GracElang

Part 19

Happy Reading

Entah mengapa dan karena apa, Grace sampai bisa menerima Elang menjadi pacarnya. Ini tidak sesuai dengan rencana.

Ia seharusnya menjauh dari Elang, dan berusaha menjalani hidup seperti biasa. Namun, apa yang dilakukannya ini membuat Grace sangat meruntuki kesalahan dirinya.

Menerima tawaran Elang menjadi pacarnya adalah hal yang salah. Tetapi, bohong jika Grace tidak senang. Memang, ini kali pertama Grace bisa membuka hati lagi setelah ditinggal oleh Dio.

"Tujuh hari yang lalu, kak Elang nembak aku," gumam Grace yang sedang berada di kamarnya. Grace masih ingat dengan jelas bagaimana Elang menyatakan cinta dihadapannya.

Grace masih ingat jelas, bahwa dalam tujuh hari itu Elang sangat berubah kepadanya,  ia menjadi pribadi yang baik, sampai Grace pun sekarang sulit sekali mencari celah kesalahan keburukan Elang sewaktu dulu. Kini, Elang berubah. Dan yang pasti semua orang merasakan hal itu.

Tenggelam dalam lamunanya membuat Grace merasa mengantuk, dan akhirnya Grace masuk ke alam mimpinya. Sambil terus mencari apa yang seharusnya ia lakukan?

***

"Hai jomblo." Steven menyapa kepada Pandu yang tengah duduk di pinggir lapangan.

"Cih, lu juga jomblo setan!" jawab Pandu.

"Gue udah punya pacar," kata Steven yang membuat Pandu menoleh ke arahnya.

"Gue gak mau kalah dari lo nih, liat ini," Pandu mengedarkan pandangannya, dan pandangannya berhenti tepat ke arah dua orang siswi yang tengah berjalan beriringan.

"Hana!" panggil Pandu sambil berdiri.

Siswi yang bernama Hana itu langsung berlari kecil menghampiri Pandu dan Steven.

"Iya kak?" tanya Hana.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Pandu tanpa pikir panjang.

"Se-serius kak?" tanya Hana lagi, suaranya sedikit gugup karena kaget.

"Iya, tapi sorry, gue belom nyiapin apa-apa buat lo. Tapi nanti malem gue ke rumah lo, ngajak lo jalan-jalan. Gimana?"

Hana tersenyum lantas mengangguk pasti.

"Yaudah, udah cepet masuk kelas, belajar yang rajin, sayang." Pandu berkata sambil mengelus rambut Hana.

Hana yang terlalu senang sampai memeluk Pandu sesaat dan langsung berlari dengan senyuman yang tak luput dari bibirnya.

"Gimana?" kini Pandu bertanya pada Steven.

Steven yang melihat kejadian itu langsung geleng-geleng kepala, "Parah lo Ndu, anak orang dijadiin mainan."

"Gak gue jadiin mainan, kan nanti malem gue ajak dia beli apapun yang dia mau," kata Pandu.

Steven mengangguk mengerti, "Iya dah iya."

"Eh, Andre, Elang, sama Kevin mana?"

"Elang lagi ngapel ke Grace, Andre lagi ganti baju, tadi bajunya kena sembur bakso." Jawab Steven.

"Kesembur siapa?"