5 (Her Family)

301 55 1
                                    

Kini Lala tengah mengobrol dengan teman-teman Farhan yang menanyai dirinya perihal kemiripannya dengan Lala Ditya. Lala hanya bisa menjawab sebatas yang ia tahu sambil menunggu kedatangan Dipta untuk menjemputnya.

Tak lama, kedatangan Dipta yang ditunggu akhirnya tiba. Lala langsung pergi dan melambaikan tangannya pada teman-teman Farhan.

“Seru pestanya?” Tanya Dipta

“Ya gitu.”

“Pesta ulang tahun siapa sih?”

“Salah satu temen lama aku.”

Lala berbohong pada Dipta, tidak mungkin ia memberitahu yang sebenarnya. Bisa-bisa hubungannya selama 2 tahun kandas. Lagi pula ini pertama dan terakhir kalinya Lala bercengkrama dengan orang-orang di dalam.

.
.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, Lala dan Dipta tiba di depan rumah sakit yang merawat Mama Lala yang sedang sakit. Lala menyuruh Dipta untuk ikut masuk menjenguk Mama, tapi Dipta menolak dengan alasan Mama akan sakit jika bertemu dengan Dipta. Segitu bencinya Mama pada Dipta yang entah sebabnya apa atau hanya feeling seorang ibu.

Lala masuk ke ruang inap Mama dan mendapati Mama sedang menyantap makan malamnya. Mama tersenyum kearah Lala dan menyuruh Lala datang padanya dengan isyarat tangan.

“Lala udah makan?”

“Udah Ma. Mama makan apa?”

“Bubur lagi dan lagi.”

“Itu yang aku rasain beberapa bulan lalu waktu harus di rawat di rumah sakit sehabis di culik. Bolehnya makan bubur aja, padahal dokter udah bilang aku boleh makan makanan lainnya.”

“Iya Mama dapat karmanya.”

“Siapa suruh berantem sama aku.”

“Lala ga boleh ngomong gitu ah. Sifat kamu berubah setelah di culik. Sekarang jadi lebih kasar, pemarah pula,” Kata Papa Lala yang baru saja pulang dari bekerja dan langsung menuju rumah sakit

“Udahlah Mas, mungkin karena trauma. Diculik bukan kejadian biasa loh, apalagi hampir aja kita kehilangan putri tercinta kita,” Mama membela Lala

“Ya udah kenapa kamu ga restuin aja hubungan Dipta sama Lala biar Lala happy,” Kata Papa

“Kalau itu aku ga bisa Mas, Dipta itu ga baik buat Lala.”

“Baik kok. Dia itu anak dari temen aku. Ga baik darimana nya coba.”

“Aku ngeliat dia__” Kata Mama terhenti, kemudian melihat Lala yang sedari tadi menyimak perdebatan kedua orang tuanya.

“Lihat apa Ma?”

Mama tidak menjawab, ia takut melukai perasaan Lala jika memberitau kebenaran tentang Dipta yang hanya diketahui oleh dirinya. Lala menjadi kesal dengan sikap ibunya yang selalu seperti ini. Melarangnya berhubungan dengan Dipta, tapi setelah ditanya alasannya, Mama bungkam.

“Kasi tahu aja Ma. Mau nyakitin aku pun lebih baik Mama kasi tau. Daripada aku tahu setelah perasaan aku ke Dipta makin bertambah besar nanti bakal tambah sakit.”

“Mungkin insiden penculikan itu buat kamu lebih kuat sekarang. Dulu kamu gak pernah mau mendengar kenyataan yang bikin kamu sakit hati. Tapi sekarang kamu malah nuntut,” Kata Mama lalu tersenyum kecil

Kata-kata Mama barusan membuat Lala diam dan melupakan semua pertanyaan dan rasa penasarannya tentang Dipta. Sekarang ia lebih bertanya-tanya seperti apa dirinya dulu sebelum mengalami insiden penculikan itu dan mengalami lupa ingatan.

Farla || Farhan UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang