Part 16

30 7 0
                                    

Happy Reading!

Kantin riuh dengan desakan orang. Mereka harus mencari dengan seksama mana meja yang kosong untuk mereka duduki. Namun, berbeda halnya dengan KASEP, mereka sudah punya tempat sendiri. Tanpa harus menyingkirkan orang lain.

"Stev, pesenin gue makan dong!" perintah Pandu pada Steven. Steven yang tengah menggombali adek kelasnya langsung mendecak pelan. "Ck, emang gue siapa elu sih, Ndu?"

"Lo kan temen gue yang paling baik."

"Bagian kek gini aja gue dianggep temen, coba aja di keadaan lain. Ternistakan gue," sebal Steven, ia hanya sebal kepada teman-temannya yang selalu menistakan dia.

"Kan lo emang pantes digituin, Stev." Tak mau kalah dengan Pandu, Andre juga angkat bicara.

"Tuh kan, salah mulu keknya gue di mata lo semua."

"Kan emang lo selalu salah," timbal Kevin sambil mendorong bahu Steven. Steven mendecak lagi. Dirinya selalu ternistakan.

"Emang cowok selalu salah, gue mah sabar diginiin sama kalian." Steven berucap sambil mengelus-ngelus dadanya dengan tangan.

"Kita juga cowok anjir."

"Iyasih cowok, tapi jadi-jadian. Hahaha." Steven puas tertawa, namun wajah yang lainnya malah geram sebal.

"Wah parah, Lang. Lo dikatain cowok jadi-jadian sama Steven. Parah sihh," kompor Pandu pada Elang. Elang yang sedari tadi hanya diam saja menatap sinis ke arah Steven.

"Gak papa kita jadi-jadian. Lah dia? Siluman." Perkataan Elang sukses membuat Kevin, Pandu, dan Andre tertawa lepas. Mereka berhasil mengerjai Steven balik, dengan bantuan mengompori Elang tentunya.

"Gak adil kalian, ngajak Elang juga. Jadi 1 vs 4 dong. Curang ah curang."

"Mana ada kita curang, kita tuh cuman pake ini," kata Andre sambil menunjukkan kepalanya, yang tak lain maksud Andre adalah otak.

"Terus lo kira gue gak pake otak gitu?" sebal Steven tak tertahan lagi. Melihat teman-temannya mengejek dirinya.

"Eh jangan main keroyokan dong, gue kalah pasti."

"Kan emang gaada otak lo, hahaha."

"Gue aduin ah," kata Steven yang membuat semua terdiam aneh.

"Aduin ke siapa lo? Siapa yang mau bantu lo?"

"Tuh..." Steven menunjuk Grace dan Ana yang baru saja memasuki kantin. Steven tersenyum sinis, semuanya langsung terdiam.

"Mampus lo, Lang. Diaduin ke Grace tuh. Wah bakal gimana nih ya," kata Andre mengompori Elang lagi. Elang bangkit. "Gue gak ikutan hahaha."

Steven dan yang lainnya, melihat Elang pergi dan terlihat menghampiri Grace.

"Hahaha ditinggal tuh, sebelum lo mau ngadu Elang udah ngambil Grace menjauh." Ucap Pandu.

"Spesies kayak lo emang harus jauh-jauh dari Grace," kata Andre juga menimpali.

"Fiks, kalian bukan temen gue."

"Emang bukan, hahahah." Kevin, Pandu, dan Andre tertawa lepas, sampai sesekali mereka memukul meja lumayan kencang.

"Sabarkan hambamu ini ya Allah. Punya temen kok gini semua."

***

Ruangan kelas mulai sepi, semua orang sudah keluar ketika bel istirahat di bunyikan. Grace belum keluar, ia hendak meminta penjelasan pada Sam atas pernyataannya hari lalu.

GracElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang