Lala kembali terbangun karena mimpi buruknya. Nadia yang tidur di sampingnya terlalu mengantuk untuk menyadari teriakan Lala yang padahal cukup kencang sampai membawa Tante Leni yang memasak di dapur dan Farhan juga Vian yang tengah tertidur terbangun kemudian pergi ke kamar Lala.
"Gapapa kok, cuma mimpi."
Tante Leni tanpa ekspresinya kembali ke dapur. Sedangkan dua pria yang baru saja tertidur itu kembali ke kamar mereka dan melanjutkan tidurnya.
"Huaahheeemmm." Nadia mulai bangun dari tidurnya.
Dua wanita itu melakukan rutinitas paginya sebelum berkumpul pukul 10 nanti. Film mereka akan memulai produksinya hari ini. Entahlah siapa Gilang sebenarnya, dengan cepat dia mendapat ijin dari penulis misterius itu untuk mengangkat ceritanya dalam sebuah film. Apalagi film ini bukanlah film yang akan tayang di bioskop atau apliaksi streaming film lainnya, melainkan di youtube yang siapa saja bisa mengaksesnya dengan gratis.
"Emang apa salahnya di youtube? Tetap dapat untungnya juga kan kalau views-nya banyak," Kata Vian
"Enggak seberapa kalau dibandingin tayangnya di bioskop atau aplikasi streaming film," Kata Lala
"Katanya juga banyak sutradara yang mau jadiin cerita itu film, tapi Lady gamau. Gue denger dari Shandy sih," Kata Farhan
Percakapan itu menjadi bahan obrolan mereka sembari menunggu waktu berkumpul tiba. Merekapun sempat mencurigai apa yang Gilang lakukan untuk mendapatkan ijin itu, tapi kecurigaan mereka hanya sebatas kecurigaan, bahkan tidak ada spekulasi yang kuat.
Tiba-tiba ponsel mereka berdenting secara bersamaan, menunjukan pesan dari Gilang yang ia tulis di grup chat khusus pembuatan film ini.
Gue sama Dipta ada di panti asuhan harapan, ini lokasi syuting pertama kita. Buruan kesini, ga usah nunggu jam 10. Sekarang! Dasar pemalas kalian semua😎😏
Lala yang sejak pertama kali bertemu dengan Gilang sudah merasa kesal, kali ini menjadi lebih kesal. Atas dasar apa dia berkata bahwa yang lainnya malas? Dianya saja yang terlalu rajin hingga sudah berada di tempat itu sepagi ini.
"Apaan sih?! Sutradaranya siapa, kok dia yang ngatur." Nadia ikut merasa kesal
"Udah ikutin aja. Gilang dari dulu memang begitu, tapi gue yakin apapun yang dia lakuin ga akan pernah ngecewain kita. Makanya Ricky mau di eksploitasi bagitu hahaha." Farhan membela sahabatnya itu
Mereka akhirnya berangkat menuju lokasi dan sampai sekitar 2 jam perjalanan. Tepat pukul 10.00 mereka semua sudah berkumpul di panti asuhan itu. Pada akhirnya rencana mereka untuk berkumpul jam 10.00 tetaplah berjalan.
Yang syuting di tempat ini adalah beberapa anak panti dan Shandy, Sherly yang merangkap tugas sebagai orang tua serakah yang akan mengadopsi Rini.
Adegan perpisahan antara Rini dan Dini entah mengapa membuat Lala mengingat sesuatu yang samar-samar. Ia kembali mencoba mengingat ingatan yang hanya melintas di otaknya itu, tapi ia berakhir jatuh pingsan.
Gilang memperhatikan Lala dengan tatapan penuh selidik, mungkin dugaannya tentang kesamaan kisah Rini dan Dini dengan kedua gadis pemilik nama Lala ini benar adanya. Ia mengambil keputusan yang tepat, tapi ia juga sedikit khawatir dengan kondisi Lala. Ia takut terlalu memaksakan ingatan Lala dan membahayakan kondisinya.
Farhan yang khawatir tetap menjaga Lala di kamar salah satu pengurus panti. Dalam pingsannya, Lala melihat adegan yang sama persis dengan adegan barusan. Bedanya, wajah dari dua anak kembar itu mirip dengannya.
Lala bangun dengan air mata yang langsung mengucur deras membasahi wajahnya. Farhan yang sedari tadi di sampingnya, bingung bagaimana caranya menenangkan Lala. "L-lo kenapa? Kenapa tiba-tiba nangis?" Tanya Farhan sambil memeluk Lala
KAMU SEDANG MEMBACA
Farla || Farhan UN1TY [END]
FanfictionBAGIAN KEDUA CALON PENGURUS OSIS Farhan Jawas, seorang pria yang baru saja kehilangan sumber kebahagiannya yaitu seorang perempuan bernama Lala Ditya Karin dalam sebuah tragedi. Takdir mempertemukan kembali Farhan dengan Lala, tapi... Lala Dianita...