Halo, apa kabar?
Happy reading ya!-ooo-
Seorang pria memasuki rumah yang ia sudah menjadi tempat pemberhentian terakhir nya. Rumah nya, hidupnya dari rumah ini. Dengan wajah di tekuk ia mendudukkan diri di sebuah sofa.
"Kenapa lo?" tanya Zoya duduk disamping pria itu.
"Lesu gak ada ayang yang semangati," ucap Fano.
"Dih jijik bangsat."
"Ngaca ya buk, anda lebih bucin dan menjijikkan dari saya," ucap Fano membalas Zoya.
"Enggak tuh bukan gue yang bucin," ucap Zoya.
"Oh jadi gue yang bucin gitu?" ucap seorang pria yang baru saja tiba dengan dua pria lainnya.
Zoya terkejut menatap ke arah suara. Mampus, pikirnya. Ia sedikit berlari ke pria itu dan memeluknya singkat.
"Kangen banget," gumam Zoya.
Fano tertawa mengejek. "Lihat sekarang siapa yang menjilat ludah sendiri."
"Ken, lama banget sih di Bandung," kesal Zoya.
Kenzo tertawa dan mengeratkan pelukannya pada Zoya. "Maaf ya?"
"Aduh capek gak punya ayang," sindir Jordan, mereka semua tertawa mendengar nya.
"Zea bebas hari ini kan?" tanya Geri tiba-tiba membuat keadaan menjadi hening.
Kenzo mengangguk singkat. "Benar. Kita harus sambut dia karena seterusnya dia tinggal disini sama kita."
Zoya mendengus kesal. Ia melepaskan tangan Kenzo yang merangkul nya, namun sia-sia Kenzo menarik nya kembali.
"Ingatkan apa yang Iva bilang? Kalau dia mau kita semua perlakuan Zea sebagai teman dan keluarga. Kita gak tau Iva dimana dan yang pasti Iva pasti melihat pergerakan kita semua."
"Annyeong!" sapa seorang gadis yang baru saja tiba dengan berkas dan paper bag di tangan nya.
"AYANGIE!!" teriak Fano mendekat kearah gadis tersebut.
Gadis itu tertawa dan memeluk Fano singkat. "Fano alay najis anjing," ucapnya.
"Gak ada romantisnya lo Kir," ucap Fano.
"Gue ada berita," ucap Kirana, ia mengangkat berkasnya. "Gue di terima jadi model huhu."
"Serius yang?" ucap Fano.
"Iyaa jelek."
Mereka semua sontak berteriak dan mengucapkan selamat kepada Kirana. Ketika semua bersenang-senang perhatian Kirana teralih pada gadis yang tengah tenang menggambar di sudut ruangan ini.
Ia mendekat dan termangu menatap lukisan yang digambar oleh gadis itu. "Indah."
Tangan yang semula menari-nari di kanvas terhenti. Gadis itu menatap Kirana yang tersenyum manis pada nya. "Selamat yaa, lo pantes jadi model," ucap gadis itu lalu kembali fokus pada lukisan nya.
Kirana tersenyum kecut. "Udah tiga tahun dan sampai kapan lo mau diam kayak gini, Sya?"
Alesya kembali terdiam, ia meletakkan kuas nya dan bangkit dari duduknya menatap Kirana serta teman-teman nya yang tengah bercanda tawa sedikit jauh.
"Sampai Iva balik ke hadapan kalian semua."
"Sya.."
"Gue mau tidur, gue gak mau nyambut siapa-siapa. Jangan ganggu gue. Sekali lagi selamat," ucap Alesya lalu meninggalkan Kirana yang menatap punggung Alesya menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZHIVANNA [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] -ooo- Ini bukan tentang gadis lugu atau pendiam. Tapi tentang dia, ℤ𝕙𝕚𝕧𝕒𝕟𝕟𝕒 𝕃𝕖𝕫𝕚𝕣𝕒 𝕁𝕠𝕧𝕒𝕟𝕜𝕒, siapa sangka gadis manis ini adalah seorang mafia queen dan motorcycle gang queen. Ratu mafia, ratu nya gen...