2. BestFriend✔

8.9K 266 0
                                    

"Masih ada lo yang perduli sama gue jadi buat apa gue khawatir?"

-Tatana Diandra.

Alfa memutar bola matanya malas tak menjawab pertanyaan Tata.

Tata hanya tersenyum memandangi wajah Alfa dia benar benar sudah jadi bucin.

Bucinnya Tata sudah berada di tingkat akut untuk Alfa seorang.

"Al! Gue suka lo, banget malah!"ucap Tata.

Alfa sudah bosan mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tata.

"Al! Pacaran yuk?"ucap Tata.
"Diem!"ucap Alfa.
"Pacaran yuk Al?"ucap Tata.

Alfa menutup bukunya lalu berjalan keluar dan Tata segera mengejar Alfa.

"Ih! Al! Kok gue ditinggal sih?!"ucap Tata.

Alfa tak menjawab terus melangkah membuat Tata mendengus kesal.

Langkah Alfa begitu cepat membuat Tata kesusahan mengejarnya tiba tiba.

Brukk!

Tata jatuh tersungkur tetapi Alfa bahkan tak menoleh untuk melihat Tata.

"ALFA SAKIT BEGO!"teriak Tata.

Semua murid di koridor langsung menatap Tata.

"APAAN KALIAN LIAT LIAT?!"teriak Tata garang.

Semua murid langsung mengalihkan pandangan mereka dan tersenyum kikuk.

Tata mendengus kesal karena Alfa sudah pergi lalu mencoba berdiri.

"Aw! Pakek berdarah lagi!"ucap Tata.
"Eh! Tata Budiman!"ucap Kania menepuk pundak Tata.

Tata tersentak lalu melotot kearah Kania yang tersenyum tanpa dosanya.

"Untung gue nggak punya penyakit jantung!"ucap Tata.
"Hehe... Maaf! Lo lagian kemana aja dari tadi gue nyariin lo!"ucap Kania.
"Gue bukan anak TK yang perlu lo jagain Nia!"ucap Tata.
"Iya sapa bilang? Gue tau lo udah gede tapi otak lo kecil! Tuh napa lutut lo lecet gitu?!"bentak Kania.

Tata mengerucutkan bibirnya sekarang dia merasa seperti anak yang sedang dimarahi ibunya.

"Jatuh! Gara gara ngejar Alfa!"ucap Tata.
"Lo itu Alfa mulu!"ucap Kania.
"Namanya juga cinta!"ucap Tata.
"Lo itu boleh cinta sama orang tapi jangan sampe nyakitin diri lo sendiri!"ucap Kania.
"Makasih my best friend!"ucap Tata memeluk Kania.

Kania melepas pelukan Tata lalu merangkul Tata menuju UKS.

...

Sesampainya di UKS...

Kania mendudukkan Tata di sebuah bankar lalu mengambil kotak P3K.

Tata tersenyum senang setidaknya dia masih memiliki Kania di dunia ini.

"Tahan ini pasti perih!"ucap Kania.
"Siap!"ucap Tata.

Kania tersenyum tipis lalu mulai membersihkan luka Tata.

"AW! GILA PELAN PELAN! RASANYA KAKI GUE MAU LEPAS!" teriak Tata.

Kania memutar bola matanya kalau sudah berhubungan dengan darah Tata pasti lebay.

"Lebay lo!"ucap Kania.
"Sakit bego! Pelan pelan kali lo mah!"ucap Tata.
"Selow sat!"ucap Kania.
"Sakit ini njing!"ucap Tata.

Kania terkekeh geli lalu melanjutkan kegiatannya.

Akhirnya selesai juga Tata menatap Kania begitu juga Kania.

"Napa lo nggak masuk tadi?"ucap Kania.
"Dihukum sama Pak Bejo gara gara gue warnain rambut!"ucap Tata.
"Ya jelas lah udah jelas jelas dilarang masih aja dilakuin!"ucap Kania.
"Masa?"ucap Tata.
"Bodo!"ucap Kania.

...

Pulang sekolahnya...

Tata dan Kania sudah ada di depan gerbang SMA 31.

"Lo nggak mau ikut gue aja?"ucap Kania.
"Nggak deh!"ucap Tata.
"Yakin lo?"ucap Kania.
"Yakin udah sana pulang!"ucap Kania.

Kania mengangguk pelan lalu masuk ke dalam mobil jemputannya.

Tata menatap lututnya yang di plester tiba tiba ada yang menyapanya.

"Hai ta..."ucap Leon membuat Tata menoleh"i..."lanjut Leon.
"Hai juga njing!"ucap Tata.
"Napa lo?"ucap Leon.
"Gue abis hujan hujanan!"ucap Tata.

Leon memutar bola matanya malas dan Tata terkikik.

"Lutut lo kenapa anjir... Lecet gitu!" ucap Leon.
"Kepo lo! Eh! Alfa udah pulang?"ucap Tata.
"Kepo lo!"ucap Leon mengikuti Tata.

Bugh!

Tata segera memukul lengan Leon membuat Leon terpekik.

"Aww!!! Sakit njirr..."pekik Leon.
"Jawab pertanyaan gue!"ucap Tata.
"Belum lagi ngobrol sama cewe tadi!" ucap Leon.

Tata menatap tak percaya Leon dan Leon menganggukkan kepalanya.

Tata segera berlari dengan tertatih sedangkan Leon tersenyum kemenangan.

Tata mengedarkan pandangannya lalu berhenti di satu titik dia melihat Alfa.

Alfa dengan seorang cewe? Tata mengeram kesal ingin sekali memukul kepala Leon sekarang.

Ya cewe sih tapi itu Bu Faya guru matematika SMA 31.

"Leon anjing!"ucap Tata.

Alfa sudah selesai berbicara dengan Bu Faya lalu berjalan menuju tempat parkir.

"ALFA!"teriak Tata.

Alfa menaikkan satu alisnya menoleh kesamping lalu langsung berjalan lagi mengabaikan Tata.

"Al! Tungguin gue Al!"ucap Tata mengejar Alfa.
"Apaan sih lo?"ucap Alfa.
"Al! Tadi ngobrol apa sama Bu Faya?" ucap Tata.

Tata tepat di belakang Alfa mengikuti langkah Alfa.

"Bukan urusan lo!"ucap Alfa.
"Yaudah! Yaudah! Gue nggak akan tanya lagi!"ucap Tata mengerucutkan bibirnya.

Bugh!

Ada bola basket yang mengenai kepala Tata.

"Bangke!"umpat Tata.

Tata mengusap usap kepalanya yang terasa berdenyut sedangkan Alfa berhenti membalikkan tubuhnya.

"Napa lo?"ucap Alfa.
"Sakit bego! Pala gue kena bola!"ucap Tata.
"Oh!"ucap Alfa menoleh pada bola basket.
"Sialan lo Al!"ucap Tata.

Dengan geram Tata mengambil bola basket tersebut lalu melangkah menuju lapangan basket.

Alfa hanya diam menatap setiap gerak gerik Tata.

"Siapa yang lempar bola tadi?"ucap Tata.
"Gue kenapa emangnya?"ucap Beno.

Beno adalah kapten basket SMA 31, dia baru kelas 11 tapi songongnya minta ditabok.

"Lo tanya kenapa? Ini bola kena kepala gue!"ucap Tata.
"Lo kan nggak papa sekarang jadi nggak masalah kali kak!"ucap Beno.
"Nggak papa mata lo sepuluh! Dasar nggak punya sopan santun sama sekali lo sama kakel! Kalo nggak bisa main basket nggak usah main!"ucap Tata.


Hai jumpa lagi nih...
Gimana? Gimana?
Penasaran sama kelanjutannya?

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote and komen!!
Jangan pelit ya...

AL - TA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang