Sakit

149 13 2
                                    

Author POV

"Emang si Sarada kemana Cho?" Tanya Shikadai. "Tadi pas di kantin dia bilang dia mau ke toilet, tapi sampe sekarang dia belum balik lagi" Jawab Chocho. "Dan itu setengah jam yang lalu" Tambah Sumire.

Boruto POV

Aku yang mendengar Sarada tidak ada di sekolah langsung merasa khawatir. Bagaimana jika dia diculik. Aku segera berlari keluar kelas dan mencari Sarada, aku tidak peduli jika sekarang hujan deras, tapi jika Sarada ada di luar, dia bisa sakit.

Aku terus  mencari Sarada di pekarangan sekolah, namun tetap tidak ada tanda-tanda Sarada disini, sampai akhirnya, aku melihat sebuah taman yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat aku berdiri. Aku memutuskan untuk pergi kesana.

Saat aku sampai, aku melihat Sarada yang sedang menangis sambil memandang langit yang gelap. Sudah berapa lama dia menangis? Kemudian aku menghampirinya.

"Lo kenapa?" Tanya'ku. Sepertinya aku ketularan Inojin dan Shikadai.

"Huh? Oh Boruto, gue gapapa ko, cuma lagi banyak pikiran aja. Lo sendiri ngapain disini? Tar lo sakit kan gue yang repot" Ucap Sarada sambil melihat genangan air dengan tatapan sendu.

"Harusnya gue lah yang bilang gitu. Lo kan dari tadi duduk disini hujan-hujanan, lo yang bakalan ngerepotin tau" Balasku. Sebenarnya aku tak apa jika harus merawat Sarada aku sudah menganggap dia sebagai adik keduaku, jadi akan sama seperti saat mengurus Hima.

"Lo gak usah ngajak gue balik ke kelas, gue mau pulang aja, tolong bawain barang-barang gue ya, sorry kalau ngerepotin" Sarada berdiri dan berjalan keluar taman, sebenarnya dia kenapa?

Sarada POV

Aku mulai berjalan kembali menuju apartemen. Aku tidak naik kereta karna takut mengganggu orang-orang dengan aku yang basah kuyup ini, jadi aku berjalan saja. Aku berharap Boruto akan mengikuti atau mengejrku, ternyata tidak, sepertinya aku terlalu banyak berharap.

Sesampainya aku di apartemen, aku langsung mengganti baju, dan membuat teh hangat. Jujur aku sangat kedingingan, tapi aku malas untuk pergi dari taman.

"Hmmm, kamar si baka keadaan nya gimana ya" Aku pergi ke kamar Boruto, dan sesuai dugaan'ku kamarnya berantakan.

Bantal guling ada di lantai, laptop tidak dimatikan, selimut tidak dilipat, lemari terbuka, baju dimana-mana, dan buku berserakan di atas meja. "Gue beresin aja deh" Aku mulai melipat selimut dan bajunya, kemudian mematikan laptop dan membersihkan meja belajarnya. Setalah semua beres, aku memasak makan siang, karna tadi saat di kantin aku tidak makan.

"Kayanya gue sakit deh" Ucapku pada diri sendiri. Memang benar kata orang-orang, clan'ku memang sensitif sampai-sampai Sharingan ku aktif dengan sendirinya. Setelah makan aku pergi kekamar untuk istirahat, tapi sebelum itu aku menulis sebuah surat untuk si baka itu, kemudian aku tidur.

Author POV

"Tadaima" Ucap Boruto, walaupun ini bukan rumah Boruto yang sebenarnya, tapi itu sudah menjadi kebiasaan. Boruto melihat apartemen'nya yang bersih, yaaa hanya sedikit kotor di dapur bekas Sarada makan tadi.

Boruto berniat untuk merawat Sarada jika dia sakit setelah dia mengganti baju dan mandi.

KREET (Anggap suara pintu kebuka)

Boruto terkejut melihat kamarnya sangat rapi, padahal dia meninggalkan kamarnya dalam keadaan seperti kapal pecah, tapi sekarang kamarnya begitu rapi, bahkan kabel laptopnya digulung.

Boruto POV

Pasti Sarada yang membersihkan kamarku. Aku melihat selembar kertas di atas bantalku, dan isi suratnya...

"Baka Boruto!!! Seharusnya kau merapihkan kamar'mu! Untung aku masih masih berbaik hati untuk melakukan'nya untukmu, tapi untuk hari ini saja. Seterusnya jika kau tidak membersihkan kamar'mu kau tidak boleh makan buger selama sebulan Shannaroo!!!"

-Salad

Aku tersenyum setelah membaca surat dari Sarada

"Huh...dia itu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

See you

The Other WorldWhere stories live. Discover now