HAPPY READING! :)) 🍇🍑
---
"Kau mengenal Bibi Joohyun?"
Yeri mengangguk menanggapi pertanyaan Taeyong. Perempuan itu mengambil minuman yang Taeyong berikan padanya.
"Ini sangat enak," Yeri kembali menyedot minuman susu berwarna cokelat dengan topping cheesecream dan cokelat flakes. "Mengapa cafe ini selalu memiliki menu yang membuatku ingin memakan semuanya?"
Taeyong tersenyum, "selain karena para artisnya, kami ingin membuat para fans atau orang yang berkunjung memiliki kenangan yang manis di sini."
"Oppa, apa kau sedih karena pengakusisian yang dilakukan oleh The Kim's? Maksudku, kini pemilik terbesar perusahaan ini adalah milik mereka, bukan milik keluargamu lagi."
"Sedikit." jawab Taeyong. Lelaki itu mempersilakan Yeri masuk ke dalam lift kemudian menekan tombol lantai paling atas gedung ini.
Yeri terkesima akan pemandangan kota Seoul di malam hari dari rooftop gedung L.E Entertainment.
"Aku akan memotretmu," Taeyong mengeluarkan ponsel dari sakunya.
Namun dengan cepat Yeri juga memberikan ponsel miliknya. "Gunakan punyaku saja, Oppa."
"Nanti akan aku kirimkan padamu. Kau berposelah, Yerim."
"Aku tidak pandai berpose."
"Lakukan sebisamu saja." ujar Taeyong bersiap mengambil gambar.
Taeyong tersenyum melihat Yeri yang terlihat cantik walaupun setengah wajahnya tertutup masker. Dia mengambil beberapa foto kemudian mereka memutuskan untuk duduk di sana sejenak, menikmati pemandangan kota Seoul yang indah.
"Aku akan merindukanmu, Yerimie." ujar Taeyong menatap Yeri yang duduk di hadapannya.
Yeri tertawa. "Kau bisa menelponku, Oppa. Dunia sudah sangat canggih sekarang, kau bisa memanfaatkan itu semua untuk menghubungiku."
"Jujur, aku masih tidak menyangka kau akan bekerja di sana. Itu adalah perusahaan yang sangat besar, dan mereka juga merupakan pemilik saham agensi ini."
"Benarkah? Whoah... Apakah mereka sangat kaya?"
"Sepertinya begitu." jawab Taeyong. "Apakah aku tidak ingin melanjutkan pendidikanmu? Aku yakin banyak beasiswa di luar sana yang menunggumu."
Yeri terdiam. Kondisinya sekarang tidak memungkinkan untuk sekolah, bahkan bekerja di perusahaan Tuan Hwang sekalipun. Namun dia sudah terlanjur menyetujui akan bekerja di perusahaan Tuan Hwang sebelum mengetahui bahwa dia mengandung.
"Entahlah, Oppa."
***
Dengan langkah tergesa, Joohyun menekan tombol lift di kediaman keluarga Kim. Perempuan itu kemudian langsung menghampiri suaminya yang saat ini berada di ruang kerja.
"Gantilah pakaianmu dahulu," Junmyeon menatap sang istri yang saat ini masih menggunakan pakaian kerja.
"Katakan apa yang terjadi!"
"Perjodohan Lia dengan pewaris Na dibatalkan. Anak itu menghamili perempuan lain."
Joohyun membelakkan kedua matanya. "Mwo?! Apa yang anak itu pikirkan? Bukankah mereka saling mencintai?" Joohyun terkekeh, dia benar-benar tidak menyangka apa yang tunangan Lia pikirkan hingga berani bermain api dengan gadis lain. "Aku mengkhawatirkan kondisi keponakanku saat ini."
"Mereka sedang dalam perjalan ke Korea saat ini. Aku memikirkan bagaimana jadinya perusahaan Na sekarang. Ayahmu pasti marah besar."
"Tidak. Ayah sudah berinvestasi sebelum Lia lahir. Dan yang menjodohkan itu adalah keluarga Choi."
Joohyun mencoba menghubungi kakaknya namun panggilannya tidak tersambung.
"Menurutmu apakah perjodohan Winter dengan Sungchan akan berjalan dengan mulus?" Joohyun tidak ingin nasib putrinya sama dengan Lia. Dia teringat bagaimana Winter memaksanya untuk membatalkan perjodohan dengan Sungchan, kemudian meminta diganti dengan Jaehyun dan tadi pagi malah meminta di jodohkan dengan Taeyong. "Anak itu malah memintaku untuk menjodohkannya dengan Tiway PD." ujar Joohyun jujur yang membuat Junmyeon tidak percaya.
"Ibu, jika kau tidak bisa menjodohkanku dengan Jaehyun Oppa, aku ingin bersama dengan Tiway PD." Joohyun memeragakan bagaimana Winter tadi pagi. "Aku hanya menjawab, tanya saja pada Ayah atau Nenekmu."
Junmyeon berdecak, "anak itu bahkan tidak berani menatapku."
"Kau menyeramkan."
***
"Are you okay?"Jaehyun terlihat cemas akan Yeri yang sejak sepuluh menit yang lalu berada di depan washtafel dengan wajah pucat dan lemas.
Laki-laki itu merapihkan rambut Yeri yang berantakan kemudian menjepitnya menggunakan jepit rambut. Dia juga menahan tubuh lemas Yeri agar tidak jatuh.
Sementara Yeri saat ini sudah tidak tahan lagi, dia memuntahkan semua isi perutnya namun yang keluar hanyalah cairan bening.
"Akan aku panggilkan dokter." Namun dengan cepat Yeri menahan lengan Jaehyun agar laki-laki itu tidak kemana-mana. Dia bisa dalam masalah besar jika Jaehyun mengetahui dirinya sedang mengandung.
"Sepertinya es krim itu benar-benar kedaluwarsa."
Yeri kembali mengingat-ingat apa yang semalam dia makan. Es krim yang berada di freezer Jaehyun menang sudah dua minggu lebih namun Yeri dapat memastikan bahwa es krim itu belum expired.
Hingga beberapa saat kemudian, Yeri merasa sudah membaik. Dia dipapah oleh Jaehyun menuju tempat tidur. Yeri dapat melihat raut wajah Jaehyun yang sangat khawatir akan dirinya.
"Hug me, please?"
Akhirnya Jaehyun naik ke tempat tidur dan bergabung kembali bersama Yeri kemudian memeluk perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAVE ME AFTER SUNRISE [JAEHYUN X YERI]
FanfictionFANFICTION STORY "Ah iya, satu lagi." potong Jaehyun sebelum Yeri masuk ke dalam kamar. "Buatkan aku sarapan sebelum kau pergi."