19 (The Necklace)

196 47 4
                                    

Lala duduk manis di depan laptop-nya yang memperlihatkan kedua orang tuanya. Ia melakukan vidio call dengan mereka karena mulai merasa rindu. Perusahaan Ayahnya di China masih belum kembali seperti semula, masih banyak masalah yang harus diselesaikan.

"Papa jaga kesehatan yaa, Mama juga."

"Iya nak, kamu juga jaga kesehatan disana. Tante Leni gimana? Baik kan sama kamu?" Tanya Mama

"Nadia sama Vian masih disana kan?" Tanya Papa

"Masakan Tante Leni enak banget Ma, ngalahin masakan Mama," Kata Lala merecoki Ibunya sendiri.

"Vian lagi ada acara keluarga Pa, si Nadia lagi keluar sebentar. Katanya mau COD-an, bentar lagi juga datang," Lanjutnya.

Mereka menceritakan apa yang terjadi selama dua hari mereka tidak bertemu dan membicarakan banyak hal. Siang itu Lala habiskan dengan vidio call bersama orang tuanya, bahkan Lala tidak menyadari pesan dari Nadia yang memberitahu bahwa ia akan terlambat karena terjebak macet.

Sudah 2 jam berlalu dan orang tuanya juga harus melakukan pekerjaan mereka agar bisa cepat kembali ke Indonesia. Dengan sangat terpaksa mereka mengakhiri vidio call itu. Lala berjalan menuju ruang tengah, hendak menonton televisi.

Dindong!

Bel rumahnya berbunyi sedangkan Lala tidak menunggu seorang tamu. Jika itu Nadia atau Vian, mereka tidak akan memencet bel dan jika itu Tante Leni, ia pasti akan lewat pintu belakang karena lebih dekat dengan kamarnya.

Lala berjalan keluar dan mengambil tongkat golf milik ayahnya untuk memukul sang tamu jika mencurigakan. Ketika dibuka, wajah mencurigakan langsung terpampang nyata di hadapan Lala. Ia pun langsung memukuli pria itu.

"Ah! Anying sakit! Stop! Lala ini gue Gilang!"

Mendengar itu, Lala malah semakin brutal memukuli Gilang. Dengan rasa sakit yang tidak tertahankan lagi, Gilang menyudutkan Lala ke dinding. Sebenarnya ia ingin memukul gadis di hadapannya ini.

"Sakit," Kata Gilang dengan wajah datar nan menyeramkan bagi Lala

"Lagian salah lo punya muka mencurigakan!"

Gilang berdesis kesakitan dengan lebam-lebam di tangannya. "Jadi gini cara orang kaya menyambut tamunya," Kata Gilang sambil mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang dari tasnya.

"Ada apa kesini?!"

"Ngegas mulu neng. Mau ngasi ini."

"Apa tuh?" Gilang membuka kotak itu yang ternyata berisi sebuah kalung.

"Maaf gue gasuka sama lo," Tolak Lala

Gilang terkekeh, "Eh, filter tomat! Gue udah punya pacar yang lebih cantik, lebih lugu, lebih kalem dari lo! Ga usah ge-er, ini dari Farhan."

Lala malu dan merampas kotak itu dari tangan Gilang kemudian mengusir tamunya itu. "Ga dijamu dulu?"

"Ga ada jamu gue!"

"Whisky deh."

"Ga."

"Vodka."

Farla || Farhan UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang