29. Dibutakan Itu Menyeramkan!
Author
Mereka seolah di lempar menembus dinding es yang berkali lipat tebalnya. Kemudian kapal itu berderit ketika bagian bawahnya bergesekan dengan lantai padat. Dan ternyata di bawah mereka bukan air laut lagi, tapi lantai bening tebal yang terbuat dari es. Benar, air laut yang membeku. Suhu di sini sangat dingin. Mungkin mencapai minus 45 derajat. Atau lebih.
Tubuh mereka mungkin membeku seketika jika tidak ada Taehyung. Tubuhnya mengeluarkan pendar hangat akibat adanya Dewa Balder di dalam tubuhnya, di tambah adanya pilar cahaya.
"Bagus ada kau disini." Puji Hoseok pada Taehyung.
Taehyung membalas dengan dengusan. Sejujurnya dia tidak nyaman dengan adanya Balder dalam tubuhnya. Agak risih. Tapi bagus juga dewa itu tidak ikut campur masalah pribadinya.
"Kurasa kita harus jalan dari sini." Ujar Jimin.
Mereka semua menatap kabut tebal akibat dinginnya suhu. "Yah, kurasa juga begitu." Balas Jungkook.
Mereka turun dari kapal. Suhu makin terasa dingin bagi mereka kecuali Taehyung. Jimin menarik Yoongi dalam pelukannya untuk berbagi suhu.
"Jimin, apa Suga-hyung baik-baik saja?" Tanya Yoongi.
Jimin menatap Yoongi dengan senyum hangatnya. "Kaulah yang bisa merasakannya. Bukankah ikatan anak kembar sangat kuat?"
Yoongi mengangkat bahu pelan. "Aku ragu." Gumamnya.
"Dia akan baik-baik saja." Jimin menenangkannya. "Anak siapa dia?"
Yoongi tersenyum mendengar nada bicara Jimin yang menggodanya.
"Hey, kalian harus hati2." Ucap Jungkook.
Mereka semua menatap namja kelinci itu. "Hel sangat kejam. Dia akn memasuki kepala kalian bagaimanapun caranya. Mencari kelemahan dan menyesatkan kalian." Lanjut Jungkook.
"Mengerti." Balas Hoseok dengan bibir gemetar, tangannya sudah dia silangkan di depan dada.
Yoongi dan Jimin mengangguk paham.
Jarak mereka sekitar 1 km dari Naglfar. Dan kini tinggal setengah jalan lagi. Hingga jarak 5 meter dari kapal itu, tidak terjadi apapun. Sebelum—
Mereka semua membeku di tempat. Dalam detik yang sama, Hel mengirimkan berbagai tipu muslihat.
Taehyung
Taehyung seolah dilempar kembali ke malam ketika ibunya diserang. Dia berdiri di tengah ruang keluarga di rumah megahnya. Ibunya yang memintanya untuk berlari meninggalkan rumah. Kemudian semua gelap, kakinya seolah berada di lupur hisap yang secara perlahan menariknya tenggelam. Lalu sebuah tangan ramping dan putih terulur ke arahnya.
Taehyung mendongak. Dia terkejut karena tangan itu adalah milik Ibunya. Namja cantik itu tersenyum menatap sang anak.
"Kamu bisa tinggal bersama ibumu. Genggam saja tangannya dan hidup bersama seperti di rumahmu. Berekreasi menyantap makanan di pinggir sungai sambil menatap mentari yang hampir tenggelam."
Ingatan Taehyung mengenai kenangan bersama ibunya mengalir seperti tayangan video yang di putar berulang kali. Sangat jelas dan segala sentuhan itu masih terasa di tubuhnya.
"Ayo, Tae. Eomma sudah rindu. Ayo kita makan bersama seperti dulu lagi."
'Dia benar-benar eomma. Suara dan senyum itu miliknya.' Batin Taehyung.
"Eomma," panggilnya.
"Tae,"
Tangan Taehyung terulur bersiap untuk menyambutnya. Ia sungguh merindukan ibunya. Ia rindu pelukannya, usapan tangannya, dia juga rindu perhatiannya sebagai seorang ibu. Ia rindu dilarang-larang olehnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Gods : And The End Of Two Worlds [END]
FantasyWarning!!!!! Ini lanjutan dari The Gods : The Sword Of Asgard Jadi, yg mau baca ff ini, dengan berat hati kalian harus baca buku sebelumnya dulu.. Bagaimana pendapat kalian saat Nordic dan Olympus di persatukan? Akankah mereka menentang atau...