20. Terkurung di Tempat Paling Menjijikkan

127 26 6
                                    

Kawan2!!!
Sugar kelupaan seseorang!!!

Sugar lupa sama Hoseok..
😭😭😭
Nanti Sugar bikin part khusu Hoseok yaa..
Harusnya kan Hoseok bareng Suga sama Blitz..
Nahh Sugar mau bikin part khusus biar ga keliatan dia ketinggalan.. heheheee

Aduhh Sugar berdosa banget melupakan selingkuhan Sugar..😭😭😭

Mianhaee...
Jeongmal Mianhae..
🙇🙇🙇
🙏🙏🙏

Jangan lupa like dan comment..
Sugar sudah tulis sampai chapter 25..
Sepertinya hampir beres..

Happy Reading!!!!

20. Terkurung Di Tempat Paling Menjijikkan

Suga pov

Kami sudah melanjutkan perjalanan satu jam yang lalu. Setelah tidur, kami merasa agak segar. Sejauh ini kami belum mendapatkan apa-apa selain merasa diikuti oleh sebuah cahaya samar jauh di belakang kami. Kami curiga dengan benda itu, tapi ketika kami mencarinya seolah menghilang bagaikan asap.

“Blitz apa jalannya sudah benar?” tanyaku.
“A.. aku tidak tahu. Semakin dalam semakin membingungkan.”

Aku mendesah kesal. Bukan pada Blitzen, tapi kami seperti mencari ketidakpastian. Aku yakin Loki tidak ada di sini. Jadi kenapa kami mencarinya di sini?

Kami berjalan tanpa kepastian selama beberapa jam hingga menemukan sebuah celah cahaya dengan suara air mengalir deras di ujung labirin. Dengan ragu, kami menuju cahaya itu. Dan setelah sampai sana, kami melihat pemandangan indah air terjun dengan muara besar di bawahnya.

“Tempat apa ini?” tanya Blitzen.
Aku menggeleng. Aku menyipitkan mata berusaha untuk melihat sesuatu di balik air terjun atau sesuatu di sekitar air terjun. Tapi tidak ada apa-apa selain lubang besar tempat kami datang.

“Blitz, apa yang kau rasakan di sini?” tanyaku.
“Dingin. Seperti di dalam kulkas.” Jawabnya.
Aku merasakannya juga, namun dingin yang kami rasakan sekarang ini bukanlah dingin yang lazim. Hawa dingin ini sukses membuat bulu-bulu di sekujur tubuhku berdiri. Pori-pori di dalam kulitku bahkan sampai menonjol. Angin yang berhembus sekarang ini sangat membekukan tubuh.

“Ini tidak baik, Suga. Ayo kembali saja.” Ajak Blitzen.
Aku setuju dengan Blitzen. Kami berbalik untuk menuju arah datang kami tadi. Namun, disana sudah ada pria besar memegang pedang di tangan kirinya yang berdiri di tengah2 pintu labirin. Pria ini seperti sebuah hologram tapi lebih kokoh dan nyata. Bibirnya menyeringai ke arah kami.

“Hallo, anak-anak.” Sapanya.
Sumpah! Aku yakin pria ini hantu! Tapi dia menyapa kami seolah2 dia masih hidup.
“Blitz, apa kita bisa menembusnya? Dia hantu kan?” tanyaku.
“Sayangnya tidak. Aku berpendapat bahwa hantu ini berasal dari Helheim.” Jawab Blitzen.

Pria itu berjalan ke arah kami dan sesekali berpendar menjadi cahaya putih terang. Disitulah aku mengerti kalau cahaya yang mengikuti kami adalah pria ini. Suara sepatu bot besinya ketika berjalan terdengar sangat mantap dan percaya diri.

Semakin dekatnya pria itu, kurasa aku mendengar Blitzen tersedak air liurnya sendiri. Aku melirik kurcaci itu. Dan benar saja, wajahnya sudah pucat pasi dengan mata melotot hampir keluar dari wadahnya.

“Ada apa?” desakku.
“Ini, paman Kim Taehyung.”
Aku ikut terkejut mendengar jawaban Blitzen. Jadi inilah yang terjadi pada pengikut Loki. Kematian. dan tetap menjadi pengikutinya walaupun sudah mati.

The Gods : And The End Of Two Worlds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang