2. KEMBALI.

1.6K 115 92
                                    

"Kembali, bukanlah hal yang mudah bagi seseorang yang hati nya sudah hancur berkeping-keping."


•••

2. KEMBALI.

Seorang wanita memberhentikan mobil hitam nya di depan sebuah gedung tua yang tak terpakai.

"Selamat datang bos," sapa seorang lelaki ketika ia membuka pintu mobilnya.

"Sudah berkumpul semua?" ucap wanita itu lalu diangguki lelaki berbadan besar itu.

"Hai Va!" sapa salah seorang yang ada disana.

Wanita itu adalah Iva.

Iva hanya berdeham.

"Oho ayola Va, sampai kapan lo diam disini? Lo gak mau ke indonesia lagi? Atau pindah kewarganegaraan?" ucap Fano, salah satu anggota inti di BD yang sudah ia anggap adik kandungnya sendiri.

"Berisik lo, ini gue mau pulang," jawab Iva enteng.

"Sumpah lo? Gue ikut dong ya!!!"

"Sejak kapan lo gak pernah ikut kemana gue pergi? Pasti juga ngikut, kek ekor gue aja lo," sinis Iva, yang disinis hanya cengir tak berdosa.

"Oh iya, terus lo suruh anak - anak ngumpul untuk apa?" tanya Fano.

"Fellix." ucap Iva sambil mengemasi barang - barang yang akan ia bawa.

"What! Fellix si tua bangka itu? Dia buat masalah lagi?"

"Masalah dia satu aja belum selesai gimana mau buat masalah baru," ucap Iva dengan senyum iblis nya.

"Gue diundang ke acara peresmian hotel barunya, setelah itu gue akan sedikit bermain main dulu sebelum ajal menjemputnya."

Senyum iblis itu mengembang tipis, badai sebentar lagi tiba.

Gadis cantik dan licik ini dengan kepintaran nya, ia memiliki perusahaan diberbagai negara. Jovanka Company, perusahaan besar di Indonesia yang memiliki saham terbesar didunia.

~ Z ~

"AAAA! Iva ke Indonesia gak ajak gue!" pekik Aliza setelah membaca kertas yg ditinggal kan Iva tadi malam.

Ia bergegas mengambil ponselnya untuk menelfon Iva untuk menanyai teman liciknya ini kenapa meninggalkannya tiba - tiba.

'Why?'

"Huwaaaa! Lo ya Va jahat! Lo tinggalin gue lagi. Gue kan mau ke indo juga," rengek Liza.

'berisik lo'

"Lo tinggalin gue Va, tapi sebagai gantinya lo harus beliin gue tiket konser, oke tidak ada penolakan!"

'Dih pedean lo.'

"Huwaa lo jahat bener sa---"

tut..tut..tut..

"Lah dimatiin lagi dasar teman bang--"

ting--!

pesan dari Iva? batin Aliza.

Iva naks dakjal :
Sumpah serapah dipersilahkan.

Mampus! Apa Iva menyadap ruangan ini? Ya ampun, ia lupa sedang dikamar Iva.

ting--!

Didalam laci ada semua yg lo ingin kan.

Aliza langsung membuka laci yg ada dikamar Iva dan...

"YEYYYY! Tiket konser. Love u Va!!"

Disebrang sana Iva tersenyum menatap I-pad nya yang tersambung dengan cctv kamarnya. Ia sengaja memasang cctv dikamarnya yang sangat tersembunyi. Tak hanya Iva yg notebatenya sebagai leader BD, Aliza juga termasuk salah satu anggota di BD sekaligus tangan kanan Iva.

~ Z ~

Iva mendarat di Indonesia dengan jet pribadinya yang berlandas di halaman markasnya.

Semua orang dimarkas membungkuk hormat melihat sang leader telah kembali sejak 2 tahun yang lalu.

Iva memasuki dunia yg penuh kegelapan ini sejak umur 13 tahun, tanpa sepengetahuan orang tuanya. BLACK DIAMOND (BD) sebuah kelompok mafia sekaligus agen rahasia yang didirikan olehnya.

Sejak bertemu Ravi ia tetap melaksanakan tugas nya sebagai leader tanpa diketahui oleh Ravi.

Bedanya, sejak bersama Ravi ia jarang terjun langsung kelapangan untuk menjalani misi.

"Akhirnya boss!! Lo kembali juga setelah 2 tahun meninggalkan kekasih yang lupa ingatan," ucap Leo, salah satu tangan kanan Iva yg ada di Indonesia. Ia hanya memiliki beberapa anggota inti, karna dia tidak mudah percaya dengan orang.

"Berisik lo ah." bukan, bukan Iva yang mengatakannya melainkan Fano.

"Heh ekor! Lo diem aja ya, baru juga mendarat disini gue tebas juga kepala lo nih," ucap Leo.

Sebelum Fano membalas, Iva melempar pisau lipat yang ada disakunya kearah mereka dan

shut.

Pisau itu melayang tepat di depan mata mereka dan menusuk papan yang ada disamping mereka.

"Berisik sekali lagi kepala lo bedua gue tebas," ucap Iva santai lalu masuk ke ruangan nya.

"huft.. selamat," ucap Fano dan Leo bersamaan lalu mengikuti Iva.

~ Z ~

"Vi, gimana penampilan aku?" tanya Zea kepada Ravi.

Ravi berdeham lalu mengangguk dan kembali fokus menyetir. "Dasar pelit suara!" gerutu Zea.

"Lo bilang apa?" tanya Ravi.

"Hah? Gak ada hehe."

"Hm, ayo turun," ucap Ravi.

Banyak pasang mata yang melihat mereka turun dari mobil.

"Halo selamat datang Ravi," sapa Fellix.

"Halo tuan Fellix. Selamat untuk peresmian hotel mu," balas Ravi.

Fellix tertawa. "Kaku sekali kau nak."

"Tak sopan bagiku jika memanggilmu hanya nama."

"Haha baiklah, mari ma--"

Tin tin tin

Ucapan Fellix terpotong karna nyaringnya bunyi klakson mobil seorang tamu.

* * *

Tbc.

Tertanda,

(Salsabilarzkaa)

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang