3. BERTEMU.

1.4K 97 2
                                    

"Bertemu dengan mu membuatku rindu sekaligus dendam."

•••

3. BERTEMU.

Tin tin--!

Seorang wanita anggun keluar dari mobil nya dengan bodyguard yg membuka pintu.

"Aahh selamat datang nona Iva, CEO J'TURKI akhirnya anda datang juga," sapa Fellix sambil mengulurkan tangannya pada Iva.

Iva menyambut tangan itu dan bergelayut di lengan Fellix. Ia tersenyum manis menurut orang disana tapi menurut anggotanya itu senyum iblis yang mematikan.

Tentu aku datang tua! Datang utk menjemput ajal mu. batin Iva.

"Tentu saja aku akan datang. Bisakah aku membuat alasan untuk tidak hadir ke acara rekan kerja ku," ucap Iva menekan kata rekan kerja dengan senyum sinisnya.

"Haha kau benar-benar cantik malam ini sayang." goda Fellix. Iva ingin muntah rasanya sekarang. Menjijikan. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan semua drama ini.

"Oh ya, kenal kan ini Ravi dan kekasihnya," tunjuk Fellix kearah pria yg membelakangi nya itu dan pria itu menoleh-

Deg

Ravi. batin Iva.

Sepertinya atmosfer menghilang disekitarnya. Sebongkah rindu menyergapnya, ingin rasanya merengkuh pria yang ia rindukan 2 tahun terakhir.

siapa dia? kenapa aku tak merasa asing dengan nya? batin Ravi.

"Ravi perkenalkan ini Iva, CEO J'TURKI, baiklah kalo begitu aku tinggal dulu, nikmati acaranya," ucap Fellix.

"Anda dan Fellix?"

Ucapan Ravi dijawab gelengan cepat oleh Iva. "Tidak, tidak. Kau salah paham, aku dan dia hanya rekan kerja. Selera ku tidak serendah itu." ucap Iva diakhiri dengan kekehan.

Ravi mengangguk singkat. "Kenapa saya tak merasa asing dengan anda?"

Zea menatap Ravi dengan pandangan aneh.

"Baiklah lupakan saja perkenalkan saya Ravindra Lorenzo, CEO Lorenzo Corp. semoga kita bisa melakukan hubungan kerja sama yang baik secepatnya," ucap Ravi.

"Tentu saja, hubungan kita sudah lama terbentuk," ucap Iva santai membuat Ravi menyerngit bingung. "Ah lupakan, siapa yang disebelah mu itu?" sambung Iva.

"Diaa--"

"Saya tunangannya," ucap Zea memotong ucapan Ravi dan menatap Iva sinis.

Iva terkekeh pelan. "Hahaha tenanglah, aku tidak akan merebut kekasih mu itu sekarang," ucap Iva berlalu meninggalkan mereka.

Tunggu, apa maksudnya? tidak akan merebutnya sekarang? siapa dia? berani beraninya dia akan merebut Ravi darinya. Zea menatap tajam punggung Iva yang mulai menjauh.

~ Z ~

"ARGH! Gue pengen bunuh mereka semua!" teriak Iva kepada seseorang ditelfon, ia masih ada di acara pesta, tapi ia sedang ditaman belakang.

Ada apa fa, kenapa lo tiba-tiba marah gini? dan mereka? bukan nya lo mau bunuh Fellix aja? ---fano

"No! Ada satu mainan lagi," Iva menyeringai. "Zeana Archelia."

Tenanglah fa, kita akan melakukannya sekarang. ---fano

"Baiklah lakukan sekarang!" putus Iva lalu sedikit berlari kedalam rumah itu kembali dan

DOR

Suara tembakan terdengar nyaring.

Ia pergi kesalah satu kamar yg sudah ada anak buahnya, ia mengganti pakaian nya kini dengan serba hitam dengan topeng setengah wajah.

Iva segera turun melihat keadaan. ternyata Fano dan yang lainnya sudah ada diteras depan melawan anak buah Fellix.

"Keparat! Siapa kalian?! Beraninya merusak acara ku!" teriak Fellix.

Prok prok prok

Iva menuruni tangga. "Wah wah wah ada apa ini tuan Fellix. Kenapa anda begitu marah sekarang?" ucapnya.

Mereka semua terkejut melihat siapa yang turun termasuk Ravi dan Zee yang masih disana. Leader Black Diamond terpampang jelas dilengan jaket nya. Gangster terkejam no 1 didunia.

"Kenapa diam sekarang? Ayo lanjutkan pestanya," jeda Iva lalu mendekati Fellix. "Sebelum ajal menjemputmu tuan Fellix," bisik iva ditelinga Fellix. Tak sampai sampai semenit..

DOR!

Peluru yang ditembakkan Iva menembus kepala Mr. Fellix. Membuat orang-orang yang ada disana terkejut dan ketakutan. Baru kali ini Leader BD melakukan misi nya secara langsung didepan orang banyak.

Tak ada satupun dari mereka yang berani bersuara, bahkan untuk bernafas saja rasanya belati akan menancap dileher mereka.

"Bersihkan tempat ini, jangan lupa tinggalkan tanda BD." perintah Iva kepada Fano kemudian berlalu meninggalkan kediaman Fellix.

~ Z ~

"Masih takut?" tanya Ravi memecah keheningan.

"Sedikit. Itu kali pertama aku melihat hal itu."

Ravi hanya mengangguk singkat.

"Vi kamu kenal sama cewe yang katanya CEO dari Turki itu?" tanya Zea.

"Enggak, tapi gue merasa ada yang aneh dengan nya." Ravi menghela nafas singkat, "seperti sudah mengenalnya lama."

Zea diam sekarang. Ia takut apa yang selama ini dipikirkan nya akan terjadi.

~ Z ~

Iva memasuki markas dengan wajah marahnya, membuat mereka yang ada disana diam tertunduk.

Bam!

Pintu ruangannya ia banting. Membuat siapa saja yang ada disana terkejut mendengarnya.

"Eh upil! Kenapa noh si bocah?" tanya Leo yang melihat Fano baru datang.

Fano mendengus kesal. "Jumpa mantan yang sudah tunangan brou. Makanya tu mukak kek singa mau beranak."

"Lo bantuin kek, kawan apaan lo." Leo santai duduk disofa yang ditengah ruangan ini.

"Eh munaroh! Gue aja gak tau kalau mantannya disana. Kalo tau, gue tebas tu kepala mantannya. Biar mati sekalian gak usah buang-buang waktu nunggu ingatan dia balik." geram Fano.

"ARGH!" teriak seseorang didalam sana yang tak lain Iva, membuat Fano dan Leo berlari ke kamar Iva.

"IVA!" teriak mereka bersamaan.

"Stop! Jangan mendekat. Cari makanan untuk Gaga sekarang!" teriak Iva dengan matanya yang memerah. Gaga-singa jantan peliharaan nya.

"Diruang eksekusi ada 3 orang yang sedang di eksekusi Zoya, lebih baik lo kesana sekarang." ucap Leo.

Iva mengambil samurai yang ada didinding ruangan nya. Ia seret samurai itu sampai ke ruang eksekusi, membuat siapa saja yang mendengarkannya bergidik ngeri.

* * *

Tbc.

Tertanda,

(Salsabilarzkaa)

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang