Seminggu setelah festival tahunan itu berakhir, Gilang pergi ke rumah Faneza untuk keperluan usaha orang tuanya. Dia membutuhkan seorang model untuk produk baru dari usaha keluarganya.
Orang tua Gilang juga berada di Jakarta untuk mengurus usahanya. Namun, hal itu tidak meringankan beban Gilang. Dia masih tetap harus melakukan banyak hal, salah satunya adalah mencari model. Untung dia mengenal Faneza dan membuat pekerjaannya kali ini jadi lebih mudah.
Gilang berbicara pada ibu Faneza selaku manager, sedangkan Faneza bermain dengan Zweitson di kamarnya. Setelah kesepakatan keduanya berhasil di dapat, Gilang ingin berbicara dengan Faneza.
“Langsung ke kamarnya aja. Lagi main sama fotografernya,” Kata ibu Faneza
“Zweitson?” Ibu Faneza hanya mengangguk
Gilang kembali berpikir bahwa anak jaman sekarang terlalu dibiarkan bebas bergaul tanpa pengawasan. Dirinya tidak sadar bahwa ia juga termasuk ke dalam “anak jaman sekarang” itu, bahkan mungkin lebih parah.
Gilang langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuk dan melihat pemandangan yang tak seharusnya. Sebuah pemandangan yang memperlihatkan Zweitson menggunakan gaun Faneza dan wajah dengan make up tebal, persis penunggu persimpangan tengah malam.
Gilang tertawa terbahak-bahak, mengikuti Faneza yang juga tertawa sedari tadi sampai perutnya sakit. Sedangkan Zweitson hanya bisa menahan malunya menjalani hukuman yang Faneza berikan. Faneza tidak mau melewatkan momen ini dan memotretnya dengan kamera Zweitson.
Masa berlaku hukuman Zwetison sudah berakhir. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersikan kekacauan dirinya, sedangkan Faneza dan Gilang melihat-lihat lagi foto Zweitson sambil terus melanjutkan tawa mereka yang seakan tak mau berhenti.
Saat melihat foto-foto itu, kembali terlihat foto yang menangkap Dipta sedang bermesraan dengan Mona. Mereka langsung berhenti tertawa dan Gilang kembali menemukan jalan untuk rencananya yang sempat terhenti.
—o—
"Ga bisa Mon, kamu kan tau kalau aku dendam banget sama keluarga itu," Kata Dipta
"Dendam kamu selalu lebih penting dari pada aku," Kata Mona lalu pergi meninggalkan Dipta
“Waw impressive,” Gumam Gilang yang duduk tidak jauh dari keberadaan mereka. Seharian ini Gilang mengikuti Dipta untuk memastikan hubungannya dengan Mona.
Hasil dari penyelidikannya kali ini adalah tempat bernama Ravuelta ini menjadi tempat langganan Dipta dan Mona berkencan karena mereka tau betul kalau Lala tidak akan pernah datang ke tempat ini. Mereka tidak tau saja bahwa Lala yang bersama mereka sekarang bukanlah Lala yang mereka kenal dulu.
Gilang menghubungi Lala, meracuninya dengan daya tarik Ravuelta dan dengan rutin mengirimi Lala hal-hal terbaru, unik, dan menarik tentang Ravuelta agar suatu hari bisa memergoki Dipta dan Mona disana. Lala bukannya tertarik tetapi merasa risih dengan Gilang yang terus-terusan mengirimkan itu.
“Ngapain sih lo ngirim-ngirim kayak begituan?”
“Lo dateng aja ketempat itu. Bagus banget.”
“Sekarang ini jadi hobi baru lo apa gimana sih? Suka banget neror gue.”
“Ide yang bagus.”
“Udah lah, ga pernah bener emang kalo ngomong sama lo,” Kata Lala memutus panggilan
Usaha Gilang akhirnya membuahkan hasil dan hubungan antara Lala dan Dipta sudah berakhir. Rencananya akhirnya hampir selesai dan sekarang ia membiarkan waktu yang bekerja untuk menyatukan Lala dan Farhan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Farla || Farhan UN1TY [END]
FanfictionBAGIAN KEDUA CALON PENGURUS OSIS Farhan Jawas, seorang pria yang baru saja kehilangan sumber kebahagiannya yaitu seorang perempuan bernama Lala Ditya Karin dalam sebuah tragedi. Takdir mempertemukan kembali Farhan dengan Lala, tapi... Lala Dianita...