Sepasang saudara kembar sedang mempersiapkan mentalnya untuk berpisah. Mereka adalah Laladi dan Lalani sebelum akhirnya menjadi Lala Ditya Karin dan Lala Dianita Ryn.
Laladi >> Lala Ditya
Lalani >> Lala RynSepasang suami istri yang tidak bisa memiliki keturunan datang ke panti asuhan bernama rumah harapan tempat Laladi dan Lalani tinggal. Orang tua mereka meninggal dalam suatu kecelakaan bersamaan dengan keluarga besar mereka.
Mereka datang untuk mengadopsi Lalani, hanya Lalani tanpa Laladi. Dua anak berwajah sama ini sangat ingin keluar dari panti asuhan yang sangat tidak mereka sukai ini. Bukan karena pengasuhnya yang kejam, melainkan karena kondisi dan situasi lingkungannya.
Mendengar bahwa salah satunya akan keluar dan memiliki keluarga, menjadi kabar bahagia sekaligus menyedihkan bagi mereka berdua. Laladi mengikhlaskan Lalani pergi lebih dulu pada keluarga barunya. Mereka berjanji akan terus berhubungan satu sama lain.
Lalani tak henti-hentinya menangis karena tidak ingin berpisah dengan sang kakak, lalu Laladi selaku yang berojol lebih dulu pergi ke dapur untuk mengambilkan Lalani air. Tak sengaja ia mendengar percakapan calon kedua orang tua adiknya.
"Kamu yakin kita akan dapat warisan setelah adopsi seorang anak?" Tanya si betina
"Iya, aku yakin," Jawab si jantan dengan pasti
"Berarti kita harus ngerawat anak ini juga? Aaa~ pengeluaran lagi. Buat apa aku lakuin ini-itu biar ga punya anak kalo ujung-ujungnya tetep harus ngurus anak."
"Mau ga mau."
Laladi yang saat itu berusia 8 tahun memang tidak mengerti sepenuhnya apa yang kedua orang dewasa itu katakan, tapi ia tahu pasti bahwa kedepannya tidak akan baik untuk Lalani jika hidup dengan kedua orang serakah itu.
Laladi kembali ke halaman rumah, tempat Lalani masih menangisi kepergiannya beberapa jam lagi. Laladi yang masih kecil itu memaksakan otaknya untuk berpikir dewasa dan malah mengambil keputusan yang salah. Laladi memutuskan untuk menggantikan posisi Lalani. Laladi tidak bisa memikirkan hal lain selain itu, padahal bisa saja mereka menolak untuk di adopsi.
Di detik-detik kepergian Lalani, Laladi menyuruh Lalani untuk membantunya mencari sebuah gelang yang sebenarnya tidak ada. Itu hanya alasannya saja agar yang pulang bersama dua orang serakah itu adalah dirinya dan bukan Lalani.
Laladi meninggalkan sepucuk surat yang berisi permintaan maaf dan juga perintah untuk tetap berada di panti asuhan ini sampai menemukan orang tua yang tepat untuknya. Ia sama sekali tak menjelaskan kenapa ia melakukannya.
Lalani berakhir tetap berada di panti asuhan dengan kebencian yang ia simpan pada Laladi. Ia pikir Laladi egois karena telah meninggalkannya dengan kejam demi mendapatkan keluarga baru.
Sedangkan Laladi memulai hidupnya dengan orang tua yang sama sekali tidak pernah mengurusnya. Memang biaya kehidupannya tetap di biayai, hanya saja kasih sayang orang tua itu tidak ada. Jadi apa bedanya dengan tinggal di panti asuhan? Semuanya sama saja bagi Laladi.
Beberapa bulan kemudian, Lalani akhirnya kembali di adopsi oleh keluarga Ryn yang memang tulus ingin merawat seorang anak. Sebenarnya keluarga Ryn ingin mengadopsi seorang bayi, tapi di panti asuhan itu Lalani lah yang paling kecil.
Mereka berdua menjalani hidup dengan nama baru. Mereka tidak saling mengabari satu sama lain dan beranjak dewasa, Lala Ditya sesekali berkunjung untuk bertemu Lala Ryn. Namun, ia mendengar bahwa Lala Ryn sudah tidak ada di panti itu lagi.
Lala Ditya senang setelah mengetahui adiknya hidup di keluarga bahagia. Keputusannya dulu sudah tepat, walau ada rasa penyesalan dalam hatinya. Ia sangat merindukan Lala Ryn, tapi ia tahu Lala Ryn membenci dirinya. Ia ingin meluruskan segalanya, tapi untuk bertemu dengan Lala Ryn saja ia tidak berani.
Sepuluh tahun sudah berlalu, kini Lala Ryn yang tidak bisa lagi menahan rasa rindunya pada Lala Ditya. Semua rasa benci, marah dan kecewa dirinya terhadap Lala Ditya ia singkirkan dan memutuskan untuk bertemu.
Lala Ryn pergi ke panti asuhan lamanya, bertanya soal alamat rumah Lala Ditya lalu melesat pergi setelah menyapa beberapa pengasuhnya dulu.
Sesampainya di kediaman Lala Ditya, Bi Mira selaku asisten rumah tangga di rumah itu terkejut dengan kembaran tuan rumahnya yang tidak pernah ia ketahui.
"Non Lala lagi di rumah temennya," Kata Bi Mira
"Boleh minta alamatnya Bi?" Tanya Lala Ryn
Bi Mira memberikan alamat rumah Wulan dan Lala Ryn langsung melesat pergi, dia sudah tidak sabar bertemu lagi dengan kembarannya setelah sekian lama.
Sesampainya di rumah Wulan, kebetulan Lala Ditya baru saja keluar dari rumah itu. Lala Ryn ingin langsung menghampirinya, tapi ia putuskan untuk mengikutinya terlebih dahulu. Tiba-tiba seorang pria yang tidak ia kenali membekap dan membawa Lala Ditya entah kemana.
Lala Ryn panik dan tidak tahu harus melakukan apa, dan ini sudah hampir tengah malam. Tidak ada satupun orang yang melintas dan rasanya percuma jika ia berteriak, yang ada pria itu juga akan membuatnya pingsan. Jadi Lala Ryn memutuskan untuk mengikuti mereka.
Dalam perjalanan, banyak barang Lala Ditya yang terjatuh dari tasnya dan Lala Ryn memunguti barang-barang tersebut, salah satunya adalah buku harian. Setibanya di sebuah rumah terbengkalai, Lala Ryn memutuskan untuk bersembunyi dan menghubungi temannya, Vian.
Selagi menunggu Vian, Lala Ryn iseng membaca buku harian milik Lala Ditya. Disanalah akhirnya ia mengetahui apa yang Lala Ditya lakukan sepuluh tahun silam. Lala Ryn menyesal karena telah membencinya selama sepuluh tahun, Lala Ditya tidak pantas ia benci.
Vian akhirnya datang dan Lala Ryn menjelaskan rencananya untuk menukar posisinya dengan Lala Ditya. Vian sempat tidak menyetujui rencana dadakan Lala Ryn ini, tapi Lala Ryn meyakinkan Vian dengan berkata ia sudah memiliki rencana yang matang.
Saat pria itu menerima sebuah panggilan telepon, itu menjadi kesempatan bagi Lala Ryn untuk membawa Lala Ditya pergi. Lala Ditya yang di bopong Vian bersama Lala Ryn pergi menjauhi rumah itu dan bersembunyi.
"Lo bawa kakak gue ke bangunan kosong deket rumah sakit terdekat. Sampai sana lo harus iket kakak gue dan buat situasi seakan dia di culik. Habis itu lo telpon Mama dan bilang kalau gue di culik. Lo pura-pura aja jadi penculiknya dan ini hp gue buat lo hubungin Mama."
"Terus lo gimana?"
"Gue akan usaha buat alihin pria itu. Setelah ini Lala yang lo temui adalah dia, bukan gue. Tolong lo rahasiain ini, termasuk dari orang tua gue dan Nadia. Bantu gue sukses-in rencana gue."
"Sebenernya rencana lo apa? Yang lo kasi tau barusan ga sepenuhnya rencana lo kan? Masih ada lagi, iya kan?"
"Udah sekarang lo pergi. Pria itu makin deket, cepet!" Vian pergi menuruti ucapan Lala Ryn dan Lala Ryn pergi mengalihkan perhatian pria itu.
Akhirnya Lala Ditya di larikan ke rumah sakit dan hidup sebagai Lala Ryn. Kehilangan ingatan yang Lala Ditya alami seakan mempermudah rencana Lala Ryn yang ingin menggantikan posisinya.
Sedangkan Lala Ryn, ia malah tertangkap oleh pria yang ia sendiri tidak tahu memiliki dendam apa dengan Lala Ditya sampai ingin membunuhnya begini. Pria itu berhasil membuatnya pingsan dan melakukan hal yang sama dengan apa yang ia lakukan pada Lala Ditya sebelumnya.
Perbedaannya, kali ini tidak ada yang menyelamatkan Lala Ryn dan dengan pasti Lala Ryn menghembuskan nafas terakhirnya sambil tersenyum dengan air mata.
Jadi yang mati itu bukan Lala pacarnya Farhan tapi Lala pacarnya Dipta. Semoga kalian tidak bingung...
Kalo ada yang bingung tanya" aja di komen, author jelasin kok😉
Jangan lupa tinggalin jejak, oke?
See you in the next chapter
~babay♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Farla || Farhan UN1TY [END]
FanfictionBAGIAN KEDUA CALON PENGURUS OSIS Farhan Jawas, seorang pria yang baru saja kehilangan sumber kebahagiannya yaitu seorang perempuan bernama Lala Ditya Karin dalam sebuah tragedi. Takdir mempertemukan kembali Farhan dengan Lala, tapi... Lala Dianita...