07.Type

11.9K 1.7K 54
                                    

Hermosa(7)

-🥀🥀-

Jeno kini tengah mengibas ngibaskan baju olahraga nya sekedar untuk membiarkan angin sedikit masuk kedalam permukaan kulit nya, menghilangkan rasa panas akibat terlalu lama bermain basket.

Hyunjin datang dari arah depan seraya membawa 1 botol minum air yang jeno pesankan kepadanya beberapa menit yang lalu lewat sebuah pesan ponsel.

Hyunjin melempar botol itu ke arah jeno,dan di terima dengan baik oleh jeno.

Jeno membuka tutup botol itu,mulai meminum air itu hingga hampir setengah nya habis.

"Jangan menyuruh nyuruh ku lagi! Aku bukan pengantar makanan atau semacam nya! Belajarlah hidup dengan mandiri tuan Lee!" Hyunjin berceletuk kesal seraya mendudukkan diri di sebelah jeno yang kini tengah menutup kembali air minum nya.

Jeno tidak menjawab Ataupun membalas perkataan sahabat nya yang memiliki bibir tebal itu.

"Kemana siyeon? Tumben sekali dia tidak mengganggu mu di waktu waktu seperti ini?" Hyunjin kembali bertanya,menatap ke sekeliling area lapangan,siapa tau saja xiyeon sedang menuju kesini.

"Tidak tau" jawab jeno dengan acuh, membuat hyunjin hanya berohria saja menanggapi.

"Syukurlah,aku-

"Jeno!"

Damn!

Hyunjin membatin,matanya terpejam seolah tengah menahan kesal,baru saja di bicarakan,suara itu kembali muncul di telinga nya.

Sebenarnya hyunjin tidak terlalu suka dengan gadis itu, gadis itu terlalu berisik dan terlalu memaksakan kehendak, seperti contoh siyeon yang terus menerus mengejar cinta jeno,padahal kenyataannya jeno tidak menaruh apapun di hati nya untuk siyeon.

Hyunjin saja terlampau kesal melihat nya,apalagi jeno? Tapi pemuda bermarga Lee itu cukup tabah menghadapi kelakuan siyeon,karena hubungan 'teman lama' yang melekat di antara keduanya, membuat jeno terkadang tidak terlalu bisa bersikap tegas kepada siyeon.

Hyunjin maupun jeno masih enggan menatap gadis itu,hingga siyeon berseru memanggil nama seseorang, membuat keduanya langsung menoleh dengan reflek.

"Heh! Miskin! Na jaemin! Sini kemari,mana minum nya?"

Jaemin berlari untuk menghampiri kakak tingkat nya, memberikan sebotol air minum yang siyeon suruh belikan.

"Lambat!" Maki siyeon, mengambil alih botol minum dari tangan jaemin dengan kasar, membuat jaemin langsung menundukkan kepalanya berujar maaf dengan pelan.

Hyunjin yang melihat nya sudah muak,ia lebih memilih untuk pergi dari sana.sementara jaemin masih berdiri di tempat,tidak bisa pergi jika tidak di suruh siyeon.

"Jeno! Ini untuk mu! Kau tadi bermain dengan keren!" Siyeon berseru dengan ceria, menyodorkan botol minum itu ke kepada jeno.

Jeno tidak membalas,ia malah sibuk memandangi jaemin yang masih terdiam di tempat dengan kepala tertunduk.

Siyeon yang menyadari hal itu langsung memberengut tidak suka,menatap ke arah jaemin dengan tajam.

"Yak! Kenapa kau masih ada disini? Kau merusak suasana dan pemandangan! Pergilah!" Siyeon membentak, membuat jaemin dengan cepat pergi dari sana.

Netra jaemin langsung menemukan teman nya haechan yang seperti nya sedang mencari dirinya yang tiba tiba menghilang tadi di kantin.

Jaemin menghela nafas kecil, berekspresi se biasa mungkin lalu menghampiri haechan di ujung koridor sekolah.

"Terimakasih, ngomong ngomong, ayahmu datang ke sekolah,sebaiknya kau pergi ke kantor,tadi ia mencari mu" jeno berujar menatap datar ke arah siyeon seraya mengambil alih botol minum itu, membuat siyeon senang bukan main melihat nya.

Siyeon mengangguk kan kepala nya semangat,pamit untuk pergi dari hadapan jeno menuju kantor sekolah.

Jeno menghela nafas lega,setidaknya setan itu sudah pergi dari hadapan nya,jeno kini beralih menatap botol minum yang siyeon berikan,lalu matanya menangkap sesosok paras cantik yang tengah berbincang di ujung koridor dengan haechan.

Jeno menatap wajah itu dengan seksama,ada yang aneh,jeno merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya kala melihat wajah itu,jeno suka anak miskin itu?

Ck! Yang benar saja,bukan tipe jeno sama sekali,lagi pula ia lebih suka seseorang yang sama derajat nya dengan dirinya dan terkesan lebih banyak bicara,tidak seperti si miskin,intinya,sangat jauh lah dari kriteria tipe idaman nya.

"Jen! Satu babak lagi! Ayok bermain lagi!" Seruan teman satu kelas nya mengambil atensi milik jeno sepenuhnya.

Jeno menganggukkan kepalanya mendengar hal itu.

"Duluan saja,aku harus ke kelas dulu" ujar nya,yang diberi acungan jempol teman nya.

Jeno membuang dulu botol itu ke tong sampah,lalu melangkahkan kaki nya menuju kelas nya.

Jeno menghentikan laju nya saat seseorang dengan wajah manis dan cantik berdiri di hadapan nya sambil membawa satu kotak bekal yang seperti nya sengaja di bawa.

"Kak jeno.. aku membawakan ini untukmu! Semoga kau suka!"

Jeno menatap malas gadis itu, namanya Karina,jeno tau gadis itu siapa,dia salah satu murid terpintar di angkatan nya saat ini setelah si miskin.

"Jangan.menggangguku" ucap jeno dengan penuh penekanan,ia sedang tidak ingin di ganggu.

Jeno kembali melangkahkan kaki nya menuju kelas nya yang berada di lantai 2.

Sesampainya di kelas,jeno merogoh kedalam isi tas tersebut,di ambil nya sebuah ponsel mahal lalu mengecek isi di dalam nya.

Ibu❤️

Jangan lupa untuk mampir ke rumah sakit sebelum kau pulang, mengerti?

Iya bu,aku mengerti.

Read

Jeno menghela nafas nya pelan,entah kenapa akhir akhir ini ia begitu malas melakukan sesuatu, dan jeno merasa.... Ya seperti itu lah,setelah melihat si miskin hatinya sering kali gundah.

TBC

-🥀🥀-

Hermosa |NOMIN✅ (Revisi✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang