happy reading!
-ooo-
"Bahagia Vi, setelah ini gue harap lo bahagia."
________21. Hopefully..
Iva menatap datar dua pria yang di ikat di sebuah kursi saling berjauhan. Sudah lebih 15 menit tapi belum ada satu pun dari pria ini yang mau membuka suaranya. Ia mendekat kearah yang sedikit agak tua menurut nya.
"Selain tidak suka pinggiran roti aku juga tidak suka dengan orang yang membuang waktu," tegas Iva.
Ia mengeluarkan sebuah pistol keluaran terbaru yang ia impor dari Turki. "Aku baru saja memesan ini," ucap Iva sambil menunjuk pistolnya.
"Jika kau tidak bicara, boleh saja kau jadi percobaan pertama ku untuk menggunakan kesayangan ku ini tuan Nauval?" Iva tersenyum sambil mengangkat pistolnya.
Tetap saja pria tua yang dipanggil Nauval itu tidak mau membuka suaranya dan mengatakan siapa yang menyuruh mereka.
"Baiklah aku tidak punya waktu lagi."
Suara tembakan menggema di seluruh penjuru ruangan ini. Dengan gerakan cepat Iva mengarah kan pistolnya dan menembak ke dada pria yang lebih muda membuat pak Nauval itu mulai takut dan gemetar.
Paman Anto? Ia hanya diam menyaksikan hal itu. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa menghentikannya. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan bukan bagi mereka yang notabene nya mafia.
"Karena teman mu sudah mati, maka kau juga harus menyusulnya," ucap Iva kembali menyodorkan pistolnya kearah kepala pak Nauval.
Pak Nauval menggeleng ribut, ia tidak ingin mati secepat itu. Tidak tidak, pistol itu harus menjauh dari nya. Sayang beribu sayang suara tembakan kembali menggema di ruangan itu.
~ Z ~
Ravi memasuki rumahnya yang tampak sepi. Tumben pikirnya. Apakah tuan Ravi terhormat lupa jika ia anak tunggal kaya raya? wajar saja ia merasa sepi. Dasar tuan pikun.
Sebuah suara menghentikan langkahnya yang baru saja ingin memijak anak tangga pertama. Ia menatap kedua orang tuanya yang baru saja memasuki rumah.
"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Arga.
Ravi menatap sang Ayah datar. Ia sangat malas berdebat untuk sekarang.
"Kemari nak," panggil Maudy.
"Papa tidak mau basa-basi, kamu sebentar lagi lulus SMA. Kamu juga udah tunangan sama Zea, papa mau setelah lulus kalian melangsungkan pernikahan."
Demi apapun emosi Ravi sudah di ujung batas hari ini, bagaimana bisa Papa nya meminta melangsungkan pernikahan. Apa dikira pria tua ini pernikahan hanya main-main.
Ravi bisa melihat sang Mama hanya menunduk pasrah. Ia sangat yakin pasti Mama nya tidak setuju dengan keputusan Papa.
"Hampir saja aku lupa kalau aku ini putra tunggal keluarga Lorenzo."
Hening sesaat.
"Terserah kalian saja. Aku hanya harus menjadi anjing penurut bukan?" ucap Ravi datar lalu meninggalkan rumah. Padahal niatnya ingin mengistirahatkan tubuh nya tapi malah mendapat kabar seperti ini.
Ia mengambil ponselnya mengetik sesuatu disana.
~ Z ~
Iva menatap gelasnya yang berisi whiskey sambil memutar-mutar gelasnya. Leo yang ada didepannya hanya menggeleng kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZHIVANNA [END]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] -ooo- Ini bukan tentang gadis lugu atau pendiam. Tapi tentang dia, ℤ𝕙𝕚𝕧𝕒𝕟𝕟𝕒 𝕃𝕖𝕫𝕚𝕣𝕒 𝕁𝕠𝕧𝕒𝕟𝕜𝕒, siapa sangka gadis manis ini adalah seorang mafia queen dan motorcycle gang queen. Ratu mafia, ratu nya gen...