Part 1 | Grace Acacia

142 25 8
                                        

HAPPY READING!

"Kamu mau ke mana?"

Pertanyaan itu, lagi? Ah Grace sudah bosan dengan pertanyaan yang diajukan itu. Selalu saja, ketika ia ingin berpergian kemana saja pasti pertanyaan itu yang didengarnya. Grace tau, mereka melakukan itu karena mereka peduli terhadap dirinya. Tetapi, bisakah mereka mengerti posisi Grace?

"Aku mau pulang." Grace berkata sambil memasukan baju terakhirnya ke dalam koper, sebelum akhirnya menutup koper berwarna pink itu.

"Pulang ke mana? Di sini rumah kamu Grace," kata wanita paruh baya yang sedang berdiri di samping tempat tidur Grace.

"Grace mau ke Indo Grandma. Grace bosen di sini, selalu saja Grace mengurusi urusan yang bahkan bukan seharusnya Grace tanggung. Grace mau hidup seperti anak kebanyakan Grandma. Grace mau menikmati masa muda Grace," tutur Grace, sambil menatap kepada Tisya-nenek Grace- yang tengah menatapnya dengan sendu.

"Grace, liat Grandma." Tisya berkata sambil memegang kedua tangan Grace. "Mereka melakukan ini demi masa depan kamu. Demi kebahagiaan kamu. Mereka sayang sama kamu Grace."

"Tapi Grandma-."

"-Grace, Grandma percaya, kamu akan jadi anak yang membanggakan keluarga. Kalau memang kamu ingin kembali ke Indo. Grandma izinkan, dengan syarat...." kalimat Tisya menggantung, sebelum akhirnya diteruskan.

"Syarat apa Grandma?" tanya Grace penasaran.

"Kamu di sana, masuk ke sekolah RHS. Dan kamu harus tinggal di Indo bersama Argan-kakak Grace. Juga, kamu hanya diberi waktu sampai kamu lulus SMA di sana? Ngerti?"

Grace mendengus kasar. Namun, ia pun mengangguk menyetujui apa yang dikatakan Grandma. Walaupun hanya 3 sampai 4 tahun, tapi tak apa. Waktu itu cukup untuk Grace beristirahat dari kegiatannya sekarang.

"Tunggu, Grandma akan menyuruh pilot kita untuk mengantarkan kamu ke Indo."

Grace mengangguk sambil tersenyum.
"Oh iya, satu lagi Grandma. Grace minta, ketika Grace bersekolah di sana, jangan ada yang tau tentang siapa itu Grace, jangan ada yang tau kalau Grace cucu dari pemilik sekolah. Ya, Grandma?"

"Tapi kenapa Grace? Grandma khawatir kalau tidak memberitahukan itu. Grace tau kan, di Indo tidak sama seperti Spanyol, Grandma takut nantinya kamu-." kalimat Tisya langsung terpotong dengan jawaban Grace.

"-Grandma, Grace yakin bisa menyelesaikan masalah Grace sendiri. Toh ini juga bisa dijadikan pelajaran buat Grace, kan?" kata Grace meyakinkan.

Tisya tersenyum, ternyata Grace lebih dewasa dari apa yang ia pikirkan.
"Iya, Grandma percaya sama kamu."

"Thanks Grandma," kata Grace sambil memeluk Tisya dengan erat.

Akhirnya, dunia yang Grace inginkan akan terwujud. Grace tak peduli apapun resiko yang ia tanggung nantinya. Grace tidak tau apa yang nantinya akan terjadi. Termasuk, risiko pertemuan dan berurusan dengan seorang Most Wanted di sekolah Grandma-nya.

***

"Kakak!" teriak Grace saat ia sudah sampai di depan rumah ber-cat abu-abu. Di depannya terdapat taman yang cukup luas, juga lahan parkir yang sudah pasti diisi oleh beberapa mobil bergengsi, tak lupa motor sport milik Argan.

Pintu terbuka, menampakkan seorang cowok dengan postur tinggi, memiliki warna mata yang indah, terlihat dewasa, dan ganteng.

"Kak Argan! Grace kangen banget tau sama kakak," kata Grace sambil memeluk cowok bernama Argan yang tak lain adalah kakak-nya itu. Argan membalas pelukan Grace dan tersenyum bahagia. Kabar Grace yang akan tinggal disini tidak bohong, Grandma benar.

"Tapi kakak gak kangen sama kamu," jawab Argan sedikit menahan tawa. Mendengar itu Grace langsung diam, melepaskan pelukan Argan dan menatap Argan dengan wajah datar, lalu kemudian berubah menjadi wajah sedih yang hampir menangis.
"Bercanda, hahaha."

Grace sebal dengan kelakuan Argan yang sedang mengerjai nya. Ia memilih masuk ke dalam, dan meninggalkan koper yang berisi barang-barang nya di luar.

"Grace, kakak bercanda. Jangan ngambek dong!" teriak Argan sambil membawa koper Grace masuk.

"Pokoknya Grace gak mau tau. Grace mau tidur di kamar kakak," Grace berkata ketika sudah sampai di depan pintu kamar dengan nuansa abu-abu.

"Lho, gak bisa gitu dong. Nanti gue tidur dimana?" tanya Argan

"Dimana aja lah, yang pasti aku mau tidur di tempat kak Argan titik," kesal Grace langsung berlari masuk ke kamar Argan dan tidur di kasur nya.

"Lo itu harusnya tidur di kamar sebelah, gue udah siapin beserta keperluan lo," tutur Argan kepada Grace yang sibuk mencari posisi nyaman, tanpa membuka sepatu yang ia kenakan.

Argan yang melihat sepatu Grace belum dicopot, langsung kaget. "Grace! Sepatu lo belum dibuka, kasur gue kotor."

"I don't care," jawab Grace acuh, dan malah tersenyum melihat ekspresi kesal Argan, itu artinya Grace berhasil membalas perbuatan Argan.

"Sana ke kamar lo, jangan berantakin kamar gue!" kata Argan.

Tanpa melihat ke arah Argan, Grace duduk di pinggir kasur dan mengeluarkan Hp nya. "Gak mau, kakak aja yang tidur di sana!"

"Yakin? Nanti boneka beruangnya dipeluk sama gue dong?" tanya Argan dengan nada meremehkan.

Grace membulatkan matanya, ia sangat suka dengan boneka beruang, apalagi yang berukuran besar.

"Beneran ada?" tanya Grace senang.

"Liat aja sendiri," jawab Argan sambil mengikuti arah Grace berjalan ketika sudah mendengar kalimat itu.

Tak butuh waktu lama, Grace langsung melihat kamar yang sudah disediakan untuknya. Dengan nuansa berwarna pink, mata Grace langsung tertuju pada boneka beruang yang sangat besar di atas kasur. Grace langsung berteriak kegirangan.

"Aaaa, thanks kak Argan. Kak Argan kakak terbaik yang pernah Grace punya," kata Grace sambil memeluk boneka beruangnya.

"Iya lah, kan gue kakak lo satu-satunya, mana ada kakak yang lain," jawab Argan sebal, namun ia bahagia melihat Grace bahagia. Ternyata setelah beberapa tahun berpisah, Grace masih tidak berubah.

***

GracElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang