali berkumpul dengan keluarga dan teman-teman kakaknya.
"Hima? Dimana Sarada-chan?" Tanya Hinata
"Kak Sarada sedang mencaru udara segar diluar"
Skip ke Sarada~
Sarada terus saja berjalan ditengah udara dingin yang khas dimalam hari sambil terus berusaha melupakan gambaran Boruto dan Sumire yang tadi berpelukan, tapi tetap saja, ia tidak bisa melupakan nya.
Tap
Lamunan Sarada buyar setelah merasasakan seseorang di belakangnya, dan saat ia berbalik...
"Isshiki. Ada apa kau kesini sialan" Ucap Sarada sambil bersiap-siap untuk serangan apapun yang akan diluncurkan oleh Isshiki.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengambil matamu saja. Ini adalah kesempatanku untuk mengambil matamu duluan sebelum si bocah Uzumaki itu datang menyelamatanmu"
"Kau pikir aku tidak tau tujuanmu mengambil mataku. Tentu saja aku tau, dan aku tidak akan membiarkan kau menang dengan mudah" Ucap Sarada sambil terus mengambil ancang-ancang.
"Kau memang gadis yang pintar, tapi aku sudah tau kelemahanmu"
Deg
'Gawat. Jika dia sudah tau kelemahaku aku bisa kalah dengan mudah' Batin Sarada khawatir.
"Heh, kau tadi sangat percaya diri, dan lihatlah dirimu sekarang. Apa kau takut akan kalah? Heh dasar Uchiha, mati kau!"
Cling (Anggapa suara adu pedang)
Untung saja Sarada dapat menahan serangan Isshiki dengan katana pemberian ayahnya.
"Apa hanya itu kemampuanmu nona?"
"Jangan pernah meremehkan seorang Uchiha" Ucap Sarada.
"Dan kau jangan beraninya melawanku, atau kubunuh bocah Uzumaki itu"
Deg
Sarada yang tadi akan menyerang balik seketika mengurungkan niatnya setelah mendengar ucapan Isshiki.
"Sudah kuduga. Kelemahanmu adalah si Uzumaki sialan, bagaimana kalau kau biarkan aku mengambil kedua matamu, dan temanmu itu akan selamat"
"Tidak! Aku tidak akan menyerah semudah itu! Susanoo!"
"Baiklah, jika itu yang mau. Tapi percuma saja, jika kita bertarung, kau sama saja akan membunuh banyak orang disekitar sini. Jadi sebaiknya kau menyerah dan biarkan aku mengambil mata indahmu itu"
Sekarang Sarada tidak tau harus berbuat apa, dia tidak mau menyerah begitu saja. Tapi dia juga tidak mau ada korban yang terlibat.
"Heh, ekspresimu itu sangat lucu. Jadi apa jawabannya? Biarkan aku mengambil matamu, atau bocah Uzumaki dan orang-orang lainnya akan mati"
"Baiklah, aku akan memberikan mu mataku dengan satu syarat. Kau tidak boleh menyerang Boruto atau orang-orang di kota ini. Bertarung saja denganku, ini adalah masalah kita dan aku tidak mau melibatkan orang lain yang tidak bersalah sama sekali"
"Oke, akan kulakukan jika itu memang yang kau mau. Sekarang kemarilah, biar kucongkel matamu itu"
Perlahan-lahan Sarada mulai menghampiri Isshiki. Untuk beberapa saat dia tidak merasakan apapun namun...
"Akkkhhhhh!!!"
"Hahahahahaha!!! Berhasil! Mari kita lihat sekuat apa dirimu tanpa mata ini. Sampai jumpa lagi nona"
Darah segar menetes dari mata Sarada. Ia berjongkok dan merapa sekitarnya, akhirnya dia menemukan sebatang kayu yang akan dijadikan tongkat untuknya berjalan kerumah. Tapi sebelum itu Sarada menutul matanya dengan perban.
Skip~
Didalam apartemen Boruto, semua orang sedang merayakan ulang tahun Boruto dengan meriah. Mereka sampai lupa ada seseorang yang tidak hadir di acara itu. Dan terlihatlah sepasang kekasih yang sedang berdansa dengan senang, tapi semua kesenangan itu berhenti ketika mendengar pintu depan terbuka.
"Tadaima" Lirih Sarada
DEG
Semua orang disana menatap horror kearah gadis Uchiha itu. Mereka melihat bercak darah di pipi Sarada, dan mata yang tertutup perban membuat mereka gemetar membayangkan apa yang telah terjadi padanya.
"Sarada! Apa yang terjadi padamu?!" Dengan sigap Boruto melepaskan tangan Sumire dan berlari kearah Sarada yang masih memegang tongkat kayunya.
"Hanya luka kecil"
"Dan kenapa matamu diperban?!" Tanya Boruto sambil melepas peban yang menutupi mata temannya. Baru saja Sarada ingin menghentikan tangan Boruto, perban itu keburu terlepas.
"Sa-sarada...apa yang terjadi dengan matamu?!" Sekarang giliran Sakura yang menghampiri putrinya. Tangannya bergetar saat ini mengusap pipi mulusnya.
"Tidak apa-apa ma, hanya luka kecil saja ko, tidak terlalu serius" Di keadaan seperti ini Sarada putrinya itu masih bisa tersenyum dan mengaggap masalah besar ini kecil. Tapi sebenarnya Sarada berteriak kesakitan didalam hatinya.
"Apa...mereka yang melakukannya?" Lirih Boruto sambil mengepalkan tangannya. Dengan perasaan yang campur aduk, Boruto memeluk Sarada dan menangis dipelukannya.
"Maaf...hiks...hiks maafkan aku. Seharusnya aku melindungimu dan bukan menyelaka-kan mu. Karanku matamu diambil. Bagaimana kau bisa melihat sekarang?! Hiks... maaf maafkan aku" Yang lain hanya menatap sendu kedua remaja itu. Boruto sadar dia sudah melanggar janjinya pada gadis bersurai raven yang sedang ia peluk. Janji bahwa dia akan selalu melindunginya semua palsu. Sedangkan Sarada hanya terus tersenyum sambil membalas pelukan sahabatnya.
"Kenapa kau jadi cengeng begini, sudahlah ini hanya masalah kecil. Lagipula-
"Masalah kecil katamu?! Bagaimana kau bisa bertarung sekarang?! Bagaimana bisa kau berjalan?! Ini bukan masalah kecil Sarada!" Teriak Boruto sambil menggoyangkan tubuh Sarada.
'Gomenne Boruto aku tidak bisa mengatakan yg sebenarnya. Ini semua untuk keselamatanmu'
.
.
.
.
.
. END
.
.
.
.
.
Cerita ini udah tamat ya minna tinggal ditunggu sequel nya ok?
Bye
See you
YOU ARE READING
The Other World
FanfictionDisclaimer: Tokoh-tokoh di fanfic ini milik Masashi Kishimoto. Dan semua gambar di fanfic ini bukan punya author Setelah tersedot portal yang entah muncul dari mana, Boruto dan Sarada tiba disebuah dunia dimana tidak ada Shinobi satu pun, melainkan...