13. ASING.

850 51 0
                                    

-ooo-

13. ASING.

Sudah tiga hari Iva tidak ke sekolah. Ia hanya ingin istirahat katanya. Selama ia libur, tak jarang teman-temannya berkunjung hanya sekedar bertanya tentang kabar nya.

Termasuk Kenzo, Jordan, dan Geri. Mereka diam-diam ke rumah Iva tanpa sepengetahuan Ravi.

Hari ini ia putuskan untuk kembali bersekolah. Ia sudah lengah beberapa hari ini. Ia harus segera mencari orang yang menyebabkan kecelakaan Ravi 2 tahun yang lalu.

Mobil sport nya memasuki kawasan parkir SMA Jovanka, kemudian memarkir mobilnya. Ia menghela nafas pelan, mau tak mau ia harus siap bertemu Ravi lagi.

"Tumben pagi gini ramai," gumam Iva melihat keramaian di lapangan basket.

Melihat teman-teman nya juga ada disana yang tidak jauh dari kerumunan itu, ia memutuskan mendekati mereka.

"Ada apa ini?" tanyanya.

"Iva? Lo udah sekolah?" kaget Fano.

"Gue tanya ini ada apa?" tanya Iva lagi.

"Em itu Va..."

"Itu apa?!" ucap Iva tak sabar.

"Ravi udah sekolah dan yang menggemparkan dunia adalah dia sama nenek lampir jadi coupel uwu gitu, kesel gue," jelas Kirana.

Kerumunan tadi terbelah dua karena memberi jalan pada sepasang kekasih yang baru saja menggemparkan dunia ini. Ck, menyebalkan.

Iva menatap Ravi datar. Jujur saja, hati kecilnya ingin berteriak saat itu juga.

Ia bisa lihat senyum mengejek dari Zea. Iva memutar bola mata malas.

Ia kembali menatap Ravi sebentar lalu pergi meninggalkan kerumunan gak jelas itu. Ia tak habis pikir kenapa paman nya bisa menerima murid-murid alay seperti mereka, seperti tidak pernah liat yang uwu saja.

~ Z ~

Iva melangkah kan kaki nya menjauhi kelas. Ia sangat malas mengikuti pelajaran hari ini. Setidaknya ia bisa menenangkan pikiran nya di taman ini.

Ponselnya berdering, ia menatap sebentar nama yang tertera di layar ponsel nya.

"Hm?"

"Lo dimana? Mau kita temani atau gue temani?"

"Gue mau sendiri," ucap Iva lalu mematikan ponselnya.

Ia memejamkan mata sebelum sebuah suara terdengar di telinga nya.

"Gue kira cuma gue yang suka ke tempat kayak gini."

Iva menoleh ke arah sosok laki-laki didepan nya ini. Seolah tak peduli, ia kembali memejamkan matanya.

"Gak ada yang nyuruh lo duduk," ucap Iva masih dengan memejamkan matanya.

Ravi menatap wajah Iva.

Cantik.

Manis.

"Kenapa lo galak ya?" tanya Ravi polos.

"Kalo lo gak ada urusan lebih baik pergi, atau gue aja deh yang pergi," ucap Iva.

"Kok gue kayak liat lo ya kemarin di Bandung?"

Pertanyaan Ravi membuat Iva menghentikan langkahnya. Ia berusaha terlihat tenang. Ia memberanikan diri berbalik menatap Ravi.

"Mungkin lo salah liat," ucap Iva santai.

Ravi mengerutkan keningnya. Kemudian mengangguk pelan.

ZHIVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang