HAPPY READING! 🍇🍑
DONT FORGET TO GIVE YOUR REACTION 😉---
Tuan Hwang mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, menunggu kedatangan Yeri dan Jisu. Semua keluarganya sudah berkumpul di ruang keluarga, menyisakan Yeri dan Jisu yang belum datang.
Laki-laki itu tetap menunjukkan wajah tenang walau di dalam hatinya penuh kerisauan.
"Mereka sudah sampai," seorang pelayan berkata pada Tuan Hwang.
"Pastikan Jisu tetap berada bersama Yeri."
Kemudian para pelayan mengangguk patuh.
Sementara itu Yeri yang berjalan berdampingan dengan Jisu tidak menyangka ketika dia melihat orang-orang yang tidak asing baginya.
"Aigoo, aku kira kau tidak datang." Tiffany berjalan menghampiri Yeri dan Jisu. "Kau cantik." puji Tiffany pada Yeri tanpa melepaskan senyumannya.
Tiffany membawa Yeri dan Jisu ke dalam rumah, melewati Nyonya Hwang, Joohyun, Junmyeon, Winter serta Sungchan yang berada di ruang keluarga.
"Nyonya Joohyun juga di sini?"
"Kau mengenal Bibi Joohyun?" tanya Jisu. "Dia saudari Ibuku. Dia adik dari Ibuku."
"Benarkah?" Yeri terlihat tidak percaya.
"Kau tidak tahu?" kini giliran Tiffany bertanya. Perempuan itu terdiam beberapa detik lalu kemudian memahami semuanya. Tiffany menoleh pada Ayahnya yang berjalan ke arah mereka.
Yeri menggeleng sebagai jawaban. "Apakah kita akan lama di sini?"
"Acara akan dimulai sekarang." Tuan Hwang menyela di antara mereka.
Meja makan itu terasa hangat namun canggung bagi Yeri. Dia bahkan tidak berani menoleh atau menatap ke arah Joohyun dan Junmyeon.
Di sisi lain, Joohyun, Junmyeon, Winter serta Sungchan sangat terkejut akan kehadiran Yeri. Ditambah lagi kondisi Yeri yang sedang mengandung saat ini.
"Untuk apa dia berada di sini?" Winter langsung menatap Nyonya Hwang penuh tanda tanya. "Apakah Eonni yang dimaksud Jisu adalah jalang itu?"
"Minjeong!" Junmyeon memperingatkan.
"Dapatkah Nenek menjawab pertanyaanku?"
Nyonya Hwang menghela napasnya. "Dia bekerja untuk perusahaan Kakekmu."
"Dalam keadaan hamil besar? Bukankan itu merepotkan? Mengapa Kakek menampung jalang seperti dia? Apakah tidak ada pegawai yang lebih baik darinya?"
"Ibu, sepertinya aku banyak ketinggalan sesuatu" Joohyun menyela ketika Nyonya Hwang ingin menjawab pertanyaan Winter.
Dan kemudian mereka diminta pelayan untuk datang ke ruang makan karena makan malam akan segera dimulai.
Yeri hanya bisa merespon dengan senyum ketika Nyonya Hwang dan Jisu tidak henti-hentinya memuji masakan Yeri.
"Senang berjumpa denganmu lagi, Yerimie." Joohyun buka suara.
Yeri mengangguk, "Aku juga senang bisa berjumpa dengan Nyonya lagi."
"Kalian saling mengenal? Whoah, ini sangat menarik. Joohyun bukanlah orang yang bisa bertemu dengan sembarang orang." sepertinya Siwon tidak mengetahui apa-apa mengenai hal ini, termasuk briefing yang diberikan Tuan Hwang tadi.
Tuan Hwang berdeham ketika dia merasakan aura di meja makan menjadi sangat canggung. Dia sendiri juga bingung harus bagaimana.
Napas Yeri tercekat ketika seseorang menarik kursi di sampingnya. Itu Jaehyun.
Baik Yeri dan Jaehyun sama-sama terkejut.
"Yerimie?"
Jaehyun sampai terdiam beberapa saat ketika perempuan di sampingnya adalah Yeri.
"Aku permisi," Yeri bangkit dari tempat duduk, keluar dari ruang makan. Jisu yang khawatir dengan Yeri mengkuti Eonninya itu.
"Eonni hati-hati!" Jisu memegang tangan Yeri. Jisu dapat merasakan tangan dan badan Yeri bergetar. "Eonni, kita istirahat dulu ya."
Dibantu oleh Jisu dan pelayan, Yeri dibawa ke kamar Jisu yang berada di rumah ini.
Tangis Yeri langsung pecah ketika berada di dalam kamar. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Jaehyun dan lelaki itu melihat kondisinya sekarang.
"Eonni," Jisu mengusap-usap bahu Yeri. Jisu membiarkan Yeri menangis tanpa tau masalahnya namun Jisu dapat menyimpulkan bahwa Yeri dan Jung Oppa memiliki sesuatu.
"Aku berlari sejauh mungkin agar tidak bertemu dengannya lagi, namun kenapa harus bertemu?"
"Eonni, apakah dia lelaki itu?"
Yeri mengangguk.
Jisu mengumpat ketika Yeri membenarkan pertanyaannya. Entah mengapa dia menjadi kesal karena pernah tertarik dengan Jaehyun.
***
Yeri dan Jisu akhirnya tidak ikut makan malam. Jisu menemani Yeri hingga Yeri tenang. Namun tiba-tiba pintu terbuka, Jaehyun bersama dengan Tiffany datang.
Jaehyun berjongkok di hadapan Yeri yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Lelaki itu meraih kedua tangan Yeri kemudian menciumnya.
"Why you leave? I can't believe you leave me without say anything."
Yeri diam. Dia hanya memperhatikan apa yang Jaehyun lalukan dan katakan.
"I apologize if I made a mistake." Jaehyun menatap mata sembab Yeri.
"Jisu, biarkan mereka bicara sebentar."
Dengan berat hati Jisu keluar dari kamar dan menutup kamar itu. Dia hanya bisa berdoa semoga Yeri baik-baik saja.
Dan kini hanya ada Yeri dan Jaehyun di kamar itu. Air mata Yeri sudah luruh ketika pintu di tutup. Dia menahan isakannya, memaksa dirinya untuk tetap kuat.
"Anak kita?" Jaehyun menyentuh perut Yeri.
"Bukan anakmu."
Jaehyun tidak mendengarkan Yeri, dia mengelus perut itu. "Say hi to Papa!" ucapnya pelan. "Are you okay there?"
"Aku mohon pergi dari sini."
"I can't."
Kemudian Jaehyun menarik Yeri ke dalam pelukannya yang membuat Yeri akhirnya menangis lagi.
Jaehyun yang pemaksa.
"Mereka bukan anakmu, Jaehyun." Yeri tetap bersikeras mengatakan itu.
"Kau tidak bisa berbohong padaku."
"Kenapa kau sangat yakin?"
***
"Aku sudah menduga bahwa kau akan pergi setelah mendapatkan apa yang kau inginkan dari Jaehyun Oppa." Winter melipat tangannya di depan dada. Gadis itu menatap Yeri dengan tatapan merendahakan. "Dan sekarang kau berada di sini? Siapa lagi yang kini kau goda? Kakek? Paman Siwon? Atau Ayah?"
"Winter, apa yang kau katakan. Aku tidak mengerti." Yeri kebingungan.
Winter berdecih, "jangan sok polos. Aku tau bagaimana permainan jalang culas sepertimu. Dan lihatlah, anak siapa yang kini kau kandung?"
"Winter!" Jisu datang menarik Winter agar menjauh dari Yeri. "Ya! Apakah dia Eonni yang kau maksud itu? Dia bukanlah Eonnimu, dia hanya jalang culas yang suka dengan harta."
"KIM MINJEONG BERHENTI BERKATA TIDAK SOPAN PADA KAKAKMU!" Teriak Tuan Hwang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAVE ME AFTER SUNRISE [JAEHYUN X YERI]
FanfictionFANFICTION STORY "Ah iya, satu lagi." potong Jaehyun sebelum Yeri masuk ke dalam kamar. "Buatkan aku sarapan sebelum kau pergi."