[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
-ooo-
Ini bukan tentang gadis lugu atau pendiam. Tapi tentang dia, ℤ𝕙𝕚𝕧𝕒𝕟𝕟𝕒 𝕃𝕖𝕫𝕚𝕣𝕒 𝕁𝕠𝕧𝕒𝕟𝕜𝕒, siapa sangka gadis manis ini adalah seorang mafia queen dan motorcycle gang queen.
Ratu mafia, ratu nya gen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semuanya membutuhkan keberanian untuk hasil yang baik. — ck
-ooo-
7. BASKET.
Sudah dua minggu Iva dan teman-temannya menjadi murid di SMA Jovanka. Mereka mulai nyaman dengan sekolah sekarang, ya walaupun sikap dakjal mereka yang tidak bisa hilang dari diri mereka.
"Ini seriusan mau olahraga? Panas banget njir mana sunblock gue ketinggalan lagi," kata Kirana.
"Halah bacot kali kau markonah!" ucap Fano.
"Lo yang bacot! Gue dah mahal-mahal beli skincare ujung-ujungnya jadi dekil, kan galucu anakonda!"
Mendengar adu mulut antara Kirana dan Fano membuat Iva semakin pusing. Dosa apa gue punya kawan kek anjing sama kucing gini.
Iva berlalu meninggalkan mereka yang sibuk adu mulut.
"Eh Iva Iva kemana woi?!" pekik Fano.
Bugh
"Anjir! Sakit bangsat, siapa yang lempar bola nih?!" pekik Fano.
"Gue," ucap Iva santai.
"Nyiksa gue mulu kerja lo Va, gak kasian apa sama muka tampan gue nih."
"Gak."
"Guys! Ayo kumpul dipinggir lapangan sebentar!" teriak Kevin, ketua kelas XII IPS 1, kelas Iva dkk.
"Berhubung pak Harto gak datang, jadi pelajaran olahraga kali ini free. Jika kalian ingin bermain basket atau yang lainnya silahkan tapi tidak boleh mengganti pakaian sebelum waktu pelajaran habis. Oke sekarang boleh bubar."
"Gimana kalau kita main basket aja?" tawar Fano diangguki yang lainnya.
Mereka mulai membagi tim. Permainan berlangsung sekitar 15 menit, kini giliran Iva men-dribble bola.
"Ayo Iva kasih ke gue!"
"Ke gue aja Va!"
Sepertinya kesialan mendatangi Iva, bola yang ia lempar tidak mengenai Fano maupun Kirana melainkan--
Bugh
"Bangsat!"
"Damn! you are so stupid, Iva." gumam Iva.
"Yeyy keren banget kawan gue pintarnya melampaui batas. Ring dimana yang dilempar kemana."
"ADUH IVA ITU RAVI YANG KENA LEMPARAN LO!!" pekik Cece, salah satu kawan kelas Iva.
"SIAPA?!!" seru Ravi tak terima kepalanya dilempar bola basket begitu saja.
Baru saja Iva ingin menemui Ravi, buru-buru Zidan menarik tangannya.