Happy reading! 🍇🍑
---
Jaehyun langsung keluar dari kelas saat Nyonya Jung mengirim sebuah file padanya. Dengan cepat dia menuju mobil dan melajukan kendaraannya.
Tidak. Ibunya tidak boleh ikut campur akan hubungan Jaehyun dengan Yeri.
Tidak sampai lima belas menit Jaehyun sampai di rumahnya. Dia mendapati Nyonya Jung sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah Vogue.
"Wow." Nyonya Jung melipat majalahnya. "Apakah kau sangat mencintainya, Jae?"
"Aku dengan Yeri tidak berpacaran, Bu."
"Aku tidak mengatakan kau berpacaran dengannya."
Jaehyun berdecak. "Apa yang Ibu inginkan?"
"Just tell me all about you and her." jawab Nyonya Jung. Kemudian dia mengambil iPad yang berada di hadapannya. "Dia seorang yatim piatu dan beasiswanya dicabut karena menjadi joki tugas untuk orang lain." Nyonya Jaehyun membaca file yang tadi dia kirimkan pada Jaehyun. "Aku sering berpapasan dengannya di lift pada pagi hari."
Jaehyun menatap Ibunya pasrah.
"Jika kau dan dia tidak ada hubungan, lalu untuk apa gadis itu repot-repot selalu membuatkanmu sarapan setiap hari?"
"Yeri pernah bercerita kalau Tuan Junmyeon dan Nyonya Joohyun sering mengiriminya hadiah saat dia berulang tahun ketika kecil."
Nyonya Jaehyun mengangkat alisnya. "Lalu?"
"Aku yakin kalau Yeri adalah bagian dari keluarga Kim."
"Jaehyun, marga Kim itu banyak. Sangat banyak."
"Untuk apa Ibu mencari tahu tentang Yeri? Aku tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai dia."
"Ibu hanya penasaran dengan gadis yang selalu membuatkanmu sarapan." jawab Nyonya Jung. "Jangan pengaruhi Sungchan untuk menolak perjodohan ini, Jae. Jika Sungchan menolak, kau akan menjadi penggantinya."
***
"Apa yang kau lakukan disini, Hyung?"
Jaehyun menoleh dan melihat Sungchan di ujung pintu kamar. Adiknya itu berjalan ke arahnya.
"Kau tidak berkuliah hari ini?" tanya Sungchan setelah merebahkan dirinya di atas tempat tidur.
"Aku bolos."
"Hyung, aku dengan Winter akan berlibur ke Jeju. Tapi tugas kuliahku sangat banyak. Bisakah kau membantuku untuk mengerjakannya?"
"Tidak."
"Oh ayolah, Hyung. Kita berada di jurusan yang sama."
"Itu tugasmu. Aku tidak pernah menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasku. Lagipula, untuk apa kau ke Jeju dengan Winter? Kau mulai suka dengannya?"
Sungchan yang tadinya rebahan, kini duduk menatap Jaehyun yang duduk di depan komputer.
"Aku hanya ingin bermain-main dengannya." jawab Sungchan tanpa dosa dan membuat Jaehyun melempar mouse pada adiknya itu. "Menolak juga sia-sia. Ibu dan Ayah akan mencoretku dari suksesi waris jika aku menolak."
Jaehyun berdecak. "Percayalah, kau tidak akan sia-sia jika di jodohkan dengan Winter. Dia cantik. Lalu untuk urusan kekayaan, dia lebih kaya dari kita."
"Tapi aku tidak mencintai dia, Hyung."
"Belum." Jaehyun meralat ucapan Sungchan. "Cinta akan datang jika kau terbiasa dengan dia. Percayalah padaku."
Sungchan mencibir. "Apakah kau sudah memiliki kekasih, Hyung? Ucapanmu seperti kau sudah mengencani sepuluh perempuan."
***
Dengan susah payah Yeri mengangkat kantung belanja yang penuh dengan bahan makanan ke dalam apartemen Jaehyun.
Yeri melihat televisi ruang tamu dalam kondisi menyala tetapi penghuni apartemen ini tidak ada.
"Jaehyunna!" panggil Yeri memastikan bahwa Jaehyun berada di dalam kamarnya. Dan Jaehyun berdeham sebagai balasan.
Kemudian Yeri meletakkan kantung belanja itu di depan lemari pendingin sebelum dia melepas jaket dan sling bagnya.
Dengan cepat Yeri memasukkan sayuran, daging, makanan instan dan berbagai bumbu ke dalam tempatnya.
"Apakah kau membeli camilan?"
"Ada disana," Yeri menunjuk tas belanja di atas meja dengan dagunya.
Jaehyun mengeluarkan satu-persatu camilan dari dalam tas. Hanya ada snack kentang, jelly dan ubi panggang yang biasanya di jual di kedai kopi kemudian Jaehyun hanya mengambil ubi panggang itu dan membiarkan snack lainnya tergeletak begitu saja di atas meja.
Yeri menatap Jaehyun yang kini sudah duduk di sofa sambil memakan upi panggang.
"Bisakah kau membereskannya, Jung Jaehyun?"
Jaehyun hanya melirik Yeri sebentar kemudian kembali fokus pada televisi.
"Nanti saja."
"Yasudah," Yeri tidak ingin berdebat dengan Jaehyun. Dia memilih untuk ikut bergabung, duduk di samping Jaehyun.
Yeri membuka ponsel miliknya, lalu beselancar di media sosial. Yeri tersenyum ketika membaca satu-persatu komentar pujian terhadap dirinya pada kolom kometar postingan Instagramnya. Namun ada juga satu-dua komentar pedas yang melengkapinya.
Sementara itu, Jaehyun sesekali melirik Yeri yang fokus dengan ponselnya. Jaehyun penasaran dengan apa yang membuat perempuan disampingnya ini tersenyum-senyum.
"Kau berteman dengan Johnny Suh, Jae?"
Yeri memperlihatkan postingan terbaru Johnny yang berfoto dengan Jaehyun.
Jaehyun melihat postingan yang Yeri perlihatkan dan mengangguk. Itu adalah foto dirinya dengan Johnny yang diambil saat mereka berkumpul beberapa waktu lalu.
"Kami berteman sejak SMP."
"Benarkah?" tanya Yeri memastikan dan Jaehyun mengangguk.
"Apakah kau sudah mendapat tempat magang, Yerimie?"
"Belum."
"Kau bisa magang di kantor Ayahku jika kau mau."
"Aku ingin magang di The Kim's saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAVE ME AFTER SUNRISE [JAEHYUN X YERI]
FanfictionFANFICTION STORY "Ah iya, satu lagi." potong Jaehyun sebelum Yeri masuk ke dalam kamar. "Buatkan aku sarapan sebelum kau pergi."