Kelainan

111 9 2
                                    

Sarada POV

Sepertinya aku mendengar sesuatu tapi ntah apa itu. Tapi saat aku keluar, aku melihat Chocho, Namida, dan Wasabi sedang berlari ke kantin, Iwabe, Metal, dan Denki ke lantai dua, Shikadai dan Inojin ke lapangan, dan terakhir, Boruto dengan kekasihnya berlari ke arah kelas. Aneh sekali.

"Dari pada mikir yang gak penting mending keluar aja ah"

Seperti yang ku bilang, aku akan ke halaman sekolah hanya untuk sekedar menenangkan pikiran, beberapa hari ini aku merasa banyak pikiran. Dan aku belum sempat untuk menenangkan diriku sendiri.

"Hahh...sejuknya. Aku tau, aku akan berlatih saja, sudah lama sekali aku tidak berlatih"

Dan aku mulai lah melatih Taijutsu ku, sampai waktunya bel masuk.

Author POV

Tanpa Sarada sadari, ada lagi orang yang sedang memperhatikannya berlatih, tapi kali bukan teman-temanya. Tapi yang melihatnya saat ini adalah, sang Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke. Mereka cukup terkesan dengan keahlian Sarada dalam bela diri.

"Shannaroo!"

Sasuke terkejut dengan kata-kata Sarada. "Kata-kata itu, kata yang sering diucapkan Sarada"

Sedangkan Naruto terkejut melihat Sarada yang meninju batu besar hingga hanya menjadi batu-batu kecil. Seketika ia langsung teringat Sakura, yang sering memukulnya dulu.

"Siapa disana? Keluarlah" Sekali lagi Naruto dibuat terkejut yang sangat peka terhadap sekitarnya persis seperti Sasuke.

Sarada POV

"Ternyata kau peka juga. kau benar-benar mirip seperti Teme dan Sakura-chan" Ya... memang aku tau ada yang memperhatikan'ku, TAPI AKU TIDAK TAU MEREKA ADALAH NANADAIME DAN PAPA!!! BAGAIMANA JIKA MEREKA BERTANYA CARA AKU MEMUKUL BATU BESAR TADI MENJADI BATU-BATU KECIL?!

"Na-nanadai, maksudku, Naruto-san dan Sasuke-san" Hampir saja...

"Sarada, kau bisa memanggilku papa mulai sekarang. Meskipun kau belum menjadi anakku, kau sudah menjadi bagian dari keluarga. Jadi panggil saja aku papa" Jelas Sasuke sambil tersenyum. Dan tentunya hal itu jarang terjadi, apalagi setelah kehilangan putri kandungnya.

"Bb-ba-baiklah papa"

"Sarada? Bagaimana kau bisa menghancurkan batu itu? Tidak mungkin kau tidak merasakan sakit, atau tanganmu tidak retak" Sarada hanya tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Naruto, bagaimana dia menjawab.

"A-aku hh-ha-hanya punya kelainan, hehe" Naruto dan Sasuke hanya menatap Sarada dengan tatapan bingung. Kelainan apa yang Sarada miliki, dia terlihat begitu sempurna sama seperti Sakura. Jadi wajar saja kalau kedua pria dewasa itu penasaran dengan kondisi Sarada.

"Ak-aku tidak merasakan sakit, ketika terluka. Tap-ttapi jj-jika aku terkena benda tajam aku b-bbi-bisa merasakan sakit"

"Benarkah? Aku baru dengar tentang kelainan itu"

"Kk-kelainan ini s-ss-sangat langka"

Skip

"Bor!!!"

"Yaelah Be... dibilangin jangan ngagetin orang kalau lagi makan. Liat noh si Boruto kelesek kan"

"Keselek kali bang"

"Woy, napa gak ada yang bantuin si Bor Bor, liat!"

Plak
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai semua!!!👋
Makasih banget buat 1k views! Kalian keren 👍🙏
Author bakal usahain buat upload besok atau Lusa.
Ok segitu aja dulu bye😊👋

See you😄😀😁

The Other WorldWhere stories live. Discover now