14. HAMA KECIL.

792 52 2
                                    

Halo fren, kembali lagi.

Part kali ni panjang deh sepanjang jalan kenangan.

Happy reading! ( ˘ ³˘)♡

-ooo-

14. HAMA KECIL.

Sebuah ponsel bergetar di atas meja. Tanpa melihat siapa yang menelfon, gadis itu mengangkat nya.

"Halo."

"Kau tidak ingin berkunjung menemui ku?"

Sudut bibir Iva terangkat begitu mendengar suara orang itu. Iva meneguk kopinya.

"Ahh, kau sudah minum kopi pagi ini?" tanya Iva.

"Jangan banyak tingkah anak kecil, ayo temui aku hari ini."

Tut.

Iva menatap ponselnya sebentar lalu tersenyum sinis. Ia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil beberapa barang lalu turun ke bawah.

"Hai sayang. Belum mau sekolah juga hm?" tanya Kiara.

Iva tersenyum kecil. "Sehari lagi Ma. Besok Iva sekolah deh janji," sahut Iva.

"Oh iya satu lagi, Iva nginap di rumah teman malam ini Ma," ucap Iva.

"Ah jadi kamu gak ikut kita malam ini?" tanya Kiara.

Iva mengerutkan keningnya. Ia tak tau apa maksud dari mama nya.

"Malam ini ada acara salah satu teman bisnis papa sekaligus ingin memperkenalkan kamu ke teman-teman bisnis papa."

Iva tersenyum singkat. Ah sepertinya ia tau apa maksud pak tua tadi menelfon nya.

"Maaf Ma, untuk kali ini gak bisa. Bersenang-senang lah Ma. Bye," ucap Iva lalu pergi meninggalkan rumah.

~ Z ~

Iva duduk di sebuah ruangan. Di depan sudah ada seorang pria tua yang ia sebut dengan pak tua.

"Untuk malam ini biar aku yang mengurus segala nya," ucap Iva datar.

Pak tua berdiri dari tempat duduknya. Ia menuangkan anggur ke gelas didepan nya dan meneguk nya.

"Pergilah," perintah nya.

Iva menarik sudut bibirnya. "Baiklah." Ia melangkah keluar ruangan tersebut.

"Tunggu!"

Pak tua itu mendekati Iva yang baru saja ingin membuka pintu. "Jangan lupa bawa kabar gembira dan aku akan siapkan pesta anggur untuk mu."

Iva tersenyum sinis dan mengangguk singkat lalu pergi dari ruangan itu.

"un demone sbatte un altro demone."
(satu iblis mengalahkan iblis lainnya.)

Pak tua itu tersenyum sinis.

~ Z ~

Salah satu hotel mewah sudah ramai tamu yang berdatangan. Tak hanya para pebisnis tapi para petinggi di kota ini pun hadir di acara malam ini.

"Selamat datang tuan dan nyonya Jovanka," sapa wanita paruh baya yang diketahui pemilik acara malam ini.

"Terimakasih nyonya Archelia," sahut Kiara.

"Dia putra mu?" tanya Ny. Archelia sambil menunjuk Gibran yang berada di sebelah Kiara.

"Ya. Dia putra ku, Gibran."

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang