11. Baru Kusadari Berpencar Itu Ide Yang Buruk

208 37 8
                                    

11. Baru Kusadari Berpencar Itu Ide Yang Buruk


Kim Taehyung


Setelah berpisah dengan penghuni lantai 13 Valhalla, kini aku dan yang lain memulai misi dengan arahan Blitzen. Blitzen dan Hearth masih belum berpisah. Hearth bilang, ia ingin mengantar Blitzen sampai pintu Labirin.
"Aku pernah melihat tanda garis berliku di sebuah batu monumen dekat taman bermain di komplek rumah Taehyung." ucap Blitzen.
"Rumahku?"
Sebelumnya Jimin sudah menjelaskan tentang pintu masuk labirin yang di ciptakan Daedalus. Katanya akan ada simbol labirin dan huruf D besar di setiap sisi pintunya. Nahh, kebetulan Blitzen pernah melihat simbol2 itu. Dan tempatnya di taman bermain dekat rumahku. Seumur2 aku bermain disana, aku bari dengar kalau disana ada batu monumen yang memuat gambar aneh itu. Walaupun pernah, mungkin aku mengira kalau itu hanya ukiran tangan anak kecil.

Setelah menaiki bus kota, kami berjalan memasuki kawasan komplek rumah2 elite. Setidaknya, aku bisa lihat keadaan rumah sebelum sampai taman. Ia sangat rindu suasana di dalam rumah bersama ibu atau bersama Hearth dan Blitzen sebelum aku tewas. Mengingat kematianku masih membuat hati miris. Walaupun sering mengunjungi tiap bulan, aku tak pernah menginap lebih dari 2 hari. Ia masih punya tugas untuk berlatih dan sebagainya di Valhalla.
Aku memaksa sekretaris ibu untuk mengurus perusahaan dan menempati tempat tinggalnya. Pada awalnya mereka tidak mau dan melemparkan pertanyaan2 seperti 'aku tahu tuan muda masih sekolah, tapi kenapa rumah tuan harus kami tempati bahkan perusahaan?' dan 'anda mau pergi kemana tuan?'
Sedangkan aku menjawab seadaanya. Aku bilang kalau aku sudah tidak sekolah dan harus pergi ke tempat yg lumayan jauh hingga tak bisa mengatakan dimana persisnya tempat itu. Namun, aku membuat sebuah janji kalau aku akan kembali dan mengambil perusahaan itu kembali.
Itu memang rencanaku. Semua orang patut memiliki cita2 kan? Cita2 hidupku sudah tidak ada, --karena aku sudah mati😌-- tapi, cita2 untuk kehidupanku kedepannya pasti ada 'kan? Sebut saja, cita2 setelah mati.
Aku ingin perusahaan tetap berada di tangan keluarga Kim yg itu artinya hanya aku satu2nya pewaris. Dan aku berharap anakku nanti yg memegangnya. Aku ingin anakku mendapatkan hiduo yg normal tanpa ada tekanan dari para dewa yg merepotkan itu. Yahh, itupun kalau para dewa mengizinkan orang mati sepertiku mendapatkan anak. Jungkook masih manusia, namun ia sudah bersumpah untuk mengabdi menjadi Valkyrie itu artinya ia sudah menjadi abadi atas kehendak Odin.

"Rumahmu terlihat sama saja seperti sebelumnya, Tae. Sepi." Ucap Yoongi.
"Aku sudah menyuruh Pak Yoo --sekretaris perusahaan Kim-- untuk menjadikan rumah itu panti asuhan saja, tapi ia menolak keras. Ia bilang kalau ia akan menungguku kembali kapanpun semauku dan mengembalikan perusahan Kim padaku atau mungkin anak--" penjelasanku terpotong karena kekasih hatiku yang sangat kucintai ini melotot padaku.
"Ingatlah kalau kau itu sudah mati, Kim Tae." ketusnya.
"Kalau begitu, boleh gak kalo anakku--"
"Bisa diam tidak?" potong Yoongi sambil menatap tajam kekasih dewanya.
"Anakmu?" beo Suga lalu melempar tatapan penuh kecurigaan antara Jimin dan Yoongi lali beralih menatap perut Yoongi.
Yoongi terkejut sendiri dengan refleks menutupi perutnya. "Hyung gila? Tentu saja aku tidak hamil! Si brengsek ini hanya bicara omong kosong!!" elak Yoongi.
"Itu benar," Jimin menengahi sebelum mereka terlalu lama di depan pagar rumah Taehyung. "Yoongi masih belum memilikinya, karena keadaan kita masih berada di tengah peperangan seperti ini."
"Kok bisa?" heran Jungkook.

Jimin mengendikkan bahunya, "mudah saja, aku tinggal menarik keluar zigot2 di dalam tubuh Yoongi."
Aku melihat jelas perubahan raut wajah Jimin yg menjadi sendu penuh rasa bersalah dan aku yakin Yoongi-hyung juga baru mendengar penjelasan itu karena ekspresinya seperti ia baru saja terkena tinju tepat di wajahnya.
"Jim,"
"Walaupun harus kehilangan calon anak, aku gak masalah kok. Aku gak mungkin membuat Yoongi berperang dengan perut besar. Aku akan menunggu hingga semua ini selesai." Jimin tersenyum penuh pengertian pada Yoongi sebelum Yoongi merasa bersalah padanya.
"Wahh, aku sungguh terharu." gumam Jungkook.
Dan ternyata bukan hanya Jungkook yg tersentuh, tapi kami semua. Hingga kami tidak menyadari seseorang tengah berjalan menghampiri kami dengan wajah tersenyum senang.

The Gods : And The End Of Two Worlds [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang