7

52.9K 3.6K 97
                                    

Jangan lupa vote, komen dan follow Tandai typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote, komen dan follow
Tandai typo

●□●

Di dapur sia sedang memasak untuk makan siang, belanjaan kali ini lebih banyak dan lama karna sia membawa dua bayi. Bayi besar yang suka mengeluh dan satu bayi yang super aktif dan penuh ingin tahu, ingin mencoba segala jenis hal baru yang dia temukan sampai membuat sia pusing, seperti anak-anak lin jika di tidak di belikan akan mengamuk di tengah-tengah pasar

Ingatan sia kembali pada beberapa jam kebelakang yang membuat sia kewalahan dan gemas pada anaknya itu

"Mama dede mau itu!!

Mama beli itu!!

Mama coba itu!!"

Sia tidak terlalu membatasi keinginan putri gembulnya selagi masih batas wajar

"Ia nanti yah sayang mama bayar belanjaan mama dulu" sia meraih kantung plastik yang berisi cumi asin kesukaan si gembul, baru saja sia akan meraih tangan nana untuk menuju lapak jajanan pasar yang dari tadi putrinya intai, plastik Belanjaan yang sia bawa  di raih oleh bayu tanpa kata .

Sia yang terkejut langsung berjalan agar tidak ketahuan oleh Bayu dan membiarkan belanjaannya di bawa

"Oke dede mau beli apa?" Tanya sia yang sudah berjongkok di depan pedagang jajanan pasar
  
" itu mah yang cokat-cokat"





"Ohh itu gegeplak dede mau?" Nana menganguk semangat "apa lagi sayang?"

"Pengen semuana mama!!!" Seru nana

"Jangan doang sayang beli secukupnya aja, nanti basi kalo banyak-banyak gak kemakan" nasehat sia

"Memmm itu ma!! Warna-walni kaya lenbow" Tunjuk nana 

"Itu namanya gurandil sayang" 

"Bisa dimakan pake gula sama kelapa parut neng, ini murah 10 ribu 3" promosi ibu penjual jajanan

"Mama dede mau!!" Semangat

"Ia sayang" sia mengusap kepala nana, karna ia tau kalu jajanan pasar bukan hanya makanan kesukaan nana saja, memang buah tidak akan jatuh dari pohonnya karna manusia kaku yang kenyataanya adalah suami sia ini sangat teramat menyukai jajanan pasar. Akhirnya sia membeli semua jenis jajanan yang ada


"Mama.. mama..." sia terkaget karna panggilan anaknya.

"Kenapa sayang?" Mengelus rambut nana dan sedikit menjauhkannya danri kompor karna ia sedang menggoreng ikan asin dan sayur asem jangan lupakan tempe dan tahu yang sudah tersaji di meja dan tidak ketinggalan sambel ulek terasi yang nikmat.

"Dede mau maina di depan aja sendriri!!"

"Loh..loh.. Emang kenapa sayang?"

"Papana ends asik, diem aja, dedena da ajak mongmong," tunjuk nana pada sang papa yang  di ruang keluarga memangku laptop  dan berkas di temani tv yang menyala menayangkan kartun malsupilami.

Sia menarik napas dalam, klo saja ia sedang tidak perang dingin dengan bayu  pasti dia sudah mengomel panjang lebar, namun ia terlalu malas untuk berinteraksi dengan suaminya.

Bukankah dia  di butuhkan hanya di atas ranjang saja   oleh suaminya itu, sia akan merasa sangat di  cintai jika ada di atas ranjang namun akan asing jika tidak sedang memadu kasih di luar itu

Boro-boro di cintai di sayangi saja sia tidak yakin, sia merasa pernikahan ini dia hanya di jadikan seorang pengasuh dan pemuas untuk anak suaminya.

Walaupun sia sangat mencintai anak suaminya itu, tapi apa salahnya sia ingin memiliki darah dagingnya sendiri,

Sia seperti pohon yang di tebas rantingnya sbelum berbuah tidak berdaun

kosong tidak memiliki hasil, dibiarkan hidup tanpa daun dan buah

buah dari pohon ini ibarat anak dan daun adalah cinta sia untuk suami dan anaknya namun belum juga berbuah sudah telanjur di tebas oleh sang pemilik pohon.

Tbc.

Komen next di sini!

Komen next di sini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mama Papa & Nana (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang