Bagaimana bisa seorang Sarada Uchiha tidak menyadari bahwa aku masih memakai pakaian yang basah?! Sepertinya dia sangat lapar sampai lupa untuk memberikan pakaian baru untukku.
"Ekhem, Sarada?" Ucapku dengan raut wajah yang sama seperti sebelumnya.
"Hm? Ada apa Bolt?" Oh ayolah! Dia masih bertanya kenapa! Aku meraih tangan Sarada dan meletakannya di baju tanganku, yang tentunya masih sangat basah. "Apa yang kau rasakan setelah memegang bajuku ini?" Ucapku sarcastic.
"Oh, maaf Bolt. Akan aku ambilkan pakaian baru" Akhirnya dia sadar juga Kami-sama! Beberapa saat kemudian, Sarada datang dengan membawa pakaian baru dan kering.
"Hah? Bukannya ini pakaian paman Sasuke? Bagaimana kalau dia tau, aku bisa mati ttebasa!" Aku bergidig ngeri membayangkan wajah paman Sasuke yang sedang marah. "Hihi, tenang saja, papa sudah tidak memakai pakaian ini lagi, lagian papa sudah lupa dengan baju ini. Jadi pakailah"
Setelah mengganti baju, aku turun dan mulai makan bersama Sarada. Aku tidak pernah menyangka masakan seorang kunoichi galak bisa seenak ini. Ngomong-ngomong soal galak, aku teringat kejadian di patung Hokage, dimana aku kepalaku hampir saja terpisah dari leherku. Aku juga jadi teringat, dia bilang kan ingin membantu bibi Sakura memasak, tapi dia sendiri dirumah, sebaiknya aku tanyakan saja.
"Ne, Sarada" Aku memulai
"Nani?"
"Anu...tadi kau bilang ingin membantu bibi Sakura memasak, tapi kenapa kau sendiri dirumah?"
Saat Boruto bertanya pada Sarada, dia jadi teringat tentang Boruto yang akan menembak Sumire. Mata Sarada kini sudah memerah, dan memanas. Kenapa Boruto menanyakan hal itu. Saat bangun tidur tadi Sarada sudah lupa soal perasaan Boruto pada Sumire.
Sebelum Sarada bisa menjawab pertanyaan Boruto, bel rumah Uchiha berbunyi
Ting tong
Sarada segera berdiri dan menghampiri pintu depan, lalu membukanya. Ternyata yang datang adalah Mitsuki.
"Oh, Mitsuki! Sedang apa kau disini, masuk." Ajak Sarada pada Mitsuki yang sedang tersenyum seperti biasa.
"Ternyata kau disini juga Boruto" Ucap Mitsuki ketika melihat Boruto sedang memakan ramen dan sup miso buatan Sarada. Sarada kembali duduk di kursinya dan melanjutkan makan siang nya. Mitsuki yang melihat itu langsung tersenyum lebar yang membuat kedua insan itu menatapnya kebingungan.
"Ada apa Mitsuki?" Tanya Sarada sambil membersihkan mulutnya. Mitsuki hanya tersenyum lalu berkata, "Kalian seperti sepasang suami isti ya. Makan siang berdua di rumah, apalagi Sarada yang memakai celemek dan boruto yang memakai pakaian paman Sasuke" Ucap Mitsuki tanpa dosa. Perkataannya tadi tentu sukses membuat si laki-laki berambut pisang, dan gadis yang memakai celemek bagaikan ibu rumah tangga, bersemu merah.
"MITSUKI!!!"
Teriak Boruto dan Sarada bersamaan, sedangkan Mitsuki hanya terus tersenyum, tidak takut jika sekarang Sarada sudah memegang katananya kuat-kuat. Ya walaupun sebenarnya Sarada tidak masalah Mitsuki berkata seperti tadi. Hanya saja dia ingin men support teman masa kecilnya.
"Baiklah langsung keintinya saja, kita akan melakukan misi besok, misi ini adalah tingkat S. Tugas kita adalah mencari 5 gulungan yang disembunyikan setiap kage pertama dari kelima negara, dan membawanya kembali ke Konoha" Jelas Mitsuki.
"Kenapa tidak memberikannya kepada para kage saja?" Tanya Boruto dengan wajah serius. Yaaaa walau masih ada warna merah dipipi nya.
"Para kage memutuskan untuk melakukan rapat di Konoha, dan membahas tentang semua gulungan itu. Dan jangan sampai ada menemukannya duluan, karna paman Shikamaru bilang ada banyak bandit yang mengincar gulungan itu."
"Jadi kapan kita akan berangkat?" Sarada bertanya sambil membereskan piring makan bekasnya dan Boruto.
"Besok pagi. Dan kemungkinan misi ini alan berjalan selama 1 bulan lebih, jadi bersiap-siap lah.
"Ha'i!" Jawab Boruto dan Sarada bersamaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.See you
YOU ARE READING
The Other World
FanfictionDisclaimer: Tokoh-tokoh di fanfic ini milik Masashi Kishimoto. Dan semua gambar di fanfic ini bukan punya author Setelah tersedot portal yang entah muncul dari mana, Boruto dan Sarada tiba disebuah dunia dimana tidak ada Shinobi satu pun, melainkan...