11. PASUKAN DELVAROS.

936 53 0
                                        

Halo fren <3

Maaf menunggu lama, jangan lupa ramein ya.

-ooo-

11. PASUKAN DELVAROS.

Delvaros mulai menyerang lawan nya yaitu Vandalas yang diketuai oleh Marvel. Kedua geng motor itu tidak pernah akur.

Ravi berhadapan dengan Marvel. Ia menyeringai tipis.

"Bersiaplah untuk kalah Ravindra Lorenzo." Marvel tersenyum sinis.

Marvel melayangkan pukulan nya namun berhasil ditangkis oleh Ravi. Kemudian Ravi membalas dengan menendang perut Marvel membuat Marvel meringis pelan.

"Bangsat!"

Bugh

Ravi kembali melayangkan pukulan keras di rahang Marvel. Tak terima dengan pukulan tadi, Marvel membalas pukulan yang sama ke Ravi membuat laki-laki itu sedikit terhuyung ke belakang.

Seseorang mengunci leher Ravi dari belakang menahan pergerakan nya. Marvel tak tinggal diam ia kembali meninju kuat rahang Ravi.

"Sialan." Kenzo melihat Ravi yang di tahan oleh Marvel. Ia memukul kepala lawannya hingga pingsan lalu ia berlari membantu Ravi.

Bugh

Kenzo memukul tengkuk laki-laki yang mengunci leher Ravi hingga pingsan. Melihat itu buru-buru Marvel kabur.

"Cih pengecut," gumam Ravi.

"Anggota mulai tumbang Rav," ucap Kenzo sambil melayangkan pukulan pada lawan didepan nya.

Ravi tak menghiraukan perkataan Kenzo. Ia memukul lawan didepan nya dengan brutal. Beberapa anggota Delvaros sedikit kewalahan karna lawan yang begitu banyak.

Ravi yang terus menerus melayangkan pukulan nya pada lawan didepan tanpa disadari dari arah belakang sebuah kayu hampir saja mengenai kepala nya.

"RAVI DIBELAKANG LO!!" pekik Jordan.

Untung saja seseorang menangkis nya dengan cepat. Ravi menatap sebentar gadis berpakaian serba hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Gadis itu telah menyelamatkan nya.

"Thanks," ucap Ravi.

Suara deruman motor membuat Ravi mengalihkan perhatian nya ke arah suara motor yang baru datang, ah ternyata Kevin dan yang lainnya.

"Bro udah makan belum? Gue takut ntar lo pingsan kena pukulan gue," canda Aksel dengan lawan didepannya. Membuat laki-laki itu menggeram kesal dan meninju rahang Aksel namun berhasil ia tangkis.

"Waddaw santai dong, main kasar ayo siapa takut," ucap Aksel langsung meninju rahang laki-laki didepan nya, tak ingin memberi kesempatan kepada lawannya ia kembali menendang perut laki-laki itu.

"Halah baru gitu aja tumbang lo," ucap Aksel lalu mengusap tangan nya. "Aksel dilawan," sambung nya.

Pasukan Delvaros semakin banyak membuat lawan mulai kewalahan. Ravi sedikit tenang sekarang karna lawan nya mulai tumbang. Ia melihat sekitar mencari gadis yang telah menyelamatkan nya tadi. Yash, jumpa. Gadis itu tengah menyerang lawannya tanpa ampun.

Melihat Ravi sedikit lengah membuat Marvel tersenyum sinis. Ia mengambil sebuah batu besar dan melemparnya tepat ke kepala Ravi.

Bugh

"RAVIII!!"

Darah segar mengalir di kepalanya. Ravi memegang kepalanya, pusing itulah yang ia rasakan.

"Marvel bangsat!!" teriak Pangeran melihat Marvel yang kabur bersama dengan pasukannya.

Gadis berpakaian serba hitam tadi berlari ke arah Ravi. Ia melepaskan maskernya membuat beberapa anggota Delvaros sedikit terkejut.

"Raviii!!" pekik nya.

"Plis jangan tinggalin gue, buka mata lo Ravi!! Kita ke rumah sakit sekarang ya," ucap gadis itu dengan bergetar sambil meletakkan kepala Ravi di paha nya. Air matanya jatuh melihat darah Ravi yang begitu banyak.

"I-va? Kok lo a-ada di-sini?" tanya Ravi terbata-bata, rasanya kepala nya ingin pecah.

"Sst jangan banyak bicara. Pangeran!! ayo cepat ke rumah sakit!!!" pekik Iva pada Pangeran.

Pangeran dan beberapa anggota Delvaros mulai mengangkat tubuh Ravi. Setelah itu Ravi kehilangan kesadaran nya. Mereka semua pergi mengantarkan Ravi ke rumah sakit.

Kini hanya tinggal Iva sendiri. Ia menatap darah yang ada ditangannya. Lagi, air matanya mengalir.

"Maaf Rav, gue terlambat hiks," isaknya.

Cassy dan Yasmine berlari mendekati Iva.

"Iva udah jangan sedih, ayo sekarang kita ke rumah sakit," ajak Cassy.

~ Z ~

"Bersihin luka lo Va." Pangeran mencoba membujuk Iva untuk membersihkan lukanya karena sejak tadi Cassy dan Yasmine tidak bisa membujuk nya.

Iva hanya diam membisu menatap pintu ruang UGD yang ada di depan nya. Sudah hampir satu jam tapi dokter belum juga keluar dari ruangan itu.

Ting

Dokter yang menangani Ravi keluar. Iva bangkit dari tempat duduknya dan mendekati dokter.

"Bagaimana keadaan nya dok?"

"Pasien hanya mengalami pendarahan di kepalanya dan tidak terlalu parah. Oh ya ingatan pasien juga belum kembali. Kalian tidak perlu khawatir hanya butuh beberapa waktu untuk mendapat ingatan nya kembali, bersabar lah. Kalo gitu saya permisi."

Iva melihat Ravi dari balik dinding kaca ruangan itu.

"Pange, kasih tau om Arga dan tante Maudy tentang ini," ucap Iva tanpa mengalihkan pandangannya dari Ravi.

"Gue balik ke Jakarta secepatnya. Dan jangan bilang kalau gue ada di disini," sambung nya.

Pangeran mengangguk singkat lalu mencoba menghubungi orang tua Ravi. Iva pergi dari rumah sakit diikuti oleh Cassy dan Yasmine.

~ Z ~

Sore ini cuaca sedikit mendung tapi belum tentu hujan. Seorang gadis duduk menikmati semilir angin. Ia memejamkan matanya. Kejadian tadi pagi sangat membuat nya takut.

"Makan yuk Va," ajak Cassy.

Iva menggeleng singkat. "Gue gak lapar."

"Lo harus jaga kesehatan Va," ucap Pangeran yang baru datang dengan Kenzo.

"Udah kabari om Arga dan tante Maudy?" alih Iva.

"Udah Va," jawab Kenzo.

Iva menatap Kenzo. "Kok lo biasa aja gue ada disini?"

Kenzo tertawa pelan disusul Pangeran dan Cassy.

"Gue juga anggota Daksa dulu Va. Bedanya gue di Jakarta. Bahkan gue udah tau lo jauh sebelum kecelakaan itu." jelas Kenzo.

"Tapi waktu disekolah-" bingung Iva.

Kenzo kembali tertawa. "Gue akting, udah keren belum akting gue?"

"Ck, nyebelin juga lo ternyata."

"Udah udah, yuk ke rumah sakit sekarang. Tante Maudy dan om Arga sebentar lagi datang," ucap Pangeran.

* * *

TBC.

Tertanda,   

Salsabilarzkaa

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang