14. Mungkin Harus

11.6K 1.6K 65
                                    

Hermosa(14)

🥀🥀

Perasaan tidak karuan tengah di rasakan si manis sadari kemarin,ini sudah pukul 3 pagi,dan Jaemin belum bisa tertidur.

Selain memikirkan kondisi sang nenek,pikiran nya pun tidak bisa teralihkan dari sosok tampan yang tak lain adalah Lee Jeno.

Malam itu membuat jantung nya tidak bisa berhenti untuk tidak berdetak sangat cepat,setiap kata setiap kalimat,tatapan mata seolah menjadi pacuan utuh untuk si pemuda yang bernama Na Jaemin itu agar terus menahan kupu kupu yang berterbangan di perut nya.

"CK! Kalau begitu cepat cari tahu!, Keputusan mu harus segera di ambil,datang ke rumah ibuku jika kau setuju,tapi kau harus datang besok"

Tak ayal,si manis juga sedang memikirkan matang matang soal kesiapan nya menjadi tutor si pria tampan nomer satu di sekolah nya,kakak kelas nya,Lee Jeno.

Mengingat kembali jika biaya rumah sakit tidak tanggung tanggung besar jumlah nya,Jaemin tidak bisa jika hanya melihat sang kakak bekerja keras mencari uang sendiri,mungkin Jaemin bisa pikirkan kembali tentang tawaran itu.

Keduanya kini tengah berjalan beriringan di sepanjang lorong rumah sakit, dengan si manis yang tengah menahan gejolak aneh di dalam dirinya kala berdekatan seperti ini dengan seseorang yang ia kagumi dan sukai.

Jaemin masih menunggu kakak kelas nya itu ingin berbicara apa.

"Kau pasti sudah bertemu dengan ibuku"

Suara itu terdengar menyapu indah pendengaran Jaemin,diam diam Jaemin menggigit bibir bawah nya menahan gejolak rasa senang yang terpendam,pipi nya bersemu merah entah kenapa,terlalu malu mungkin jika ia bisa berbincang hanya berdua dengan si most wanted sekolah.

Dan tentu saja dengan jaemin yang menunduk dalam.

"Ung" timpal jaemin dengan pelan,ingin sekali ia mengubur diri dalam dalam saat ini,Jaemin malu dan bingung harus berbuat apa sekarang ini.

Jaemin bisa mendengar dengusan dari lawan bicara nya, bertepatan dengan itu keduanya sudah berada di parkiran rumah sakit,tepat di samping motor besar milik Jeno di letakan.

Kini Jeno merubah posisi tubuh nya agar berhadapan dengan adik kelas nya itu.

"Kenapa kau suka sekali menunduk sih?! Aku ini di depan! Bukan di bawah!"

Sentakan itu sukses membuat Jaemin terkejut bukan main,dengan kelabakan Jaemin mendongakkan kepalanya,seberani mungkin untuk menatap balik Jeno.

"M-maaf kak... Aku tidak bermaksud" jaemin meminta maaf,meratapi kebodohan yang ia ciptakan sendiri.

Jeno menghela nafas kasar lalu mengibaskan tangan kanan nya dengan asal seraya berkata.

"Sudahlah lupakan"

Jaemin terdiam saat itu juga,mata mereka bertemu,namun si manis Na lebih memilih menatap yang lain terlebih dahulu,daripada Jaemin menunduk,nanti ia kena semprot marah kakak kelas nya lagi.

"Ibu bilang,kau harus menentukan pilihan, ibu bilang jika kau lebih baik menerima tawaran menjadi tutor ku,tapi untuk ku,aku berharap tidak" ujar Jeno seraya memasang helm full face milik nya bersiap untuk pergi.

Jaemin menatap Jeno terdiam,ia tidak tau harus bagaimana dan menjawab apa sekarang.

"Kau dengar tidak?" Sengit Jeno dari balik helm nya, membuat binar mata Jaemin langsung merasa gelisah.

Hermosa |NOMIN✅ (Revisi✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang