Part 12

50 14 13
                                    

Happy Reading!

Bel istirahat sudah berbuyi sedari tadi. Namun, yang dilakukan Grace hanyalah duduk di tempatnya sambil memperhatikan hpnya. Ia membaca satu persatu laporan perusahaan yang sedikit anjlok, sebelum ditinggal olehnya, perusahaan itu masih stabil.

Jika kalian lupa, Grace adalah cucu dari pemilik sekolah tempat ia bersekolah, RazileeHighschool atau yang lebih dikenal dengan sebutan RHS. Keluarga Razilee memang tidak diragukan lagi atas kekayaannya. Namun, jangan dipungkiri juga kebaikannya. Grace diberi tanggung jawab beberapa perusahaan sekaligus oleh ayahnya, dengan bantuan Tisya-nenek Grace, perusahaan yang dipegang Grace berjalan lancar.

"Huft!" Grace membuang nafas kasar, bagaimana ini bisa terjadi? Ia memilih menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya.

"Grace?" panggil Monic , salah satu siswi di kelas Grace.

Merasa dirinya terpanggil, Grace melihat ke sumber suara. "Eh, ada apa Mon?" tanya Grace.

"Ana nyariin diluar." Katanya. Grace mengangguk dan bangkit dari duduknya. "Makasih, Mon."

Grace berjalan ke luar kelas dan mendapati Ana yang sedang berbincang dengan Sam.

"Hai, Na. Manggil aku?" tanya Grace.

"Iya, ke kantin yuk. Gue bosen nih, lapar juga," kata Ana sambil memegang perutnya yang sedari tadi sudah demo ingin diisi.

"Boleh, yuk!"

"Sam, lo ikut?" tanya Ana. Sam mengangguk.

Mereka berjalan menuju kantin. Sam terus memperhatikan Grace sedari tadi, pasalnya tadi pagi tidak ada percakapan sama sekali antara Sam dengan Grace.

Grace yang merasa dirinya diperhatikan langsung melihat ke arah Sam. "Kenapa?"

"Enggak," jawab Sam santai, matanya langsung fokus ke depan lagi, memasukan tangan kanannya ke dalam saku celananya.
"Lo kenapa?" Kalimat yang hanya bisa Sam ucapkan dalam hati.

Sesampainya di kantin mereka duduk di salah satu meja, yang bertepatan dengan itu, KASEP baru saja tiba di kantin. Seperti biasa, riuh suara siswi yang meneriaki nama-nama dari KASEP. Tentu, yang paling mendominasi adalah Elang.

Grace melihat itu, Elang yang sedang memperhatikannya, ia pun balik memperhatikan Elang.

"Punten." Pandu berkata sambil sedikit berteriak, karena jalan mereka terhalang dengan cewek-cewek yang berebut ingin memberikan sesuatu pada Elang, mereka tau Elang baru saja keluar dari Rumah Sakit.
*Ps: "Punten" artinya "Permisi"

"Mana ngerti mereka Ndu, harusnya kayak gini," kata Steven sambil menarik Pandu. "Permisi cewek cantik."

Mendengar Steven mengatakan itu, semua cewek yang berkumpul langsung menjerit. Rasanya aneh sekali dan mungkin sebagian dari kalian berpikir itu lebay. Ya, terlalu lebay.

"Pakboy emang lu, Stev." Kata Andre sambil menarik baju seragam Steven agar mundur.

Elang hanya diam, tidak merespon apa-apa. Hanya memperhatikan seorang cewek yang sedang duduk manis di sana, bersama Ana, dan adiknya.

"Lang, susah banget nyingkirin mereka. Pengen ngasih makanan sama lo, semuanya." Keluh Steven karna sudh kehabisan kesabaran.

Elang mengangguk dan berjalan mendekat ke arah kerumunan, "Minggir!" Suara dingin Elang membuat semua siswi terdiam, sontak mereka langsung menyingkir dan memberikan jalan. Elang tanpa ragu langsung berjalan meninggalkan mereka.

"Gila, bisa langsung minggir gitu ya?" kata Kevin sambil geleng-geleng kepala.

"Elang gitu, tinggal ngomong minggir aja bubar semua. Sedangkan gue, teriak-teriak juga kayaknya susah deh." Steven tak mau kalah bicara.

GracElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang