20 (Kidnapping of Lala)

190 46 3
                                    

Proses syuting film mereka sudah hampir selesai, kini saatnya adegan paling mengerikan mendapat gilirannya. Ricky meminta Dipta untuk mencari lokasi yang cocok dengan pendeskripsiannya. Ricky juga meminta untuk mencarikan orang-orang yang akan menculik Lala dalam adegannya.

"Udah beres semua. Kapan syuting adegannya?"

"Eh, udah? Bagus deh. Kalo gitu kita syutingnya lusa."

"Oke." Dipta mengakhiri panggilannya dengan Ricky dan menelepon orang lain. "Lusa kita mulai," Kata Dipta kemudian mematikan ponselnya. Dipta membaringkan tubuhnya dikasur, memikirkan kembali apa ia harus melakukannya sejauh ini?

Sementara itu kedua adiknya bermain di halaman rumahnya bersama teman baru mereka. Gadis itu menjadi teman adiknya karena mereka sama-sama YouN1T, nama fandom dari boyband yang mereka gemari.

Dipta yang mendengar suara tawa dari adiknya itu bangkit dan memperhatikan kedua adiknya sedang asik bermain bulu tangkis melalui jendela kamarnya. Sedangkan gadis yang belum ia ketahui namanya itu menjadi juri dari persaingan mereka.

"Jurinya adil gak nih?" Tanya Dipta kemudian duduk disamping gadis berpenampilan culun itu.

"Adil dong, dia ga bakal kesuap sama kakak. Dan aku bisa tunjukin kalo aku lebih jago dari dia!" Kata Dinda menatap Dino penuh ambisi

"Buat Dino menang. Nanti gue kasi apapun yang lo minta." Dipta mencoba menyuap juri untuk menjahili Dinda, si bungsu yang selalu ter-bully.

"Aku ga yakin kakak bisa ngasi apapun yang aku mau," Kata gadis itu

"Tuh kan, Irma itu adil dan jujur. Ga kayak kalian berdua, licik!" Saut Dinda

─o─

Malam ini malam minggu. Farhan mengajak Lala pergi ke taman hiburan tempat terakhir dirinya hangout dengan almarhumah Lala. Farhan mengajak Lala karena belakangan ini selama proses syuting, Lala sering pingsan saat melakukan beberapa adegan.

"Lo lagi sakit apa gimana? Sering banget pingsan," Tanya Farhan sambil menikmati es krim.

"Gatau. Waktu gue lakuin beberapa adegan gitu, tiba-tiba gue ingat sesuatu, tapi agak samar gitu. Eh pas udah ingat sepenuhnya malah pingsan. Bangun-bangun udah lupa."

"Apa tu obat masih ngaruh ya? Lo udah berhenti minum kan?" Lala nyengir karena ternyata ia masih meminum obat itu, walau tidak sesering dulu.

"Nanti pas gue anter pulang, obatnya kasiin ke gue."

"Buat apa?"

"Mau gue cemilin! Ya mau gue buang lah." Lala tidak keberatan, selama ini ia selalu tergantung pada obat itu. Selama obat itu tidak ada, mungkin ia bisa berhenti.

Setelah menikmati malam minggu yang menyenangkan, Farhan mengantar Lala pulang. Seperjalanan mereka menuju rumah, Lala kembali merasa dejavu. Seingatnya ia tidak pernah pergi ke daerah ini.

Mobil Farhan tiba-tiba berhenti entah karena apa. Melihat Farhan yang sedang memperbaiki mobil diluar, entah kenapa membuat Lala merasakan kerinduan yang abu-abu. Karena hal itu, tanpa sadar ia menitikkan air mata.

Setelah memperbaiki mobilnya, Farhan kembali masuk dan melihat Lala menangis sambil menatapnya. Refleks tangannya mengusap lembut pipi Lala, menghapus air matanya. Namun, hal itu membuat Lala semakin emosional dan membuat Farhan merinding.

Tempat mereka berhenti ini memiliki pemandangan yang cukup menyeramkan. Farhan takut jika Lala kerasukan jin atau sejenisnya. Farhan pun melajukan mobilnya dengan terburu-buru.

Farla || Farhan UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang