19. I'M THE QUEEN.

907 49 5
                                        

Diam seperti patung
bergerak seperti penguasa dunia.
(Zhivanna Lezira Jovanka)

-ooo-

19. I'M THE QUEEN

Iva menatap bangunan yang sudah setengah hancur itu dengan banyak garis polisi. Di tempat ini Mama nya mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa.

Keadaan di sekitar sedikit sunyi. Ia menatap minimarket yang ada di sebrang toko kue yang sudah setengah hancur ini. Ia melangkah kaki nya mendekati minimarket tersebut.

"Ada yang bisa di bantu kak?" tanya pegawai minimarket menyapa Iva ramah.

"Air mineral satu."

"Ada yang lain kak," tanya petugas kasir tersebut dibalas gelengan oleh Iva.

Iva menyerahkan sepuluh lembar uang berwarna merah pada kasir tersebut. Hal tersebut sontak membuat gadis yang ada didepan nya terkejut.

"Maaf kak, ini kebanyakan. Apa kakak mau beli pulsa juga?" tanya petugas kasir tersebut hati-hati.

"Gue mau liat cctv tadi siang," ucap Iva datar.

"Maaf kak, ini privasi toko kami. Lagi pula polisi sudah memeriksa nya juga tadi dan pelaku nya sudah di hukum kan."

Suara gebrakan meja yang nyaring membuat petugas kasir tersebut terkejut. Siapa lagi kalau bukan Iva yang melakukan nya. Ia cukup sabar sejak tadi. Ia menghela nafas pelan.

"Gue gamau basa-basi," ucap Iva sambil mengeluarkan pistol dari saku jaketnya.

Petugas kasir tersebut tak ada pilihan lain, ia mendapat shift malam sendiri hari ini jadi bisa dipastikan tidak ada yang bisa menolong nya. Ia pun buru-buru mengantarkan Iva ke ruangan cctv minimarket tersebut.

Setelah melihat cctv tersebut ia merasa ada yang mengganjal. Kecelakaan itu seperti sebuah kesengajaan.

Tanpa mengatakan apapun Iva pergi dari minimarket tersebut.

~ Z ~

Suara berisik motor dan teriakan penonton menyatu menjadi satu. Kenzo melangkah tegas ke arah panitia pertandingan ini.

"Gue mau balap satu pertandingan setelah ini, gue terima siapapun lawan nya."

Farhan, selaku ketua dari acara balap motor pun terkejut melihat kedatangan Kenzo yang penuh dengan emosi.

Baru saja Farhan ingin membalas, Kenzo meninggalkan nya begitu saja.

"Tumben tuh bocah," gumam nya.

Tanpa pikir panjang ia kembali sibuk dengan ponselnya dan menulis list pertandingan berikutnya.

"FARHAN! FARHAN!"

Teriakan dua manusia membuat Farhan mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Ngapain sih lo bedua kunyuk, teriak-teriak kayak orang gila aja lo bedua."

Jordan dan Geri ngos-ngosan dan menetralkan nafasnya. Mereka berlari mengejar Kenzo.

"Mana Kenzo?" tanya Jordan.

Farhan mengerut keningnya. "Loh bukan nya bareng kalian?"

"Sinting lo, kalo dia sama kami gak bakal mau gue lari-larian anjir," ucap Jordan.

"Mungkin udah di garis start nungguin lawan."

Jordan dan Geri membelalakkan matanya. "MAMPUS!" ucap mereka bersamaan.

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang