Siang ini Fiki tengah asik berkutat dengan mimpi indahnya. Dalam mimpi ia menjadi seorang aktor yang tengah melakukan syuting sebuah film. Filmnya sangat keren dan Fiki menyukainya, tapi tiba-tiba mimpinya menjadi horor. Saat ia menonton ulang sendiri filmnya sebelum dirilis, ia mendapat telepon dari nomor tak di kenal.
Fiki mengangkatnya, “Halo?”
“Harusnya lo ga ngangkat telepon dari sembarang nomor.”
“Hah? Oh yaudah gue matiin ya.”
Fiki pikir itu adalah salah satu staf yang ikut dalam proses syuting kemarin dan iseng menjahilinya. Filmnya itu memang bertemakan horor tentang nomor yang tak di kenal, berdasarkan kisah nyata. Namun sesaat setelah ia memutus panggilan, Fiki tiba-tiba berada di lokasi syuting yang memang adalah lokasi asli dari tempat di temukannya korban-korban nomor tak di kenal itu.
Fiki terbangun dari tidur siangnya, benar-benar mimpi buruk. Ia menghembuskan nafas lega mengetahui bahwa itu hanya mimpi lalu kemudian terkejut setelah ponselnya berdering. Perlahan ia memeriksa siapa yang menelpon, dan kembali bernafas lega ketika melihat nama Kak Ricky di layar ponselnya.
Ricky meminta bantuan Fiki dalam pembuatan filmnya ini. Setelah mengamati lawan-lawannya, mereka semua mengajak orang-orang terkenal ikut dalam pembuatan film agar mendapat viewers dan like lebih banyak. Ia tidak mau kalah hanya dengan penampilan orang-orang terkenal itu dan mengajak kenalannya yang juga merupakan publik figur seperti Fiki, Fajri dan Faneza.
“Kalo horor gue ga ikut!” Kata Fiki
“Ayolah bantu gue Fik.”
“Pokoknya gamau.”
Cukup sulit bagi Ricky untuk membujuk Fiki, tapi pada akhirnya Fiki mau bergabung setelah Ricky mengatakan akan membelikannya seekor kelinci. Fiki itu memang sangat random soal keinginan-keinginan kecilnya.
.
.
Tim inti saat ini sedang mencoba membagi tugas sebelum menentukan ide cerita dari film yang akan mereka buat. Ricky dan Dipta sama-sama ingin menjadi sutradara, tapi akhirnya yang menjadi sutradara adalah Ricky dan Dipta menjadi asisten sutradara yang nantinya akan mencari lokasi syuting yang cocok.
Angel akan menjadi penulis skenario dan naskah, sedangkan Sherly akan menjadi produser. Sementara Shandy mendapat bagian promosi dan pubdok (publikasi dan dokumentasi). Sisanya akan menjadi pemeran dalam film. Karena permintaan Fiki, ide awal Ricky jadi kacau dan harus mencari ide baru lagi.
“Gimana kalo kita buat cerita horror/thriller basen on true story-nya Lala!” Kata Ricky, kepalanya sudah tidak mampu berpikir jernih
“Eh Rick!” Tegur Gilang menunjuk Farhan dengan matanya
“Gue?” Kata Lala bingung
“Ya Allah Han, maaf. Otak gue lagi... Maaf,” Kata Ricky yang merasa penjelasannya tidak akan berarti dan hanya meminta maaf
“Oh,” Gumam Lala
Farhan tersenyum kecut dan berkata, “Gue rasa gapapa Rick. Sekarang gue terlalu bahagia, rasanya ga pantes gitu. Ide cerita ini biar jadi pengingat gue kalau gue ga pantes bahagia saat Lala ga ada di samping gue.”
“Jangan ngomong gitu Han. Lo jadi orang paling bahagia di duniapun pasti Lala disana bahagia juga,” Kata Angel
“Iya Han, lo tau persis Lala itu sayang banget sama lo. Dia pasti bahagia kalo lihat lo bahagia. Lo yang paling tau Lala itu gimana Han,” Kata Sherly
“Untung hutang gue di Lala Farhan ga tau,” Batin Shandy
“Berasa ngomongin gue hehe,” Kata Lala yang mulai merasa tidak nyaman dengan percakapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farla || Farhan UN1TY [END]
FanfictionBAGIAN KEDUA CALON PENGURUS OSIS Farhan Jawas, seorang pria yang baru saja kehilangan sumber kebahagiannya yaitu seorang perempuan bernama Lala Ditya Karin dalam sebuah tragedi. Takdir mempertemukan kembali Farhan dengan Lala, tapi... Lala Dianita...