24.|1-0-0|

10.3K 1.6K 115
                                    

Hermosa(24)

Sorry for typo(s)

🥀🥀

Siapa sangka pelajaran yang presentase sangat rendah untuk di Minati dan di sukai malah di sukai oleh seorang na Jaemin?

Ya ya ya,mungkin Jaemin memang pintar bahkan sangat pintar,tapi ia cukup bodoh jika menyukai pelajaran matematika-pikir jeno begitu. Maksudnya,di zaman seperti ini ah! Maksudnya di metode mengajar zaman ini,masih ada yang menyukai matematika?! Paling tidak,tidak perlu sampai 'menyukai' pelajaran,cukup di minati saja,namun Na jaemin memang benar benar menyukai pelajaran itu, gila pikir jeno lagi.

Lihat saja sekarang, tutor nya itu kini tengah berdiri di salah satu bangku di kantor, duduk berhadapan dengan kepala sekolah yang tak lain adalah paman jeno sendiri yang menjabat. Paman nya itu tengah memberikan sedikit dukungan kepada Jaemin yang akan mewakili sekolah untuk memasuki olimpiade matematika tingkat nasional.

Kenapa jeno bisa tau Jaemin berada di kantor? Karena ia sendiri kebetulan berada di situ,habis di nasehati langsung oleh paman nya karena ketahuan merokok di toilet lantai dua. Bahkan Jeno dan jaemin sedang duduk berdampingan di sofa empuk.

"Tolong bantuan mu ya, sekolah akan sangat bangga jika kau benar benar menyeret peringat satu sekolah sebelah yang juara berturut turut itu, kau pasti bisa! Jika kau juara satu,sudah di pastikan kau yang akan mewakili Korea untuk pergi berjuang di lomba internasional" ujar paman Lee.

Jaemin mengangguk kan kepala nya sebagai pertanda mengerti, sementara jeno hanya sedang fokus untuk memikirkan cara agar paman nya tidak mengadu soal ia merokok tadi kepada sang ibu,bisa di kubur hidup-hidup Jeno nanti.

Setelah beberapa saat Jaemin beranjak dari duduk nya untuk berdiri, membungkuk kan tubuh nya memberi penghormatan kepada kepala sekolah seraya berkata.

"Saya akan melakukan yang terbaik" ujar nya,berniat untuk pergi ke kelas nya kembali,namun kepala sekolah memanggil nya kembali.

"Jaemin"

Jaemin membalikkan tubuh nya lalu berjalan kembali untuk mendengar kan apa yang akan di katakan si kepala sekolah.

"Kau tutor baru nya jeno bukan?"

Jaemin mengangguk kan kepala membenarkan,menahan agar tidak menoleh ke arah Jeno,sadari tadi Jaemin memang sadar Jeno berada di samping nya namun ia memilih untuk tidak menatap sama sekali kakak kelas nya itu, jantung Jaemin semakin berdegup kencang nantinya,itu tidak baik.

Jeno menatap paman nya, pasti ini soal hukuman yang akan di berikan.

"Bisa tolong bantu? Hari ini Jeno mendapatkan hukuman membereskan perpustakaan seko-

"Tidak!" Elak Jeno dengan cepat,tidak menyetujui,apa apaan?! Kenapa harus perpustakaan? Mata Jeno akan sakit jika melihat buku buku! Lagi pula tidak bisakah ia terbebas dari hukuman nya? Paman macam yang membiarkan keponakan nya di hukum membereskan perpustakaan?!

"Apa maksud mu dengan kata tidak? Kau merokok tadi, paman bisa adukan ini kepada ibumu jika kau tidak mau menyelesaikan hukuman di sekolah"

Jaemin hanya diam,otak nya bekerja menyimpulkan jika kepala sekolah adalah paman dari Lee Jeno,sangat pantas,wajah mereka sama sama tampan,dan cukup mirip,itu cukup membuktikan kalau mereka memiliki garis keturunan yang sama.

Jeno menghela nafas nya pasrah,sudah tidak ada harapan,padahal ia tadi nya ingin segera membolos sekolah.

"Jaemin,tolong bantu aku,awasi Jeno saat membereskan perpustakaan,kau bisa menggunakan waktu itu untuk latihan juga, mencari buku buku untuk persiapan olimpiade nanti,jika buku nya tidak ada, tolong katakan kepada guru mapel matematika mu,dia akan memberikan buku yang kau butuhkan" ujar kepala sekolah.

Hermosa |NOMIN✅ (Revisi✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang