8 (Who Are They?)

260 57 0
                                    

Hari ini Farhan mengunjungi sekolah lamanya. Sudah hampir satu tahun ia tidak pernah ke sekolahnya ini lagi. Dia langsung menuju lapangan basket dimana Fajri terlihat sedang bermain basket dengan Fenly, dan yang lainnya memperhatikan mereka bermain sambil membicarakan beberapa hal.

"Hai, lama ya ga ketemu," Sapa Farhan

Wulan langsung merubah ekspresi wajahnya. Ia berpikir apakah Farhan masih menyalahkannya atas kematian Lala? Melihat Farhan ada disana dan menyapa mereka membuat Wulan senang, tapi juga takut secara bersamaan. Fajri yang menyadari perubahan ekspresi Wulan langsung menggenggam tangannya.

Masih aja halunya author:v

"Eh Banghan. Kenapa nih kemari? Mau nagih kado dari kita ya?" Kata Zweitson

"Eh, enggak kok. Gue mau ketemu Fajri sekalian ketemu kalian juga. Apa kabar kalian?"

"Aelah pake nanyain kabar. Baru juga tempo hari ketemu pas ulang tahun lo Bang," Kata Fenly

"Iya sih tapi kan gue ga bener-bener menyapa kalian dengan baik waktu itu."

Semuanya senang dengan perubahan Farhan setelah hari ulang tahunnya kemarin. Farhan sudah tidak lagi mengurung diri dan mau berbicara pada mereka lagi. Farhan langsung menanyakan soal Ridwan pada Fajri, tapi ternyata hal itu sudah di urus oleh Gilang, semuanya sudah beres.

Gilang sengaja tak memberitahu Farhan agar Farhan tetap pergi ke sekolah lamanya dan bercengkrama lagi dengan temannya yang lain. Terutama Wulan yang sempat disalahkan oleh Farhan atas kejadian yang menimpa Lala.

"Oiya Lan, gue minta maaf ya udah nyalahin lo waktu itu. Padahal lo juga gatau apa-apa, gue waktu itu kehilangan Lala banget soalnya. Maaf ya Lan," Kata Farhan.

"Harusnya gue yang minta maaf Bang. Karena gue Kak Lala..."

"Udah ga usah saling merasa bersalah gitu. Yang penting kita sekarang harus bahagia, sesuai pesan terakhir Kak Lala," Kata Rere

"Itu khusus buat Banghan Re, bukan buat lo," Kata Faneza

"Ih Faneza mah jahatnya tetep ya. Zweitson juga mau aja lagi sama Faneza," Celetuk Rere

"Eh omongannya. Sini ga lo!"

"Kaburrrrr."

Irma yang memang pada dasarnya pendiam hanya bisa tersenyum melihat tingkah temannya dan senang melihat Farhan perlahan bisa mengikhlaskan Lala. Perlahan semua akan baik-baik saja, tapi sebuah masalah baru muncul pada hubungannya dan Gilang.

Beberapa hari ini Gilang jarang menghubunginya, padahal dulu Gilang tidak bisa jauh dari Irma dan bahkan sempat tidak ingin kuliah hanya untuk tetap bersekolah di sekolah ini untuk menghabiskan waktu bersama Irma.

Sekali lagi Irma mencoba mengirimi Gilang pesan. Kalau kali ini tidak di balas, Irma akan mendatangi Gilang langsung ke kosannya.

.
.

Jam pelajaran sudah dimulai kembali. Farhan juga sudah kembali ke kampusnya dan semua siswa juga sudah memasuki kelasnya masing-masing. Irma yang merasa perlu buang air kecil, meminta ijin pada guru pengajar untuk pergi ke toilet.

Dalam perjalanannya menuju kelas, Irma bertemu dengan Nadia dan Vian. Mereka berdua berniat mencari informasi tentang Lala Ditya di sekolah ini karena terakhir kali Vian bertemu Lala saat itu Lala masih bersekolah disini.

"Permisi dek, ruangan kepala sekolah dimana ya?" Tanya Nadia

"Oh, mau saya antar kak?"

"Boleh dek, terimakasih."

Farla || Farhan UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang